Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memotivasi dan Menggali Potensi Literasi Generasi Qurani

16 November 2018   09:10 Diperbarui: 16 November 2018   09:54 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak yang sudah duduk berjejeran tampak sangat antusias untuk mengikuti acara, yang berbeda dengan hal yang selama ini mereka dapatkan di kelas. Mereka duduk dengan tertib dan sopan. Ya, wajar saja begitu tertib dan sopan, karena sekolah ini adalah sekolah yang sangat menegakan pendekatan karakter dan Islami.  

Aku pun kemudian merasa kaget, karena aku sendiri dipanggil Ustad, ya Ustad Tabrani Yunis. Aku merasa agak sedikit risih, karena biasanya aku disebut atau dipanggil Pak atau pak Guru. Aku harus menyesuaikan dengan mereka, karena memang untuk semua guru di sekolah ini anak-anak menyebutkannya dengan istilah ustad dan ustadzah.

 Apa yang pertama penulis gali dari anak-anak adalah menggali informasi tentang kebiasaan membaca mereka. Dari hasil investigasi tersebut, teridentifikasi bahwa para murid di sekolah ini sudah memiliki kebiasaan dan budaya membaca yang bagus. Mereka sudah mempraktikan kegiatan membaca 10-15 menit setiap hari, sebelum jam pertama dimulai. Lebih menarik lagi, ternyata hampir semua anak sudah membaca buku-buku dengan tuntas. Bukan seperti siswa SMA atau mahasiswa yang membaca hanya pada bagian-bagian penting yang dianggap akan keluar dalam soal ujian yang dibuat oleh guru. Ini adalah hal yang sangat positif dan membantu proses latihan menulis dalam kegiatan ini.

 

Memang benar, hal ini terbukti, ketika aku mencoba mengecek apakah mereka selama ini sudah punya karya berupa gambar, puisi, cerita atau komik dan lainnya, aku menemukan hal itu denga mudah di tangan mereka masing-masing. Jadi, potensi ini meripakan potensi yang memudahkan aku dalam memfasilitasi di ruangan itu. 

Alhamdulillah, ini juga kondisi yang aku inginkan terjadi. Karena mereka sangat antusias dan patuh, proses kegiatan berjalan dengan sangat bersemangat. Apalagi, selama ini menjadi kebiasaanku memberikan hadiah atau reward kepada anak-anak yang berhak diberikan hadiah, misalnya punya karya dan mau membacakan karyanya ke depan, atau ketika ia cepat siap menyelesaikan tugas menulis yang diberikan, mereka mendapat hadiah dan akhirnya mereka berlomba-lomba mengerjakan tugas yang diberikan. Hadiahnya sederhana dan berkorelasi. 

Aku memberikan sejumlah majalah Anak Cerdas kepada mereka yang tampil atau memenuhi kriteria dapah hadiah.

dokpri
dokpri
Memberikan hadiah berupa majalah POTRET dan majalah Anak Cerdas kepada anak dan sekolah, memang sudah menjadi kebiasaan kami di POTRET. Ini penting, agar kita tidak hanya mengajak, menyuruh anak-anak atau guru membaca, tetapi mereka tidak punya bahan bacaan yang menarik. Maka kita harus konsisten.  

Sebagai pegiat literasi, aku bersama lembagaku Center for Community development and Education (CCDE) Banda Aceh harus konsisten. Bukan hanya, memotivasi, tetapi membimbing, menyediakan media untuk publikasi karya anak-anak di majalah Anak Cerdas cetak dan online, serta memberikan mereka reward baik dalam bentu bacaan maupun uang bagi tulisan yang dimuat, dikala dana tersedia.Akhirnya, acara ditutup pada pukul 12.15 WIB. 

Aku pun bisa istirahat dan merasa sangat lega dan bersyukur kepada Allah, karena sudah bisa menjalankan misi penyebaran virus literasi yang dimaksudkan untuk mencerdaskan generasi, termasuk generasi Qurani di SDIK Nurul Quran ini. Alhamdulillah.

 Eh, ada yang menghebohkan. Banyak anak yang datang mengerumuniku meminta tanda tangan. Aku tiba-tiba bagai artis yang datang ke sebuah daerah, lalu diminta tanda tangan. Mana sanggup untuk melayani semua. Maka, agar mereka tidak kecewa, aku sempat memberikan tanda tangan dan alamat email agar mereka bisa mengirimkan karya mereka ke majalah Anak Cerdas kapan saja. Alhamdullilah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun