Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Delapan Catatan Penting dari Bincang Buku Membumikan Literasi

20 Mei 2023   20:41 Diperbarui: 20 Mei 2023   21:06 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto koleksi Pribadi

Foto Pribadi

Oleh Tabrani Yunis


Alhamduliah, rasa suka bercampur bahagia, bahkan terasa haru kala sebuah hajatan berjalan lancar. Begitu perasaan saya ketika pelaksanaan kegiatan “ Bincang Buku” karya Tabrani Yunis “ Membumikan Literasi”  berlangsung penuh makna, penuh ungkapan yang membahagiakan dan berjalan lancar. Kegiatan bincang buku Membumikan literasi yang berlangsung kemarin, hari Selasa, 15/05/23 di perputakaan wilayah Aceh yang terletak di kawasan Lamnyong, Banda Aceh itu, benar-benar membuat batin saya begitu puas.

Ada beberapa hal yang membuat saya puas. Pertama adalah adanya semangat solidaritas teman-teman yang concern dengan kegiatan literasi, memberikan bantuan tenaga, waktu dan pikiran untuk menyukseskan kegiatan ini. Kedua, adanya dukungan mitra organisasi seperti Satupena Aceh, Bandar Publishing, Sagoe TV, majalah POTRET, POTRET Gallery dan Cakradonya.com, serta media online lainnya. Ketiga, narasumber yang terlibat dalam bincang-bincang buku ini, seperti Prof. Yusny Sabi, Dr. Edi Yandra dan D’ Keumalawati, tanpa ada rasa keberatan sedikitpun menyatakan kesediaan mereka untuk menjadi narasumber dalam bincang buku ini. Begitu pula dengan Herman RN, dosen bahasa Indonesia di Prodi Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Syiah Kuala (USK) yang juga penulis yang tulisannya sering muncul di Kompas itu, bersedia menjadi moderator dengan tidak mendapat bayaran dari pihak penulis. Sungguh apresiasi luar bisa yang penulis dapatkan dari para narasumber, moderator, MC dan siswa yang tampil membaca puisi dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Ke tiga, kebahagiaan dan kepuasan batin penulis semakin bertambah dengan hadirnya teman-teman yang selama ini mengikuti perkembangan kegiatan literasi yang penulis lakukan dan sajikan di media.
Ya, ada Prof. Jasman Makruf, mantan Rektor UTU Meulaboh, Aceh Barat, ada juga Dr. Mukhlisuddin Ilyas owner Bandar Publishing yang sekalian juga pemilik Sagoe TV dan masih banyak teman lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Kehadiran teman-teman ke acara Bincang buku yang diselenggarakan di lantai 4, outdoor space, fasilitas yang indah disediakan oleh perpustakaan wilayah Provinsi Aceh, merupakan apresiasi yang sangat membahagiakan.

Ke empat, pembahasan dari semua narasumber telah menambah dan memperkaya langit pengetahuan penulis dan ikut membakar semangat dan menjadi trigger bagi penulis untuk menulis buku atau membukukan tulisan -tulisan yang sudah ditulis sejak tahun 1989.

Ke lima, dengan bincang buku ini ternyata menjadi tali penyambung dan pengikat sinergi membangun gerakan literasi untuk anak negeri di tanah rencong. Ada ungkapan menarik yang disampaikan oleh Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan, Dr. Edi Yandra dalam sambutannya. Beliau mengatakan bahwa bincang buku ini bagai gayung bersambut. Artinya hadirnya buku “ Membumikan Literasi” karya Tabrani Yunis ini sangat tepat momennya karena Dinas Arsip dam Perpustakaan juga sedang giat-giatnya melakukan kegiatan literasi. Sehingga dengan hadirnya buku ini bisa menjadi sumber inspirasi untuk membangun gerakan literasi di Aceh. Oleh sebab itu, pihak Dinas Arsip dan Perpustakaan Aceh merasa sangat terbantu dan memberikan apresiasi yang tinggi.

Ke enam, semua narasumber membahas buku ini dengan sangat serius dan melahirkan banyak ide untuk ditindaklanjuti. Prof. Yusni Sabi seperti dituliskan media Cakradunia.co menyebutkan, buku Membumikan Literasi ini dibuat sederhana dan mudah dibaca karena setiap judul ditulis singkat berdasarkan pengalaman penulis, sehingga tidak membosankan seperti banyak buku yang ditulis panjang-panjang.

“Saya senang melihat dan membaca buku seperti ini karena bisa memilih mana yang ingin dibaca lebih dulu dengan membaca judul-judul yang menarik.  Saya mengapresiasi buku kumpulan tulisan karya Tabrani Yunis sebagai bentuk kepeduliannya perkembangan literasi di Aceh, ia telah sampai ke berbagai tempat untuk menyebarkan virus literasi seperti salah satu judul tulisannya dalam buku ini yaitu”Virus Literasi Itu Menjalar ke Bungcala”. Untuk itu terus menulis agar anda dikenang sepanjang masa,”kata Prof Yusni Sabi.

Ke tujuh, ada dukungan dan motivasi yang sangat mengesankan dari narasumber ke tiga, yakni De Keumalawati, penulis dan penyair perempuan Aceh yang sering dipanggil Dek Nong. Ia memaparkan sebagai berikut:

“Saya selalu bergetar apabila mendengar ada buku baru diterbitkan dan dibicarakan seperti ini. Ketika Bang Tabrani menghubungi saya meminta menjadi narasumber untuk bincang buku barunya yang merupakan kumpulan tulisannya tentang literasi, saya langsung menyambut baik, menerima permintaannya. Saya bangga kepada penulis yang mau menerbitkan karyanya dalam bentuk buku. Ketika menerima buku Membumikan Literasi saya langsung membacanya. Ada banyak hal menarik dalam buku tersebut yang bisa digunakan oleh pengambil kebijakan dalam upaya mengembangkan literasi karena apa yang ditulis oleh Bang Tabrani Yunis adalah apa yang telah dilakukan dan membuahkan hasil,” kata Deknong begitu nama kecilnya..
Anehnya bang Tabrani ini, semuanya ia tulis dan bisa menjadi bahan tulisan. Bayangkan saja, dari percakapan di WA tentang sampah, ia menulis tentang sampah. Ia mencatat segala hal yang dilihat, dirasa dan yang terjadi dalam dirinya. Jadi buku ini merupakan buku yang lahir dari rasa prihatin yang mendalam akan kondisi literasi anak negeri.

Ke delapan, dalam acara bincang buku juga menghadirkan siswa untuk memahami tentang literasi yang merupakan masalah bersama, yang menjadi akar masalah pendidikan anak bangsa. Selain hadir sebagai peserta bincang buku, ada dua pelajar atau siswa yang ikut berpartisipasi dua pembaca puisi pemula yaitu : Zhafira Putroe Rendra siswi SMAN Fajar Harapan Banda Aceh membacakan dua puisi dalam Bahasa Arab dan Indonesia. Satu puisi yang dibacanya adalah puisi Tasawuf Daun karya D. Kemalawati. Sedangkan pembaca puisi yang kedua adalah  Ananda Nayla Tabrani Yunis, siswi MTsN Model Banda Aceh membacakan puisi dalam Bahasa Inggris. Keduanya tampil sangat memukau menghipnotis para hadirin.

Di akhir acara, Herman RN sang moderator yang berprofesi sebagai seorang dosen bahasa Indonesia di FKIP Universitas Syiah Kuala ( USK) Banda Aceh menutup dengan membaca puisi dan apreasiasi dan rangkuman dari bincang buku tersebut.

Sebagai penulis buku “ Membumikan Literasi” teraebut tentu tidak salah bila merasa senang, karena buku yang baru diterbitkan dalam jumlah kecil itu ikut dibincangkan, sehingga bisa mendapat masukkan sebelum dicetak dalam jumlah lebih banyak. Selayaknya saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan mendukung kegiatan ini, termasuk bu Deliarawanita yang membantu sejak awal kegiatan,  MC Mutia Erawati yang begitu kocak serta semua, lembaga yang peduli literasi, di antaranya Satu Pena Aceh, Bandar Publishing, Potret,  Pustaka Wilayah, Cakradunia.co, Sagoe TV.

Tak dapat dipungkiri bahwa acara Bincang Buku “ Membumikan Literasi” Karya Tabrani Yunis ini, akhirnya berkontribusi terhadap lahirnya tulisan ini. Semoga bermanfaat dan memberikan inspirasi baru.

 
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun