Baru saja beberapa menit lalu, momentum hari Sumpah Pemuda yang ke 91 berlalu. Â Kini, sudah masuk ke tanggal 29 Oktober 2019, tentu ada banyak catatan yang dibuat oleh para pemuda yang masih memiliki kepedulian atau concern pada momentum bersejarah bagi bangsa ini.Â
Sudah 91 tahun sumpah pemuda dan pemudi Indonesia yang menyatakan berbangsa satu, bangsa Indonesia. bertanah air satu, tanah air Indonesia dan berbahasa satu, bahasa Indonesia. Itulah tiga isi ( content) sumpah setia para pemuda Indonesia yang diikrarkan pada tanggal 28 Oktober 1928 lalu.
Sumpah setia sebagai wujud dari sebuah cita-cita anak bangsa yang kala itu sedang berada di bawah telapak kaki penjajah Belanda, namun punya semangat dan dan keinginan kuat untuk tetap setia terhadap bangunan bangsa Indonesia yang bertanah air satu dan berbahasa satu, Indonesia.
Dengan ikrar atau sumpah setia para pemuda dan pemudi Indonesia saat itu, seharusnya momentum bersejarah itu, tidak boleh pudar, apalagi hilang ditelan masa, hilang ditelan oleh ketidakpedulian generasi bangsa, anak-anak negeri ini.
Idealnya, Sumpah Pemuda itu dijaga dan dipelihara atau dirawat oleh setiap generasi bangsa ini, walau kita sesungguhnya kita tahu bahwa setiap masa ada generasinya, dan setiap generasi ada massanya.
Generasi yang berubah menurut masa dan masa yang berubah menurut genersinya. Namun, sebagai bangsa yang menghargai hasil perjuangan para pemuda dan pemudi Indonesia pada masa itu, hendaknya tidak dilupakan apalagi ditinggalkan dan dihilangkan. Itulah harapan yang selayaknya bisa dipenuhi oleh para pemuda dan pemudi yang kini hidup di era milenial ini.
Tentu sebagai bagian dari anak bangsa, yang mungkin kita termasuk generasi baby boomers, atau generasi X dan juga generasi Y, menaruh harapan kepada generasi milenial, genari Z dan bahkan kelak generasi A, Â mau dan tetap menjaga dan merawat isi sumpah tersebut.Â
Yang pasti, sebagai generasi dari bangsa yang besar, para pemuda generasi milenial diharapkan bisa menjaga persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia, agar tidak terpecah belah oleh berbagai kepentingan dan tidak boleh ada niat, apalagi tindakan melepaskan satu jengkal tanah kepada bangsa lain dengan memberi atau menjual kepada bangsa lain. tentu tidak kita harapkan.
Begitu pula, sebagai bangsa yang memiliki sejarah perjuangan yang begitu panjang, selayaknya diharapkan kepada generasi  milenial dan generasi yang akan datang untuk tetap setia menjaga keutuhan dan kesatuan tanah air Indonesia, walau zaman terus berubah mengikuti perubahan dlam bentuk disrupsi dan sebagainya. Semua genarasi bangsa ini harus mau dan mampu menjaga dan merawat bangsa dan tanah air.
Bukan hanya itu, para generasi tua yang sangat mengerti dan memahami sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan, pasti berharap besar kepada generasi milenial dan genrasi selanjutnya untuk menjaga dan merawat bahasa Indonesia, sebagai bahasa pemerrsatu bangsa, sebagai bahasa lingua franka, sebagai bahasa yang menjadi identitas bangsa ini.
Para generasi milenial dan genrasi selanjutnya diharapkan tetap bangga dengan bahasa Indonesia, walau dihimpit oleh kepentingan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa Internasional.