Selain itu, bukan pula hal yang aneh bila banyak orang tua, demi sebuah pekerjaan atau untuk biaya menyekolahkan anak-anak mereka, rela menjual sawah dan ladang. Bayangkan, agar bisa mendapat pekerjaan di luar sektor pertanian, para orang tua tersebut menjual sawah ladang yang menjadi tumpuan hidup.Â
Ini sebenarnya merupakan satu dari sekian banyak indikator bahwa sektor pertanian semakin tidak menarik bagi banyak orang, apalagi kaum milenial yang memilih cara hidup milenial ini?
Ketiga, pekerjaan di sektor pertanian saat ini sudah semakin banyak diambil alih oleh mesin. Semua kegiatan pertanian dikerjakan oleh mesin, mulai dari penyiapan lahan, hingga pada proses akhir masa panen.Â
Seorang petani tidak lagi sebagai petani yang seperti dahulu kita lihat, mengerjakan semua hal dengan tenaga sendiri. Sementara sekarang semua sudah diongkoskan dan membutuhkan dana yang cukup besar untuk segala kebutuhan sejak awal masa penyiapan lahan.Â
Menjadi petani, tidak lagi dengan menggunakan tenaga manusia, semua sudah serba mesin. Lalu, milenial bagaimana?
Ya, milenial bukan generasi X atau baby boomers yang hidup pada masa lalu, Generasi milenial adalah generasi sekarang yang memiliki gaya hidup yang sama sekali berbeda dengan gaya hidup baby boomers.Â
Nah, ketika berbicara soal generasi milenial, penulis teringat akan sebuah buku yang pernah penulis beli dan baca beberapa waktu lalu, buku berjudul Millenials kill everything" yang ditulis oleh Yuswohardi dkk.Â
Buku yang menggambarkan tentang perilaku dan gaya hidup kaum milenial. Maka, ketika kita bicara soal milenial dan sektor pertanian, ada banyak pertanyaan yang bakal menggelinjang dalam pikiran.
Jadi, pasti ada banyak alasan  dan masalah lain yang bisa kita identifikasi ketika membaca sektor pertanian dan gaya hidup kaum milenial saat ini dan di masa depan. Ada banyak keraguan dari kalangan tua akan perilaku dan gaya hidup kaum milenial saat ini.
Namun, demikian bila para milenial memang melirik sektor pertanian, maka kaum milenial akan memilih sektor ini dengan cara garapan  mereka sendiri yang berbeda, sesuai dengan perubahan perilaku dan gaya hidup.Â
Misalnya, milenial tidak terjun sebagai petani-petani konvensional, tetapi petani modern yang menggunakan teknologi sebagai cara mengelola sektor ini.Â