Mohon tunggu...
Tafenpah
Tafenpah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Gerakan literasi dari perbatasan negeri

Apa pun boleh kamu ambil dari diriku. Tapi, kamu tak dapat mengambil pikiranku. Apalagi memenjarakannya - Tafenpah.com ~~www.tafenpah.com ~~Instagram @Tafenpah.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bercerita di Balik Kegelisahan

12 Mei 2022   10:38 Diperbarui: 12 Mei 2022   10:44 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari Madjongkecom

Gelisah karena karier adalah hal mutlak bagi manusia

Selama puluhan tahun, kita selalu merasa gelisah

Ya, gelisah akan banyak hal yang belum tentu ada jawabannya

Ada yang gelisah karena kehilangan orang-orang tercintanya

Ada yang gelisah karena harta bendanya dalam sekejap lenyap

Ada yang gelisah karena diputusin tambatan hatinya

Ada yang gelisah karena kerjanya tidak setimpal dengan tetesan keringatnya

Rentetan kegelisahn itu pun bermuara pada waktu

Waktu akan terus berjalan

Tanpa kita sadari, kita sudah masuk dalam perangkap kebimbangan

Bimbang karena sulit mencari jalan keluar

Bimbang karena terjebak

Bimbang karena pencarian akan jati diri kita belum usai

Semuanya itu akan terus mengalir dalam keseharian kita

Dalam siklus tersebut, kita pun mulai menyediakan ruang curhat

Curhat tentang patah hati

Curhat tentang ketidakadilan sosial, politik, ekonomi, dan sebagainya

Memang perjalanan ini sulit diprediski dengan pasti

Karena segalanya tampak mengalir

Andaikata kita memiliki kekuatan supnatural

Kita pun pasti memprediksikan masa depan yang lebih cerah

Sayangnya, semuanya tampak lusuh, lemas, loyo karena realitas tidak sesuai dengan diksi-diksi ilusi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun