Terpisah dari aspek geografis Timor Barat, saatnya admin Tafenpah akan kembali mengajak pembaca Budiman untuk mengenal lebih dekat aspek RELIGI warga di Timor Barat Indonesia.
Sejenak kita akan kembali bernostalgia dengan zaman penjajahan Belanda dan Porugal. Di mana, sejak pendudukan bangsa koloni (Portugal dan Belanda) di Indonesia, khususnya di pulau Timor, sejatinya saat itulah aspek religi warga Timor Barat mulai mengenal, bersentuhan, menghayati dan menjalaninya kepercayaan Kristen Katolik dan Protestan.
Kristen Protestan merupakan warisan keagamaan dari Belanda. Sementara, Katolik merupakan warisan kepercayaan dari Portugal yang kala itu menguasai wilayah Timor Timur atau yang sekarang kita kenal dengan negara Demokratik Timor Leste.
Jadi, agama mayoritas warga di Timor Barat adalah Kristen (Katolik dan Protestan). Meskipun begitu, arus 'ruralisasi' (perpindahan warga dari kota ke desa). Ruralisasi kebalikan dari urbanisasi (perpindahan warga dari desa ke kota).
Sederhananya, arus transmigrasi atau perpindahan warga dari wilayah yang padat ke daerah yang minim penduduknya, juga membawa kepercayaan lain, yakni: Hindu, Budha, Konghucu dan Islam.
Para penganut Islam masuk ke pulau Timor, khususnya Timor Barat melalui jalur perdagangan. Mayoritas penganut Muslim di Timor Barat berasal dari Makassar (Bugis), Sumatera, Padang, Jawa dan daerah lainnya.
Selain itu juga, belakangan ini, adanya pergeseran kepercayaan. Terutama adanya warga lokal yang memilih untuk masuk Islam, karena adanya pernikahan lintas budaya dan juga lintas keagamaan, baik warga Timor Barat yang berada di tanah perantauan hingga tanah Timor sendiri.
Dikotomi tersebut merepresentasikan bahwasannya persoalan kepercayaan di Timor Barat, merupakan ruang privat. Artinya, meskipun warga di Timor Barat mayoritas menganut kepercayaan Kristen Katolik dan Protestan.
Akan tetapi, perihal fanatisme, warga Timor Barat berusaha untuk menghindarinya. Karena urusan kepercayaan itu tergantung kepada pribadi yang menjalaninya.
Justru warga di Timor Barat memilih untuk hidup di bawah nilai-nilai Pancasila. Karena dalam Pancasila, warga Timor terus mengimplementasikan sekaligus mengaktualisasikan makna dari setiap butir-butir Pancasila.
Hasilnya tingkat toleransi di Timor Barat menjadi contoh bagi daerah mayoritasnya Di bumi Nusantara.