Mohon tunggu...
Tahar Bangka
Tahar Bangka Mohon Tunggu... -

Sedang Memperjuangkan Masa Depan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemuda Cerdas "Bebas Narkoba"

9 Agustus 2014   03:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:01 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMUDA CERDAS "BEBAS NARKOBA"

Tulisan ini terinspirasi dari status rekan/senior saya di Bangka selatan, Bang dede biasa saya memanggilnya, beliau selain aktivis pembangunan  konsen juga membenahi pemuda untuk lebih maju dan mau bersama membangun Bangka Selatan. Berawal dari status BBM yang ditulis oleh beliau "Pemuda Cerdas, BEBAS NARKOBA" kemudian saya teringat teman-teman saya di kampung halaman yang kebanyakan sudah mengkonsumsi Narkoba walaupun itu masih skala kecil. Bermula dari minum-minuman keras lalu mengkonsumsi obat batuk "dextro" dengan dosis berlebih sampai menggunakan sabu-sabu.

Bangka Selatan adalah salah satu kabupaten dari 7 Kabupaten/Kota yang ada di Bangka Belitung, Bangka Selatan mempunyai 8 Kecamatan dengan 54 desa. Dari ke 54 desa  diantara nya adalah desa Transmigrasi. Nah dari desa transmigrasi inilah banyak pemuda-pemuda desa yang seharusnya dapat membanggakan justru banyak yang terjerumus ke Narkoba. Selain lokasi nya yang berjauhan dengan kota dan kurang mendapat pengawasan pemerintah, banyak para bandar yang kemudian memanfaatkan kondisi tersebut, karena selain mudah menjualnya memudahkan juga dalam bertransaksi dengan pembeli. Bukan penulis bermaksud menjelekkan Kabupaten atau tanah kelahiran sendiri, namun penulis merasa jika hal ini terus menerus dibiarkan maka akan semakin banyak pemuda-pemuda desa yang seharusnya dapat membangun bangsa ini menjadi lebih baik lagi justru harus terjerumus dan merugi karena menggunakan barang haram tersebut. Bukan tidak mungkin hal ini juga terjadi di Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia.

Zaman begitu cepat berubah kalau dulu sering kita dengar Artis masuk desa, ABRI masuk desa, Listrik masuk desa dan perumpamaan-perumpamaan lain yang terasa sangat beda bila dirasakan oleh masyarakat desa, tapi kini berbeda yakni Narkoba yang masuk desa. Narkoba di desa dan dikota mungkin berbeda karena faktor perekonomian masyarakatnya yang berbeda. Dikota kita kenal banyak pengguna yang menggunakan obat-obatan terlarang dengan harga yang relative mahal seperti shabu-shabu, kokain, mariyuana, ganja dan minuman-minuman beralkohol yang berlabel mahal dan sangat mudah didapatkan di tempat-tempat hiburan malam. Keadaan berbanding terbalik dengan didesa banyak pengguna obat-obatan terlarang karena keterbatasan biaya dan sulitnya mendapatkan jenis narkoba yang mahal banyak dari mereka yang menggunakan dextro (obat batuk) yang dikonsumsi melebihi dosis. Dextro jika dikonsumsi melebihi dosis yang dianjurkan oleh dokter maka gejala yang terjadi akan seperti narkotika yang dapat menyebabkan halusinasi yang berlebihan dan merusak syaraf otak. Selain dextron yang digunakan banyak dari mereka juga menghisap lem aibon dan mengoplos  miinuman keras dengan zat-zat yang berbahaya seperti obat nyamuk dan lain sebagainya.

Penggunanya sekarang didesa bukan hanya remaja saja tetapi sudah merambah ke anak-anak SMP atau bahkan anak-anak SD. Banyak anak-anak tersebut diajak oleh temannya untuk mencoba dimulai dari merokok sampai minum-minuman yang beralkohol. Setelah minum-minuman alkohol mereka mulai dirayu untuk menggunakan obat-obat terlarang yang harganya relatif murah seperti dextron yang satu paket berisi 20 butir dihargai hanya Rp. 5000,- saja. Banyaknya anak-anak yang mulai belajar merokok dan minum-minuman beralkohol seperti ciu, anggur dan bear merupakan awal pintu gerbang untuk Narkoba masuk kekehidupan mereka, jika hal ini dibiarkan oleh pemerintah tanpa pengawasan dan peraturan, baik peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah untuk membatasi penjualan dan peredaran narkoba maka akan semakin banyak  anak-anak bangsa yang akan hancur masa depannya.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Anang Iskandar menjelaskan, Indonesia sekarang sedang prihatin karena menghadapi permasalahan empat juta korban penyalahgunaan narkoba yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini bagaikan penyakit menular yang mematikan secara perlahan-lahan dan dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun perempuan, masyarakat, pejabat, pelajar dan mahasiswa.

Pencegahan, pemberantasan dan peredaran gelap narkoba adalah merupakan tanggungjawab semua lapisan masyarakat. Agar cita-cita Indonesia bebas narkoba tahun 2015 benar-benar dapat dirasakan di bumi kita tercinta, oleh sebab itu peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk dapat memerangi peredaran Narkoba di Indonesia. Disisi lain penegakan hukum di negeri ini harus berjalan secara adil sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku agar ada efek jera untuk tidak menggunakan Narkoba atau mengedarkan narkoba kembali. Kita sebagai generasi bangsa sudah selayaknya untuk berfikir secara sistematis dan memiliki fisi kedepan yang lebih baik dan menciptakan kegiatan-kegiatan positif bagi bangsa dan Negara tercinta Indonesia.

Terakhir penulis berharap dan semoga menjadi harapan kita semua untuk semua pemerintah daerah yang ada di Indonesia khususnya Pemerintah Kab/Kota yang ada di Bangka Belitung dapat memberikan perhatian dan pengetahuan tentang narkoba kepada para remaja dan pemuda desa karena sebagian dari mereka tidak mengerti tentang bahaya narkoba. Pemerintah lebih intensif lagi memberikan penyuluhan dan sosialisasi terhadap masyarakat desa yang cenderung dilupakan karena sosialisasi lebih banyak dilakukan untuk masyarakat perkotaan. Menuntut pemerintah daerah untuk membuat Peraturan Daerah (PERDA) tentang pelarangan peredaran Narkoba ataupun Alkohol dan juga melarang warung ataupun minimarket yang secara terbuka menjajakan minuman beralkohol dan mendukung seluruh kegiatan positif yang dilakukan oleh pemuda dan remaja desa dan sisipkan pengetahuan narkoba disetiap kegiatan mereka.(*Tahar)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun