Mohon tunggu...
Tahar Bangka
Tahar Bangka Mohon Tunggu... -

Sedang Memperjuangkan Masa Depan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janji Sang Caleg

12 Februari 2014   19:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:53 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Janji Sang Caleg

Diatas kursi bambu yang reot, pak  bujang menjulurkan kedua kakinya. Sebentar-sebentar tangannya mengurut-ngurut kakinya yang kurus kering itu. Tak lama kemudian dia beranjak dari bangku kemudian ke bilik belakang yang hanya dibatasi rajutan daun rumbia. sembari membuat kopi  lalu diambilnya beberapa potong ubi rebus dari sebuah panci dan diletakkannya diatas piring seng yang sudah mulai berkarat. Kemudian melangkah lagi kedepan dan duduk di kursi bambu itu kembali.

Dinikmatinya berlahan sepotong demi sepotong ubi rebus, ditegukinya pula kopi di gelas untuk memperlancar jalannya kunyahan ubi itu ditenggorokan. Belum sempat gelas nya diletakan, masih ada sisa sedikit kopi diteguknya kembali hingga habis. kemudian gelas diletakan di bawah bangku, setelah itu diambilnya puntung rokok marathon yang yang ada dibungkusnya. Dinyalakan dan dihisapnya kuat-kuat, asapnya dihembuskan perlahan-lahan. Nikmat sekali nampaknya.

Tiba-tiba pintu pak bujang diketuk sesorang dan disusul perawakan lekaki tinggi berjanggut dengan perut yang gendut.

“ooo … pak endro silahkan masuk pak” sambut pak bujang sembari membersihkan kursi bambu yang sudah reot itu. Pak bujang pun mempersilahkan pak endro duduk dibangku reot tersebut.

“bagaimana pak bujang, sihat ken ?”  Tanya pak endro serius. Matanya sesekali memandang rumah kecil itu.

“Alhamdulillah sehat pak endro, ada apa gerangan pak endro datang ke gubuk ku yang reot nih?” Tanya pak bujang

“jadi macem ni pak bujang maksud kedatangan ku ne, berhubung ku dapat mandat dari salah satu calon legislatif kabupaten kite nih. Kuharap bapak malem nanti bisa datang kerumah ku untuk mendengar visi-misi dan program die untuk nyalon DPRD. Dateng aja dulu ingsyallah adelah untuk kite nanti.” Ucap pak endro berapi-api mengajak pak bujang

“lah jadi team sukses kaya nya pak endro sekarang ya ?

“tidak juga pak bujang, kebetulan visi dan misi serta program caleg satu ini memang bagus. Semoga bisa membawa desa kite ke depan nya lebih baik lagi.” Harapan pak endro terhadap caleg pilihannya

“ahh, luar biasa pak endro sekarang. Dak kalah dengan caleg-caleg itu bicaranya. Ingsyallah ku usahakan datang pak” jawab pak bujang

“baiklah kalau begitu, ku tunggu kedatangan pak bujang untuk datang kerumah ku malam ini.  Selagi kita masih bisa memberikan ruang kepada orang yang mau memperjuangkan kemajuan desa kita, harus kita dukung pak.” Ucap pak endro masih sempat membanggakan calegnya sembari berpamitan

Matahari berangsur tenggelam meninggalkan siang dan suara serangga pun saling bersahutan menyambut malam. Pak bujang sudah hapal betul apa yang akan diucapkan caleg-caleg ketika berkampanye, namun malam ini dia akan tetap datang ke rumah pak endro.

Masih ingat dibenaknya Tahun 2009 lalu ketika para calon wakil rakyat beramai-ramai memasang spanduk dan membagikan kalender dan alat peraga kampanye lainnya di masyarakat desa anyer . berbagai macam cara dilakukan oleh banyak caleg untuk menarik simpati masyarakat namun sampai hari ini tidak ada satupun kerja nyata yang dirasakan oleh pak bujang dan khususnya masyarakat desa anyer.

Sudah banyak rupanya masyarakat desa anyer yang berkumpul  di rumah pak endro, mereka sangat berantusias untuk mendengarkan kampanye caleg jagoan pak endro malam ini.

Acara pun dibuka oleh pak endro selaku tuan rumah dengan gaya nya yang khas dia pun menyampaikan pidatonya dengan besemangat. Menurutnya caleg ini tidak akan khianat terhadap rakyat dan mampu meningkatkan kesejahtraan rakyat. Dan masyarakat desa anyer pun masih setia mendengarkan pidato pak endro sampai tiba waktunya caleg jagoan pak endro diberikan kesempatan untuk menyampaikan visi-misi dan programnya dihadapan masyarakat desa anyer.

“Assalamualaikum bapak dan ibu serta para pemuda desa anyer yang saya banggakan” buka sang caleg

“Wa’alaikum salam warrahmatullahiwabarokatu” Jawab masyarakat serentak

“terimakasih saya haturkan kepada bapak-ibu dan pemuda-pemudi desa anyer yang telah bersedia hadir malam ini di kediaman pak endro. Saya percaya kedatangan anda semua malam ini adalah mengharapkan perubahan pada desa anyer dan saya sebagai calon wakil rakyat  kalian saya akan memberikan yang terbaik jika nanti terpilih”.

Pemilu 2014 ada di depan mata tanggal 9 april sebentar lagi, saya harap semua warga desa anyer memberikan kepercayaan kepada saya. Saya akan amanah menjaga kepercayaan anda semua, jangan pernah berhenti untuk sebuah perubahan dan saya akan merubah keadaan kabupaten kita khususnya desa anyer yang sangat saya cintai ini. Jika suatu hari saya khianat terhadap anda semua maka saya siap mundur dari anggota DPRD”. Ucap Sang caleg

Dengan menggebu-gebu dan penuh semangat calon anggota legislative tersebut berorasi di depan masyarakat desa anyer, masyarakat desa anyer yang mendengarkan pun ada yang berbisik dan mengobrol. Tidak semua yang datang mendengarkan apa yang disampaikan oleh sang caleg, karena sebagian masyarakat sudah ada yang bosan dan banyak yang memandang sebelah mata visi misi dan program yang disampaikan oleh sang caleg.

“aok ape dak, bener ape dak yang diucap caleg to. Kelak men lah kepilih dak aben nek negor kite dijalan, jangankan untuk ngebangun kampung kite untuk menyampaikan aspirasi kite kelak  di tingkat legislative pun lom tentu di denger e”. bisik salah satu warga

“dak hiran agik dak men keben-keben caleg to, ngucap janji bai banyak e. asak jadi dak usah ngarep  men nye nek nulung masyarakat’’. Sambung warga yang lain

Sang caleg baru berhenti setelah satu jam setengah lebih berdiri dan berorasi di depan masyarakat desa anyer, dan pak endro pun sudah dengan sigapnya membagikan alat peraga kampanye sang caleg mulai dari kalender, kaos dan amplop berwarna putih ntah apa isinya namun tadi diakhir sang caleg menyampaikan “jangan dilihat apa yang saya berikan sekarang, namun lihat lah apa yang akan saya lakukan jika saya terpilih nanti”.

Acara akhirnya pun bubar, seluruh masyarakat yang datang pun sedikit demi sedikit pulang meninggalkan rumah pak endro. beberapa masyarakat masih ada yang bertahan untuk sekedar ngobrol dan saling bertukar pikiran dengan sang caleg termasuk pak bujang yang masih setia mendengarkan percakapan mereka.

Malam pun semakin larut bahkan mendekati pagi, sang caleg pun berpamitan untuk kembali pulang dengan meninggalkan harapan dan janji-janji kepada masyarakat desa anyer.

Sementara pak bujang masih tertunduk merenung dengan semua yang disampaikan oleh sang caleg, matanya menerawang jauh ke rumah pak endro. Ya, rumah inilah yang akan menjadi saksi tentang janji sang caleg kepada masyarakat desa anyer yang masih banyak mengeluarkan airmata akan ratapan kemiskinan. (Tahar)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun