Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Merawat Produktivitas Menulis

21 Juni 2022   22:05 Diperbarui: 21 Juni 2022   22:20 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi, tak dapat dipungkiri bahwa semakin jarangnya melakukan aktivitas menulis dan memosting tulisan selama ini merupakan proses menurunnya produktivitas menulis di media online maupun media offline, atau cetak, seperti koran atau surat kabar lokal dan nasional serta di media online seperti Kompasiana. 

Padahal, kegiatan menulis di media masa selama ini banyak sekali memberi keuntungan, baik keuntungan material atau finansial, maupun immaterial atau nirfinansial. Ya, begitu banyak untungnya. Lalu mengapa tidak menulis dan menjadi tidak produktif?

Bisa jadi, seperti lazimnya orang lain yang memiliki kemampuan menulis, tetapi tetap tidak menulis dengan berbagai macam alasan yang kadang tidak masuk akal, misalnya sangat sibuk, tidak punya waktu,  sibuk dengan kegiatan lain,tidak bisa menulis dan sebagainya, walau sebenarnya semua bisa ditulis dan semua bisa menulis, kapan saja dan di mana saja. Pokoknya sangat banyak alasannya. Sehingga tida ada satu tulisan pun yang ditulis. 

Oleh sebab itu,selayaknya dicari tahu apa yang membuat seseorang kehilangan produktivitas menulis.

Sebagaimana kita ketahui bahwa menulis merupakan satu dari empat ketrampilan berbahasa ( four langguage skills) yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi. Orang-orang yang sudah mengenyam pendidikan hingga selesai perguruan tinggi, menjadi sarjana idealnya sangat cakap atau pintar menulis. 

Dikatakan demikian, karena satu syarat terakhir menjadi sarjana adalah menulis skripsi. Jadi, idealnya kalau sudah selesai menulis skripsi dan diwisuda menjadi sarjana, malulah berkata, aku tidak produktif menulis atau malah tidak bisa menulis. Jadi aneh kedengarannya. Kesarjanaan kita bisa diragukan. Bagaimana bisa jadi sarjana kalau menulis satu tulisan essay, artikel saja tidak bisa?

Pada dasarnya semua bisa menulis dan semua bisa ditulis. Hanya saja, tidak semua orang tertarik dan mau melakulan aktivitas menulis, karena berbagai alasan yang mendorong kepada malasnya

Memang diakui bagi seseorang menulis itu sulit, karena banyak alasan juga, seperti tidak tahu mau menulis apa, tidak punya ide menulis, tidak tahu mau memulai di mana dan sebagainya. Tentu juga diakui bahwa untuk mengkomunikasikan sesuatu secara tertulis itu membutuhkan kecakapan atau ketrampilan merangkai kata menjadi kalimat dan paragraf yang penuh makna. 

Benar juga bahwa menulis itu adalah ketrampilan yang levelnya berada setelah ketrampilan mendengar dan membaca, karena ketika kita membaca, kita hanya menyeap apamyang kita baca yang bersifat receiptive. 

Sementara ketrampilan menulis dikatakan lebih tinggi  karena pada fase menulis, proses yang terjadi produktifitas, sehingga lebih beesifat ekspresif dan productive. 

Untuk menjadi produktif, tentu kita juga harus banyak menyerap informasi lewat aktivas mengamati, mendengar dan membaca bahkan diskusi.  Semakin banyak kita mengamati, mendengar, dan membaca serta berdiskusi, maka semakin banyak bahan yang bisa ditulis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun