Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Nanti Kita Uji Nyali ke Genting Highland Lagi

16 Desember 2018   13:00 Diperbarui: 16 Desember 2018   13:28 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menguji nyali di Genting Highland| Dokumentasi pribadi

Nah, setiba di Awana Skyway, anak-anakku Ananda Nayla dan Aqila Azalea Tabrani Yunis, terlihat sangat gembira dengan mengeluarkan ungkapan-ungkapan kekagumannya. "Wow, its amazing", its adorable, I like it etc, dan sebagainya. Pokoknya mereka sangat senang dan gembira, yang disebut the Genting highland ini. 

Aku merasa tidak salah dan beruntung bisa membawa mereka jalan-jalan hingga ke dataran tinggi yang letaknya di perbatasaan Pahang dan Selangor ini. Mereka pun tidak sabar lagi, ingin segera masuk ke gedung yang tampak megah dengan fasilitas tempat belanja yang serba wah juga. Rasanya ingin bisa berbelanja atau paling kurang bisa window shopping di Awana mall ini, tapi waktu dan uang pasti terbatas. Yang penting, sudah bisa menikmati perjalanan ke sini. 

Untunglah guide yang memandu kami sangat bersahabat. Sang Guide yang terus memberikan kami kepuasaan pelayanan, masuk duluan untuk membeli tiket gondola, alias skyway. Kami tidak tahu berapa harga tiket perorang.Pokoknya kami hanya tahu terima beres saja. Inilah salah satu sisi enaknya pergi dengan menggunakan jasa travel agency, Alsa Travel ini. Sebagai pemandu yang baik, ia sangat ramah dan selalu memberikan kami pelayanan yang baik. Usai sang pemandu membeli tiket, kami diajak naik lift ke lantai empat, menuju tempat naik atau pemberangkatan  gondola atau cable car yang datang dan pergi silih berganti, tanpa parkir.  

Betapa kagetnya melihat para pengunjung yang sedang berbaris melingkar-lingkar sambil bergerak berjalan menuju pintu (gate) Gondola yang menurunkan dan menaikan penumpang. Walaupun antrean begitu panjang, para pengunjung yang datang dari berbagai pelosok negeri itu, tetap teratur tanpa ada yang mau mendobrak atau melawan aturan. S

emua sabar dan tetap disiplin, hingga tidak ada keributan, apalagi dorong mendorong. Ini adalah pelajaran atau bagian dari pelajaran traveling literacy bagi anak-anak yang kami bawa. Wajar kalau ini menjadi bagian dari pembelajaran saat kita mengadakan perjalanan. 

Melihat para pengunjung yang berjubel itu, membuktikan betapa ramainya  pengunjung yang datang menikmati perjalanan yang mendebarkan dengan naik gondola atau cable car yang juga disebut dengan sarana skyway itu. Kita bisa katakan, tidak ada ruginya para investor yang menanam modalnya di Genting itu. Bayangkan saja, ribuan orang se hari yang datang dan membeli tiket serta berbelanja di arena tersebut. Lain lagi dengan untung yang mereka raih di tempat casino. Memanglah ya. 

Kita bukan bermaksud untuk membicarakan soal keuntungan para investor, tetapi ingin menikmati perjalanan surfing  ke Genting highland yang dinanti-nantikan oleh kedua buah hati. Lupakan soal laba ruginya. Sambil bergerak merangkak di pintu masuk atau pintu naik ke gondola, sejumlah gondola atau kereta gantung tampak bergerak cepat saling berkejaran. 

Ada yang sedang naik, ada pula yang sedang turun. Orang yang naik melewati jalu naik dengan jumlah seat untuk 8 atau 10 orang, namun seperti yang kami lakukan, kami naik dua keluarga dalam satu kereta gantung tersebut. Melangkah naik gondola, duduk dan kemudian pintu tertutup dan gondola langsung bergerak naik.

Bisa dibayangkan bagaimana cemas hati kedua buah hati berserta isteri, yang belum pernah naik gondola, tetapi sangat ingin bisa menikmatinya. Jangankan mereka, aku yang sudah pernah naik cable car ketika naik ke puncak gunung Santis ( Santis peak mountain) di Swiss pun merasa hati berdebar-debar dan cemas, kalau-kalau kabel putus dan kereta jatuh. Waduh, cemas dan takut rasanya. Apalagi ketika naik ke puncak yang melewati kabut dan di bawah terlihat jalan raya yang dilewati mobil. 

Lalu, kemudian terlihat bangunan hotel megah dan lain-lain. Tentu berada di ketinggian tersebut, merasa sangat gamang dan takut. Wajar saja kalau Aku, Ananda Nayla dan Aqila Azalea Tabrani Yunis serta ibunya Mursyidah Ibrahim sekali-kali memejamkan mata. Apalagi ketika memandang pada kabel, yang bergantung itu. Di pikiran yang terbayang adalah terjatuh. Waduh! 

Genting highland tampaknya memang memiliki pesona yang cukup menarik. Wajar saja kalau Genting highland ini bisa menyedot pengunjung yang berjubel dan bersedia antri sekian lama dan panjang. Apalagi  cable cars itu mampu memuat sebanyak 3000 penumpang setiap jam dengan jarak tempuh sejauh 2.8 kilometer yang dilalui hanya dalam jangka waktu 10 menit. Konon, dalam sehari bisa membawa 10.000 hingga 20.000 penumpang sehari. Dahsyat sekali bukan? Ya memang dahsyat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun