Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merawat Sikap Kreatif Anak

18 Mei 2019   01:21 Diperbarui: 18 Mei 2019   01:52 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbahagialah orang tua yang memiliki anak-anak yang kreatif dan kritis. Biasanya  anak yang kreatif dan kritis itu, tidak mau diam dan selalu saja ingin ingin tahu tentang segala sesuatu yang dilihatnya atau juga sesuatu yang belum ia ketahui. Bukan hanya sekadar ingin tahu, tetapi juga banyak yang ingin melakukan, membuat atau menciptakan sesuatu.

Bukan hanya itu, ia selalu saja berusaha mencari ide atau gagasan agar bisa menghasilkan sesuatu, walau sesuatu yang dibuatnya tersebut kadangkala tidak menarik bagi kita, namun sangat berarti dan bermakna bagi mereka. sebagai contoh, lihatlah apa yang sedang dilakukan Ananda Nayla, murid kelas IV MIN 5 Ule Kareng, Banda Aceh ini.

Ia selalu saja mengintai kalau ada kardus-kardus bekas digunakan kala pengiriman barang  ke POTRET Gallery, Banda Aceh ini. Kardus tersebut, akan diambil dan digunakannya untuk mewujudkan idenya.

Ia akan membuat desain rumah, atau juga desain kadang kucing. Bahkan juga ia suka sekali membuat vending machine  dan lain-lain. Selain membuat barang-barang dari kardus, ia juga sering membuat tas-tas dari kertas dan lain-lain. Pokoknya,ia selalu saja bisa membuat sesuatu yang kita sebut dengan pekerjaan tangan atau ketrampilan tangan.

Lihat dan dengarlah apa yang sedang ia jelaskan di video tersebut di atas? Ya, ia sebagai cat lover, pencinta kucing, ingin membuat sebuah rumah untuk kucingnya. Ia telah menyiapkan sebuah kardus dan alat-alat seperti gunting, cutter dan hot glue untuk merekat kardus setelah ia potong dan sebagainya. ia menggunakan kemampuan pikiran dan sikap kreatifnya secara maksimal. ia belum berhenti, kalau pekerjaannya tersebut selesai atau berhasil. maka, wajar kalau seharian ia tampak kreatif dan kritis, selalu terlihat aktif dan selalu ingin bergerak aktif  serta akan terus melakukan banyak kegiatan eksperimen.  Banyak pula hasil karyanya tersebut kemudian dibawanya ke sekolah dan dijualnya kepada teman-temannya.

Memiliki anak yang kreatif dan kritis memang enak. Namun, seringkali orang tua tidak peduli, bahkan tidak mau memperhatikan kemauan dan kebutuhan anak yang kreatif. Sudah pasti bahwa anak yang kreatif, kritis dan innovatif itu memiliki banyak keinginan dan kebutuhan. Ketika ia memiliki ide untuk membuat sesuatu, maka ia akan membutuhkan bahan-bahan atau alat untuk  menghasilkan sesuatu dari pekerjaan tangan yang ia lakukan. ia akan meminta kepada orang tua untuk membeli bahan-bahan atau alat-alat untuk mewujudkan pekerjaannya.

Bukan hanya itu, para orang tua harus siap melayani dan merespon pertanyaan-pertanyaan kritis atau bahkan pertanyaan - pertanyaan teknis terkait dengan karyanya.  Para orang tua selayaknya peduli dan mau memfasilitasi kebutuhan anak-anak yang kreatif dan kritis tersebut.

Dikatakan demikian, agar sikap kreatifitas dan sikap kritisnya bisa terjaga dan terawat serta bisa dikembangkan sebagai ketrampilan hidup ( life skills) dalam menyiapkan masa depan anak.

Oleh sebab itu, agar sikap kreatif dan kritis anak tetap tumbuh dan berkembang serta terjaga alias terawat, para orang tua harus dengan penuh perrhatian memfasilitas anak-anak kreatif dan kritis ini. Karena, apabila tidak diperhatikan dan difasilitasi, dalam posisi ini orang tua dianggap mematikan sikap kreativitas anak dan anak akan cendrung berubah perilaku dari anak dengan sikap kreatif menjadi anak dengan sikap pemalas dan apatis.

Maka, sebaiknya orang tua peduli dan memfasilitasi kebutuhan anak kreatif agar bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, sesuai dengan harapan kita yang melahirkan anak atau generasi kreatif di masa depan. Ini adalah salah satu cara merawat sikap dan perilaku kreatif anak-anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun