Memasak sayur tanpa minyak goreng adalah hal biasa bagi masyarakat suku Dawan. Dawan adalah salah satu etnis terbesar di pulau Timor. Mulai dari Timor Barat hingga kota Kupang, NTT.
Salah satu keunikan yang saya temui kala masih tinggal di kampung adalah masak sayur tanpa minyak goreng atau dalam bahasa Dawan (Uab Meto) disebut "NA'LOT UTAN."
Na'lot Utan terdiri dari dua suku kata yakni; na;lot yang berarti; masak, dan utan yang berarti; sayur. Secara umum, 'na'lot utan' berarti memasak sayur hanya dengan air, alis tanpa minyak goreng.
Hmm, kira-kira rasanya seperti apa ya sobat? Saya tegaskan bahwa na'lot utan lebih enak, ketimbang masak sayur dengan minyak goreng.
Mengapa suku Dawan memilih masak sayur tanpa minyak goreng? Karena alasan kesehatan.
Dilansir dari health.kompas.com; efek samping dari kebiasaaan makan makanan yang digoreng bisa menyebabkan diabetes tipe 2, penyakit jantung, darah tinggi, kolesterol, dan obesitas.
Na'lot Utan Model Kesehatan Masyarakat Suku Dawan
Salah satu rahasia umur panjang orangtua di kampung pedalaman adalah makanan alami. Sementara, salah satu tolok ukur usia pendek masyarakat perkotaan tak lain adalah makanan bergoreng.
Kebiasaaan orang kota adalah apa-apa selalu digoreng. Paradoks dengan kehidupan di pedesaan yang masih memegang teguh prinsip hidup 'nikmatilah apa yang ada." Makan tanpa digoreng atau na'lot utan pun tidak mengurangi karunia dari Sang Pencipta.
Yang terpenting adalah dibalik makanan tersebut adalah harapan hidup yang lebih panjang.
Lalu, bagaimana prosedur memasak sayur tanpa minyak goreng (Na;lot Utan)?
Caranya sangat sederhana yakni; tumis sayur, mempersiapkan bawang putih dan merah serta bumbu dapur lainnya. Setelah itu, masukkan sayur ke dalam wajan yang sudah diisi dengan air putih secukupnya.
Sekitar 15 menit kemudian, masukkan pemanis dan garam. Akhirnya, sayur pun bisa dinikmatin sepuasnya.
Begitulah gambaran sederhana dari masak sayur tanpa minyak goreng (na'lot utan).
Pergeseran Pola Pikir Suku Dawan Terkait Na'lot Utan
Dewasa ini, apa pun bisa berubah, termasuk cara memasak tradisional suku Dawan (Na;lot Utan). Penyebab dari pergeseran ini adalah adanya kontaminasi lintas budaya dalam tayangan iklan televisi.
Semakin lama suku Dawan pedalaman melihat tayangan emak-emak yang memasak dengan model menggoreng, birahi orang kampung pun ikut bergelora. Akibatnya, perlahan-lahan tapi pasti, cara memasak tradisional suku Dawan akan hilang dari peradaban.
Solusi
Untuk tetap menjaga model memasak tradisional, tentunya harus ada gebrekan baru dari suku Dawan dalam melestarikan kearifan lokalnya. Karena ini terkait dengan mutiara-mutiara tersembunyi dari bumi nusantara.
Tanpa terkecuali, siapa pun bisa melestarikan cara memasak tradisional tersebut di tengah keluarganya. Terutama suku Dawan di tanah perantauan.
Tujuannya, apa yang ditinggalkan oleh nenek moyang kita tetap terjaga dalam pusaran lintas generasi.
Sekian dan salam literasi dari ujung negeri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H