Tidak etis pula bila semua hal akan aku bongkar dengan keterbatasan pikiran dan kemampuan analisisku. Maka, sebagai catatan kecil, ingin kukatakan bahwa semua cerita yang disajikan dalam buku ini, umumnya sangat singkat-singkat sebagai sebuah catatan. Tidak ubahnya kumpulan catatan harian atau diary yang menjadi landasan bagi kita untuk mau dan rajin menulis.Â
Apa pun uneg-uneg yang kita simpan, bisa dikeluarkan dan ditulis menjadi buku. Buku ini, banyak menyampaikan kepada kita, sebenarnya menulis sebuah buku itu mudah alias gampang.Â
Yang penting, mau, semua bisa ditulis, semua bisa menulis. Itulah hal yang aku sampaikan ketika aku diajak untuk membedah buku yang berjudul "Catatan Haji Nanang", yang berlangsung di aula FKIP, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh yang diselenggarakan oleh IGI Aceh, pada hari Senin 18 Maret 2019.Â
Bedah buku yang berlangsung sekitar 3 jam tersebut. Hebatnya, semua peserta yang menghadiri acara bedah buku, merasa bangga bisa sekaligus membedah dan bertemu langsung bertatapan dan berdiskusi dengan haji Ahmad Nanang Rizali. Alhamdulilah. Semoga aku bisa segera naik haji seperti Haji Nanang. Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H