Mohon tunggu...
Tachta Erlangga
Tachta Erlangga Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Biokimia di Jepang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Belajar di College of Technology di Jepang dengan Beasiswa Penuh? Tertarik?

11 Agustus 2014   23:59 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:48 1627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Kompasiana (kompas.com/shutterstock)"][/caption] Di post sebelumnya, saya sudah memberi tips- tips tentang bagaimana mencari beasiswa setelah lulus SMA. Disini saya mau cerita tentang program D3 beasiswa Monbusho yang saya ikuti ketika saya pertama kali datang ke Jepang.

1. Monbukagakusho itu apa?

Program Monbukagakusho adalah beasiswa tanpa kontrak yang diberikan secara langsung oleh pemerintah Jepang ke negara- negara tertentu. Untungnya, Indonesia adalah salah satunya.

Programnya ada banyak, bervariasi dari jenis dan levelnya. Tersedia tingkat edukasi dari D2 sampai S3 dan beberapa program tanpa gelar seperti teacher training dan research student. Setahu saya semua program tersebut berjenis full-scholarship, yang artinya ga cuma biaya kuliah, biaya hidup pun ditanggung dengan menerima uang saku tiap bulannya.

Saya adalah salah satu penerima beasiswa program D3 tahun 2009.

2. Program D3 itu kayak apa?

Program D3 adalah program 4 tahun beasiswa monbusho, dimana penerima beasiswa harus mengikuti 1 tahun belajar bahasa jepang di Tokyo, dan 3 tahun menuntut ilmu di salah satu College of Technology yang tersebar di seluruh jepang. Program ini hanya dapat diikuti untuk siswa yang ingin menekuni jurusan teknik, seperti IT, elektro, teknik mesin, teknik kimia, beberapa juga ada yang belajar arsitek dan lingkungan/sipil.

Saya adalah salah satu lulusan Akita National College of Technology, jurusan Applied Chemistry (atau teknik Kimia).

3. Apa itu College of Technology?

College of technology, atau disini disebut “kousen” adalah salah satu bentuk keunikan dari sistem pendidikan di Jepang. Kousen sebenarnya adalah sekolah kejuruan 5 tahun bagi anak- anak lulusan SMP yang ingin cepat kerja tanpa menempuh ilmu di universitas. Lulusannya setara dengan 2 tahun program diploma kalau di Indonesia.

Di Jepang sendiri, tersebar kira- kira 60-70an kousen, dimana sekolah ini biasanya berstatus institusi negeri (walaupun ada beberapa juga yang swasta). Umumnya, 5 level pendidikan di kousen dibagi menjadi 2, level SMA (kelas 1-3), dan level kuliah tingkat 1-2 (kelas 4-5).

4. Bagaimana kurikulum dikousen?

Kurikulum di Kousen mengharuskan siswanya terampil di bidang teknik yang ditekuninya. Dibandingkan dengan SMA dan universitas, biasanya kurikulum kousen lebih banyak dipenuhi oleh jam praktikum atau eksperimen. Mungkin mirip2 SMK di Indonesia yah?

Walaupun siswa kousen sudah memilih jurusan dari kelas 1, tapi pelajaran- pelajaran umum seperti sejarah, kesenian, bahasa Jepang, masih dimasukkan sebagai pelajaran wajib sampai kelas 3. Beberapa kousen pun seperti kousen saya (Akita Kousen), masih mengharuskan siswa dari kelas 1 sampai 3 mengenakan seragam seperti siswa SMA pada umumnya.

5. Bagaimana posisi penerima beasiwa D3 monbusho sendiri?

Setelah lulus sekolah bahasa Jepang 1 tahun, peserta program D3 akan menjadi “transfer student” yang akan berstatus sebagai siswa kelas 3 di Kousennya masing-masing.

6. Lah, balik lagi ke SMA kelas 3 dong???

Secara level, ya!

Saya yang udah lulus SMA, dan sudah setengah tahun menempuh level pendidikan universitas di dalam negeri, mau ga mau musti balik lagi jadi siswa kousen yang secara kasar setara dengan siswa SMA kelas 3.

Bye-bye mimpi lulus S1 lebih cepet dari yang lain *menangissemalam.

7. Disana belajar pake bahasa??

Full pake bahasa Jepang!!! Jangan harap ada kelas berbahasa inggris disini.

Tapi tenang aja, seperti yang saya tulis sebelumnya, biasanya para peserta D3 akan dipersiapkan dulu kemampuan bahasa Jepangnya selama 1 tahun di Tokyo, sebelum nantinya “disebar” ke kousen- kousen yang ada di setiap penjuru jepang.

8. Ada banyak pelajar asing di Kousen?

Sayangnya bisa diitung pake jari :( .Waktu itu saya pun cuma satu dari dua siswa asing di kelas (satu lagi teman saya dari Laos yang juga menerima beasiswa Monbusho).

Sebagai gambaran, ada sekitar 10-15 pelajar asing di Kousen saya dulu. Dan saya satu-satunya pelajar Indonesia disana.

9. Ada tantangan tersendiri di Kousen?

Di Kousen kita ga cuma menghadapi masalah akademis yang menuntut kita menguasai pelajaran dengan bahasa Jepang, tapi juga akan ditantang oleh masalah sosial, dimana mungkin awal- awal ada saatnya kita susah mendapatkan teman di kelas yang semuanya adalah orang Jepang.

