Prestasi itu sekaligus mengobati rasa sakit hati publik tanah air sejak final AFF Suzuki Cup 2010. Di mana Harimau Malaya, Malaysia mampu menumbangkan Garuda dan keluar sebagai juara.
Luka 11 tahun lalu itu akhirnya bisa diobatin oleh penampilan brilian dari pasukan Garuda Muda. Kesuksesan itu tidak terlepas dari teknik atau model sepak bola yang diterapkan oleh pelatih visioner STY.
STY dan Masa Depan Sepak Bola Indonesia
Salah satu cara untuk terus mengembangkan sepak bola Indonesia ke depan adalah tetap mempertahankan STY. Karena apa yang sudah dibangun oleh STY harus terus berjalan (on going) untuk menuju prestasi di tahun-tahun yang akan datang.
PSSI sebagai sentral sepak bola Indonesia harus memberikan kepercayaan yang penuh kepada STY untuk terus membenahi kelemahan-kelemahan sepak bola Indonesia selama ini, salah satunya adalah minimnya striker timnas.
"Di tim kami posisi yang paling lemah adalah striker. Di Liga Indonesia juga orang asing yang banyak dipakai sebagai striker. Jadi memang susah sekali untuk berkembang," ujar Shin Tae Yong dalam sesi konferensi pers, seperti yang dilihat oleh Tafenpah melalui laman @timnasindonesiainfo, Minggu (2/1/2022).
Tentu saja penyebab dari masalah tersebut adalah liga domestik yang selalu mengandalkan striker-striker dari luar negeri. Akibatnya, jam terbang pemain potensial lokal tidak berkembang. Pengaruh yang terasa adalah pada turnamen AFF Suzuki Cup 2020 yang lalu.
Meskipun pemain lokal tidak mendapatkan tempat yang utama di liga domestik, tapi kehadiran STY menjadi signal positif bagi perkembangan strikel lokal.
STY datang bukan hanya sekadar melatih karena tuntutan pekerjaan. Tetapi ia sudah mencintai sepak bola Asia Tenggara, khususnya sepak bola Indonesia.
Jadi, bagaimana pun STY harus dipertahankan oleh PSSI. Karena sepak bola Indonesia sudah menuju jalur yang tepat untuk disegani di Asia Tenggara dan dunia di bawah kendali STY.
Salam olahraga dari www.tafenpah.com