Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Gagalkah Aku Memotivasi Anakku Menulis?

17 September 2023   23:00 Diperbarui: 17 September 2023   23:02 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Tabrani Yunis


Aku mulai menggeluti aktivitas menulis di media massa, khususnya surat kabar pada medio Juni 1989. Aku ingat kala itu belum banyak media cetak lokal atau di daerah yang terbit harian. Kalau pun ada, adalah koran mingguan. Namun, surat kabar dari Sumatera Utara seperti harian Waspada, harian Analisa dan Bukit Barisan selalu ada di Banda Aceh, begitu pula dengan surat kabar ibu kota, seperti harian Kompas, dan beberapa lainnya yang tidak penulis sebutkan.

Seiring dengan terbitnya sebuah media cetak harian, yakni harian Serambi Indonesia, pada bulan Juni 1989 kucoba mengirimkan sebuah tulisan mengenai pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah. Tulisan itu kemudian dimuat pada tanggal 14 Juni 1989 yang menjadi pelecut atau trigger bagiku untuk memulai menulis.  Ya, karena setelah itu, aku terus menulis dan tulisanku hampir setiap minggu dimuat untuk beberapa bulan. Aku menemukan banyak ide untuk ditulis.

Setelah hadirnya harian Serambi Indonesia kala itu, banyak pula bermunculan surat kabar lokal lainnya yang terbut mingguan. Misalnya ada TheAcehpost, Aceh Express dan berbagai macam koran. Aku ikut mengirimkan tulisan ke surat kabar mingguan itu.

Semangat menulisku kian besar. I was really motivated to write. Ya, sangat termotivasi, karena semakin banyak yang mengenalku lewat tulisan-tulisanku di rubrik opini. Di tahun 1990an mulai kucoba mengirimkan tulisan ke harian Waspada Medan. Alhamdulilah setiap tulisan yang kukirim ke Waspada juga ikut dimuat. Bisa jadi saat itu belum banyak penulis dari Aceh yang menulis di Waspada.  Berangkat dari  menulis di Waspada, aku melangkah ke surat kabar Analisa Medan. Di harian ini juga penulis sangat aktif mengirimkan tulisan dan berlangsung selama beberapa tahun.

Lalu, muncul keinginan menulis di koran nasional. Namun pada saat itu, belum berani megirimkan tulisan ke harian Kompas, tetapi memulainya mingguan Swadesi. Ada beberapa kali menulis di media itu, lalu terus mencari media lain, termasuk media yang diterbitkan oleh organisasi seperti jurnal Analisis sosial yang diterbitkan di Bandung, juga media yang bertema lingkungan yang diterbitkan oleh Yayasan Mitra Lingkungan yang diberi nama Pancaroba. Saat itu, Pak Eka Budianta sebagai  Pemimpin Redaksinya. Aku pun menulis tentang isu lingkungan, misalnya Menolong Sungai, juga mengenai banjir dengan judul Banjir di Luar Musim dan lain-lain.

Semakin meluasnya wilayah media tempat menulis, di tahun 2003 aku mulai menerbitkan majalah POTRET yang diterbitkan dalam rangka membangun gerakan menulis di kalangan perempuan akar rumput di Aceh. Majalah yang bertahan tanpa iklan dan kini sudah bermetamorfosis menjadi Potretonline.com.  Majalah yang diterbitkan juga dilandasi oleh kecintaanku  menulis. Karena bagiku menulis bukanlah Bobby, tetapi sebuah kebutuhan. Ya, katakanlah kebutuhan untuk memuaskan batin. Aku sangat bahagia ketika tulisanku dimuat di media mana pun.

Impianku menulis di Kompas kala itu belum terwujud. Aku mengirimkan tulisan ke Redaksi Kompas setelah diketik rapi dan mengikuti syarat yang berlaku. Sayang, lebih dari 20 kali aku mengirimkan, selalu saja ditolak dengan alasan, kurang aktual, terlalu panjang, dan alasan-alasan lainnya. Aku tidak putus asa, karena kesalahan ada di pihakku sebagai penulis. Tulisanku pertama dimuat di Kompas masuk ke ruang Didaktika. Ya halaman Didaktika itu mengena pendidikan. Aku menulis sebuah tulisan, berjudul, "Berjanjilah, Nanti Kutagih".  Tulisanku juga perna dimuat Kompas. Tulisan yang berjudul "'Kala Guru Seperti Buruh".

Selain harian Kompas, aku terus berkelana mengirimkan tulisan ke media lain di Jakarta, hingga ada di Suara Pembaruan, Republika dan terakhir di TheJakartapost. Lalu bagaimana selanjutnya? Aku tetap menulis dan mengajak orang menulis serta menyediakan media untuk menulis yakni Majalah POTRET dan Majalah Anak Cerdas. Majalah Anak Cerdas kuterbitkan pada tahun 2013 dalam rangka membangun gerakan gemar berkarya di kalangan anak-anak usia SD di Aceh. Menulis, mengajak, melatih orang menulis serta menyediakan media untuk menampung tulisan mereka, adalah kepuasan batin yang tidak dapat diukur dengan uang. Aku puas dan batinku bahagia.

Pengalaman puluhan tahun menulis, akan tidak berarti bila anak-anakku tidak ada yang mampu menulis. Aku merasa tidak konsisten dengan apa yang kulakukan, bila anakku tidak ada yang mampu dan mau melakukan aktivitas produktif menulis seperti yang aku lakukan.

Alhamdulilah, anakku Ananda Nayla yang lahir pada 11 Januari 2009, ketika masih di  Madrasah Ibtidaiyah Negeri 5 Banda Aceh, kala di kelas V ia memulai debut menulisnya.  Sejak dari kelas V MIN hingga kelas II MAdrasah Tsanawiyah Negeri ( MTsN)  Model Banda Aceh, ia sudah menulis lebih dari 60 tulisan singkat dan sederhana dalam bahasa Inggris. Berikut ini adalah satu dari 60 tulisannya yang sudah kumuat di majalah Anak Cerdas dan majalah POTRET.  www.Potretonline.com. Silakan simak dan berikan pendapat atau komentar anda.

dokpri
dokpri

I am Dreaming  to Make  A Book


By Ananda Nayla Tabrani Yunis
Clas VIII of MTsN Model Banda Aceh
 
We see books, we read them, we can enjoy reading books  and we can use the books as a therapy when we are sad because a book can entertain us. So, we can get a lot more things from a book, not only emotions, but also can make us be smart by reading. So, today I would  like to talk about my dream to make my first book.

Hopefully it is not only a dream or a planning. I have started writing since I was in class five and class six  at Elementary School. I have written around sixty or even seventy articles or writing which have been published in Anakcerdasmagazine.com and potretonline.com. Therefore when I have written 100 articles, it will be the best time for me to make my dream happens. So it is probably the best time with 100 writings for my first  book.
 
There must be some questions appear. One of them is " Why I want to make a book." Of course I have my own reasons. One of them, I want to make a book because, it looks so cool. I am jealous to see my Dad. He has published his book. Yup, my dad have a book and it look so good and I also make people want to read the book.

Another reason is that by making books, I can make money. As we already know that  making and Publising a book we can make money. So, just imagine, one day when  I get 100 writing or articles I can make my dream happens  and then I can make other planning. But, I also have a planning for making the drawings in the book. Maybe I will draw them by myself by using application.

And for the editing of my writing my dad will help me and when my book is done I will be so happy, because its my dream to have my own book
 
Actually in my mind I wanted to make 2 books, so the first book is the article's book and the other one is about motivation book. I really wanted to make that book since a long time ago.
it actually because I usually read motivation book belongs to my friend and when I went to the bookstore I usually like to read the motivation books. So if  I want to make the motivation book, I probably will say some calming words or something's that can make people feel like " I should try " or " yeah that's wright" and I also have been thinking a bout how that book is going to be.
 
Unfortunately I do not know how long it will take for me to make my book finish, but because I have  to spend more time at school, usually I'm busy because my school usually gives me homework and also sometimes I must use my phone and busy life, even I'm still a kid or a teen. I'am already busy, maybe for now I will try my best to write because I just need around  23 or 25 more article to make a book, and that is not a little, but  that's all right, because for now every day I will write ones a day, and hopefully it will be done well and successful.
 
Ya, itulah satu dari sekian tulisan yang sudah ditulis dan dimuat di media. Aku merasa bahagia. Namun alhir-akhir ini aku sudah tidak melihat ia menulis lagi. Ia kelihatan mulai malas. Aku mencoba mengajak lagi menulis dan terus mengajak. Ia lebih suka bergelut dengan gadgets dan  lebih suka menonton. Aku memang belum menyerah, dan akan terus memotivasinya menulis. Namun, aku merasa seperti telah gagal memotivasi Ananda Nayla menulis lagi.  Bila ia belum memulai aktivitas menulis lagi, gagalkah aku memotivasi anakku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun