Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Terkubur Lumpur, Mati dan Bangkit Lagi

11 Januari 2022   22:05 Diperbarui: 11 Januari 2022   22:18 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan membaca itu, kita akan memahami siapa Tuhan kita, juga akan mampu mengubah nasib kita. Karena  kita sudah diingatkan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib seseorang atau nasib suatu kaum, kecuali orang atau kaum itu sendiri yang mengubahnya. Jadi, kalau mau berubah, ya belajarlah. Perkaya ilmu, ketrampilan dan sikap yang baik.

Lalu, apa hubungannya dengan POTRET?Ya, sebenarnya  seperti diceritakan pada tulisan pertama bahwa cita-cita membangun budaya menulis di kalangan perempuan dengan menyediakan media belajar, media yang menampung karya tulis perempuan ini, yang dari awal diharapkan bisa terbit dengan lancar dan makin baik atau berkualitas.

Namun, baru seumur jagung, harus terhenti karena bencana tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 yang menyapu bersih kantor CCDE dan Majalah POTRET di kawasan Kajhu, Kecamatan Baitusalam, -Aceh Besar.  

Bencana tsunami telah membuat majalah POTRET tidak bisa terbit. Majalah POTRET ikut terkubur dalam lumpur tsunami dan mati. Bukan hanya POTRET, tetapi juga CCDE yang menerbitkan POTRET habis tersapu tsunami. Bahkan penulis sendiri juga kala itu kehilangan segalanya, kecuali diri penulis yang selamat.

Namun, ketika mimpi membangun gerakan menulis di kalangan perempuan belum selesai, semangat untuk bangkiit dari puing-puing kehancuran akibat tsunami masih tersisa, pengetahuan dan pengalaman ber-LSM tidak hilang, ditambah pula masih banyak teman yang mau membantu, sejak masa panik dan masa rekonstruksi Aceh, majalah POTRET yang mati hingga tahun 2006, berusaha bangkit lagi dari dari benaman lumpur tersebut. 

Untuk bangkit dan eksis kembali tentu bukan hal yang mudah. Ya, tentu tidak mudah lagi, karena di antara perempuan  yang telah dilatih menulis dan diharap menjadi kontributor yang menjamin tersedianya tulisan, telah banyak yang meninggal di saat bencana tsunami. 

Selain itu, staf CCDE yang menangani bidang penerbitan juga sudah tidak ada yang mau mengerjakan proses penerbitan majalah POTRET. Namun, sekali lagi karena impian membangun budaya menulis di kalangan perempuan belum usai, niat menerbitkan POTRET kembali menguat.

Alhamdulilah, di pertengahan tahun 2006 Center for Community Development and Education (CCDE) lembaga yang menerbitkan majalah POTRET mendapat bantuan program pemberdayaan dan penguatan perempuan dan anak di Aceh dan mulai Juni 2006 tersebut POTRET hidup kembali.

Hal ini terjadi karena CDDE berhasil membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga asing atau donor asing yang menbantu CCDE menjalankan program yang sudah dirancang untuk memberdayakan perempuan akar rumput yang menjadi binaan CCDE. Penerbitan kembali majalah POTRET menjadi bagian dari program yang disusun.

 Selain mendapat dana untuk menerbitkan majalah POTRET, maka sejak itu CCDE sebagai penerbit POTRET melakukan banyak kegiatan pelatihan menulis bagi perempuan. Maka sejak itu, lebih seribu perempuan yang merupakan anggota kelompok dampingan CCDE mendapat layanan pelatihan menulis. 

Mulai dari menulis dasar secara umum, hingga yang lebih spesifik seperti pelatihan menulis cerpen, menulis berita, menulis opini dan juga jurnalistik bagi perempuan. Setelah mengikuti serangkaian pelatihan tersebut, para perempuan tersebut menjadi kontributor majalah POTRET yang menggunakan pendekatan citizen journaiism itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun