Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Pembeli Sepi, Daya Beli Menurun, Pekerja Terpaksa Berhenti

26 Agustus 2023   21:25 Diperbarui: 26 Agustus 2023   21:37 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Tabrani Yunis

Banyak orang berkata bahwa kondisi ekonomi masyarakat kita, seperti yang dirasakan di Aceh,  sejak beberapa tahun belakang ini, terasa tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja.  Banyak yang berkata sudah seperti masa resesi ekonomi, karena pasar terasa begitu lesu. Ada pula yang berkata sedang menurun daya beli masyarakat dan lain-lain. Pokoknya,  banyak yang mengatakan pasar lesu dan turunnya daya beli masyarakat rendah dan para pedagang bingung dan sebagainya.  

Namun untuk menghibur diri, dalam bahasa yang menghibur, kondisi ini, ya bukan hanya dialami oleh para pedagang di daerah kita, seperti Aceh, tetapi juga di daerah lain. Kata mereka ini memang sedang masa krisis global. Entahlah. Bisa saja alasan atau pernyataan begitu hadir untuk membuat kita tidak galau menghadapi masa depan yang idealnya lebih baik dari sekarang. Sebab orang yang beruntung itu adalah orang yang berprinsip hari ini, harus lebih baik dari kemarin, dan hari esok, lebih baik dari hari ini.

Ya, dalam membaca kondisi ekonomi masyarakat sekarang, khususnya di Aceh tersebut bisa jadi merupakan alasan-alasan yang muncul di permukaan, sebagai reaksi orang awam dalam bidang ekonomi dan dagang. Namun, seperti apa perspektif para ekonom atau pakar ekonomi mengenai kondisi ekonomi masyarakat kita, tidak begitu banyak kita dengar?

Ada banyak pendapat mengatakan bahwa memburuknya kondisi ekonomi kita selama ini sebagai dampak kondisi ekonomi global yang didera oleh bencana pandemi Covid 19. Tentu tidak bisa kita bantah, sebab ancaman pandemi Covid  19 yang mematikan itu ikut mengubah tatanan kehidupan masyarakat global, apalagi kita yang berada di Indonesia, dampak itu sangat terasa. Lalu, apakah kita bisa semata-mata beralasan karena Covid 19?

Memang cukup beralasan. Alasan Covid 19 itu adalah kenyataan, namun ketika kita meletakan kesalahan atau alasan sebelum dilanda wabah pandemi COVID 19, gerak ekonomi kita pun  sebenarnya sebelum bencana pandemi COVID 19 sudah terasa begitu slow motion. Konon lagi di masa pandemi yang mematikan langkah semua orang dalam menjalankan usaha. Pandemi merupakan bencana yang menambah kondisi ekonomi masyarakat kita semakin parah.  Jadi, tidak adil bila kita katakan akibat dari dampak Covid 19 itu. Walau dampak Covid begitu menyengsarakan.

Para pakar ekonomi dan pemimpin bangsa di berbagai belahan dunia  pun telah membahas masalah ini, termasuk para ekonom di negeri kita sendiri dan mengakui bahwa kondisi ekonomi Indonesia ikut merasakan goncangan global itu.  Hal itu bisa kita baca pula di laman website SMERU, lembaga riset di Jakarta memaparkan bahwa. Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga memengaruhi kondisi perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. 

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah pasien positif terinfeksi COVID-19 di Indonesia mencapai 6.575 orang per 19 April 2020. Pandemi ini menyebabkan beberapa pemerintah daerah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berimplikasi terhadap pembatasan aktivitas masyarakat, termasuk aktivitas ekonomi, aktivitas pendidikan, dan aktivitas sosial lainnya. Begitu besar dan dahsyat dampak yang ditimbulkan oleh pandemi Covid 19 itu.   Memang sangatlah berpengaruh.

Namun, ketika kita meletakan kesalahan atau alasan sebelum dilanda wabah pandemi COVID 19, gerak ekonomi kita pun  sebenarnya sebelum bencana pandemi COVID 19 sudah terasa begitu slow motion. Konon lagi di masa pandemi yang merupakan bencana global. Apalagi kini pasca bencana pandemi Covid 19 di mana banyak negara sudah pulih dari dampak itu.

Kini Covid 19 sudah berlalu dan masyarakat sudah kembali beraktivitas dengan aman. Kembali dari New normal, ke suasana kembali normal.  Dewi Wuryandani, S.T., M.M, dalam situs sdip.dpr.go memaparkan bahwa  sejumlah negara di dunia telah mengalami resesi ekonomi akibat pandemi Covid-19. Hal tersebut terjadi setelah pertumbuhan ekonomi pada Kuartal I dan II 2020 menjadi minus. Beberapa negara yang mengalami resesi ekonomi antara lain Singapura, Korea Selatan, Jerman, Jepang, Perancis, Hong Kong, dan Amerika Serikat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun