Oleh Tabrani Yunis
Malam ini, ketika sedang berbincang-bincang tentang dinamika kehidupan warung kopi di Aceh dengan teman yang seharian menjaga POTRET Gallery, tiba-tiba masuk dua orang gadis, yang masih berstatus mahasiswi. Mereka membeli alat-alat tulis. Penulis menyempati menyapa dan bertanya, apakah kalian masih kuliah atau sudah bekerja? Kedua mereka menjawab, masih kuliah.
Ya. keduanya masih kuliah di Universitas berbeda. Yang satu baru kuliah semester I di jurusan  Komunikasi dan dakwah  UIN Ar-Raniry, Banda Aceh dan yang satu lagi kuliah di Teknik Sipil.Fakultas Teknik Unsyiah.
Karena mereka masih kuliah, seperti biasa penulis selalu bertanya kepada banyak orang. Pertanyaannya, anda mau menulis? Kalau mau menulis, silakan kirimkan tulisan ke POTRET. Kalau mau menulis, kirimkan lewat email ke potret.ccde@gmail.com. Itulah pertanyaan dan anjuran yang selalu penulis tanyakan dan sampaikan kepada setiap orang agar mau menulis.
Pertanyaan dan ajakan semacam ini, bukanlah pertanyaan dan ajakan yang pertama kali penulis lakukan, tetapi sudah menjadi kebiasaan sehari-hari.
Ibarat dalam pelajaran bahasa Inggris, sudah menjadi bagiannya dari tenses atau kalimat present simple. tenses yang digunakan untuk menceritakan atau mengekspresikan tentang kebiasaan sehari-hari, atawa habitual actions. Ya, begitulah sikap penulis terhadap banyak orang yang dilakukan sehari - hari, di masyarakat, maupun di lembaga-lembaga pendidikan.Â
Ya, penulis setiap hari, bahkan kapan saja dan dimana saja, Â kepada siapa saja, bagai tak pernah ada kata berhenti untuk bertanya pertanyaan yang ditanyakan di atas, juga se[erti tiada kata akhir untuk mengajak orang-orang menulis. Buktinya, sangat banyak. Salah satunya yang sangat intens penulis ajak adalah mahasiswa Perbankan Syariah di Fakultas Ekonomi Bisnis Islam, UIN Ar- Raniry, Banda Aceh. Selain itu, juga mengisi kegiatan memotivasi peserta didik di sekolah-sekolah dari tingkat SD hingga SMA di Aceh.
Di tingkat Perguruan Tinggi,  sudah 4 tahun  lamanya mengajar bahasa Inggris Perbankan ( English for Banking) dan mata kuliah Entrepreneurship,  selama itu  pula terus memotivasi  atau mendorong para mahasiswa untuk menulis. Walau sebenarnya, kini semakin sulit membangkitkan motivasi mereka untuk membaca dan menulis, sejalan dengan perubahan pola perilaku generasi sekarang.
Apa yang penulis lakukan selama ini, tentu saja bukan hanya memgajak dan memotivasi mereka menulis, tetapi menyediakan waktu untuk membaca, mengedit dan memuat tulisan-tulisan mereka di www.potretonline.com, hingga setiap kali tulisan tersebut sudah diposting, tulisan-tulisan mereka kemudian disebarkan ( share) di media sosial, sebagai bentuk atau wujud motivasi ekstrinsik.
Bukan hanya itu, dalam hal ini, penulis terus berusaha menyegerakan pemuatan tulisan mereka, agar mereka bisa menikmati rasa bahagia dan bangga karena tulisan mereka dimuat.
Nah, bertanya dan mengajak orang-orang menulis memang sudah menjadi kebiasaan yang semakin sulit ditinggalkan. Pokoknya, tiada hari tanpa bertanya dan mengajak orang-orang menulis. Siapa pun dia. Apakah anak-anak SD, SMP, SMA atau mahasiswa, bahkan masyarakat umum pun tetap ditanya dan diajak serta dimotivasi.Â
Kebiasaan ini sering menjadi pertanyaan orang lain. Ya banyak orang yang bertanya, mengapa penulis suka sekali bertanya kepada orang, apakah mau menulis, serta mengajak orang menulis?
Jawabanya, cukup banyak. Salah satunya adalah bertanya dan mengajak orang menulis itu adalah perbuatan baik dan positif. Dikatakan demikian, karena sebenarnya itu adalah sebuah ladang amal, karena mengajak dan memotivasi orang lain untuk berbiat baik, lewat aktivitas menulis.
Jadi, bertanya dan mengajak orang menulis, apalagi menyediakan media atau wadah untuk banyak orang menulis adalah sebuah cara untuk beramal baik kepada sesama. Kedua, penulis bertanya dan mengajak orang lain untuk aktif menulis justru karena penulis sudah tahu  bahwa menulis itu sangat banyak manfaatnya bagi setiap penulis dan juga bagi orang-orang yang ikut membaca dan menikmati tulisan-tulisan penulisnya.
Ketiga, tindakan bertanya dan mengajak orang-orang menulis, terutama para mahasiswa yang sedang kuliah tersebut didasari pada kepuasaan batin ketika sudah bisa membahagiakan orang lain dengan tulisan mereka.
Bahkan ketika para mahaiswa tersebut tergeak dan mau menulis dan membiasakan diri menulus, kebiasaan itu mereupakan bantuan yang sangat  berarti. Dikatakan berarti karena dengan membiasakan mahasiswa menulis, mereka akan mudah ketika menulis skripsi.
lebih jauh lagi., ketika mereka sudah terbiasa menulis, maka setamat dari perguruan tinggi, mereka tidak akan pernah menjadi penganggur. Karena mereka bisa menulis dan mengembakan serta menggunakan ketrampilan menulis untuk menulis dan menghasilkan rupiah lewat tulisan mereka.
Apalagi di era digital yang telah menyebabkan terjadinya disrupsi yang di satu sisi menjadi tantangan dan ancaman bagi mahasiswa yang tidak berkualitas, namun menjadi peluang yang sangat besar, menjadi the window of opportunities bagi mereka yang memiliki kapasitas untuk siap memanfaatkan buah dari disrupsi tersebut.
Jadi, tidak salah dan sangat bermanfaat pertanyaan dan ajakan tersebut bukan?
Tentu saja benar dan tak perlu dibantah lagi. Anggap sajalah ini sebagai sebuah aksioma. Mengapa demikian? Jawabannya, bertanya dan mengajak orang menulis, lalu membantu menyedikan media untuk mereka menulis, merupakan perbuatan baik dan sangat membantu.
Oleh sebab itu, wajar kalau disebut tindakan ini, sebagai ladang ibadah. Wajar saja bila dikatakan, tidak pernah berhenti  mengajak orang lain menulis. Lalu, bagaimana dengan anda? Apakah anda mau menulis?
Nah, kalau suka menulis, silakan kirimkan ke POTRET Online, ke www.majalahanakcerdas.com, Â atau silakan buat akun sendiri di www.kompasiana.com. Apakah anda masih belum mau menulis? Mulailah dari sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H