Tapi as time goes by, insha Allah mereka lama- lama akan menerima kita. Lumayan seru loh bergaul dengan orang Jepang. Kita jadi tau seluk beluk, bagus-jeleknya sifat orang2 sana. Hehe. Dan yang paling penting kemampuan bahasa kita pun akan meningkat drastis selama 3 tahun kita hidup kousen.

10. Bagaimana hidup dan lingkungan di sekitar Kousen?

Buat kamu- kamu yang ga bisa hidup di desa, mungkin bisa mencoret program ini dari list kamu. Soalnya rata- rata kousen berlokasi di daerah rural,atau mungkin lebih parahnya kamu bisa dikirim ke pulau terpencil yang saking kecilnya kamu bisa mengelilingi pulau tersebut cuma dengan 2 jam bersepeda dan didalam pulaunya sendiri cuma beberapa ratus orang yang tinggal (ini ga boong).

Berita buruknya lagi, kamu ga bisa milih Kousen kamu. Segala akan ditentukan oleh pihak pemberi beasiswa.

Karena lingkungan tersebutlah, boro2 bisa berharap ada orang Indonesia di sekolah atau di dalam kelas, bertemu orang Indonesia di sekitar wilayah Kousen, yang biasanya di “desa” itu susah bingits bingits deh pokoknya.

Dalam case saya, Alhamdulillah saya ditempatkan di Akita Kousen, yang sebenarnya ga jauh dari kota Akita, salah satu kota terbesar di daerah Tohoku. Walaupun di kousen sendiri sedikit banget jumlah pelajar asing, tapi kalau saya pergi atau main- main ke Akita University (universitas negeri yang terletak ga jauh dari Kousen saya), maka saya akan bisa menemukan banyak orang asing dan beberapa pelajar dari Indonesia.

11. Terus bisakah melanjutkan ke S1??

Jawabannya, bisa bangett!!!! Mengenai pilihan lanjut S1 atau kerja tentunya itu kembali ke kitanya, tapi dari yang saya tahu, kebanyakan teman- teman saya melanjutkan pendidikannya ke jenjang S1.

12. Berapa lama untuk menyelesaikan program S1? Bagaimana prosesnya?

Pelajar kousen akan menjadi “transfer student” di salah satu universitas jepang dan umumnya masuk sebagai siswa tahun ketiga. Jadi kira- kira butuh dua tahun lagi untuk menyelesaikan prodi S1. Biasanya, kira2 semester pertama kelas 5, akan ada ujian transfer ke universitas- universitas. Tentunya kita juga musti mempersiapkan diri kita sebaik mungkin agar bisa diterima ke universitas yang mau kita tuju.

Alhamdulillah 2 tahun lalu saya ikut ujian ini dan saat ini saya berstatus sebagai siswa semester akhir di salah satu universitas yang memang saya inginkan, yaitu University of Tsukuba. Dan Insha Allah minggu ini saya akan mengikuti test ujian masuk S2 di universitas yang sama. Doain yaa hehe :)

13. Bisa ga memperpanjang beasiswanya??

Bisa! Saya pun Alhamdulillah juga bisa memperpanjang beasiswa Monbu saya untuk 2 tahun kedepan sampai saya lulus S1.

Syarat umumnya cuma 2 : IPK kamu seenggaknya musti minimal 2.8 dari 3 (kalau dalam skala 4 sekitar 3.73), dan tentunya kamu musti diterima di salah satu universitas negeri di Jepang.

Kalau bicara gampang atau nggak untuk meraih IPK 2.8 dari 3, saya akan bilang sebenarnya setiap Kousen memiliki level kesulitan yang berbeda- beda dalam meraih nilai. Dalam kasus ini mungkin ada faktor hoki-hokian hehe. Tapi sampai saat ini, seenggaknya setengah atau lebih dari seluruh siswa D3 setiap tahunnya bisa memperpanjang beasiswanya ke S1.

14. Beasiswa ini cocok buat siapa aja?

Disini saya mau menyimpulkan secara garis besar, beasiswa ini pas buat kamu yang ingin melanjutkan kuliah ke S1 dengan gratis tanpa mikir berapa lama masa belajar yang akan kamu tempuh. Sebab untuk program ini, peserta akan membutuhkan setidaknya 6 tahun (1 tahun bahasa, 3 tahun D3, 2 tahun S1) untuk mendapatkan gelar sarjana.

Tentu saja kamu juga harus berminat untuk menjadi engineering soalnya prodi yang ditawarkan semuanya berbau teknik,

Dan tentunya, bagi yang ingin belajar budaya jepang dengan menyeburkan diri langsung ke tengah masyarakatnya, program ini mungkin patut dicoba.

Sekian post dari saya. Semoga informasi di atas bermanfaat.

[caption id="attachment_318775" align="aligncenter" width="300" caption="Foto teman- teman sekelas waktu festival sekolah. Kita buka stand dan jualan kue :)"]

14077500451855258868
14077500451855258868
[/caption] [caption id="attachment_318777" align="aligncenter" width="300" caption="Upacara Kelulusan"]
14077505642038842611
14077505642038842611
[/caption] [caption id="attachment_318778" align="aligncenter" width="300" caption="Upacara Kelulusan Kousen. Sekolah saya menghias salah satu sisi dinding hall dengan bendera merah putih bersama dengan bendera Malaysia dan Laos, untuk menghormati 3 pelajar asing yang lulus tahun itu, termasuk saya hehe. Kurang bangga apa lagi coba bendera negaranya sendiri dipajang di negara orang saat upacara kelulusannya :)"]
14077506531563404098
14077506531563404098
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun