Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Merindukan Hujan

17 Januari 2020   00:45 Diperbarui: 17 Januari 2020   00:48 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pohon-pohon  hijau di tepi jalan

 satu per satu melorotkan busana

 hijau  daun  yang memukau menguning dan memerah  meninggalkan dahan

berlari-lari dan berputar-putar bersama di pusaran angin yang terus menerpa

debu-  debu jalan menari, bergentayangan mengikuti irama angin

kemarau tlah lama melanda

hujan kian enggan turun

tanah kering kerontang menganga

padi-padi di sawah pun enggan rebah dengan buliran-buliran

petani kian merindukan hujan kala kemarau belum reda

kemarau ini adalah bencana mengerikan

manusia khalifah alam raya kian tak berdaya

Semua hanya kembali kepada Tuhan

hujan bukan milik dan kuasa kita

Tapi kuasa Tuhan

Allah memberikan jalan buat umat manusia

Memohonlah kepada yang menciptakan hujan

berdiri dan bersujudlah pada Allah Yang Maha Kuasa

Insya Allah hujan akan tiba

Menghapus kerinduan pada hujan

kala kemarau panjang menerpa 

Rindu akan hujan pupus di tangan Tuhan

Bila kita mau berdoa dan meminta pada Nya

Tuhanlah yang menjawab doa manusia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun