Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Generasi Lem Masuk Kampung

4 November 2018   06:56 Diperbarui: 4 November 2019   14:17 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Back to the topic. Cerita teman tentang anak-anak yang suka mengisap lem tersebut, terus terang sangat memprihatinkan dan menggugahku untuk menyuarakan persoalan ini kepada para pihak yang peduli akan nasib anak-anak penerus bangsa ini. Kebiasan buruk anak-anak ini tidak boleh dibiarkan. Ini akan menjadi kasus besar, apalagi perilaku buruk semacam ini adalah masalah generasi bangsa yang harus ada upaya untuk mengeluarkan kebiasaan buruk anak-anak yang sudah terpapar dengan aktivitas mengisap lem tersebut. 

Semakin memprihatinkan apabila kita melihat  usia mereka yang masih usia anak SD,  masih di bawah umur. Pasti akan sangat membahayakan masa depan mereka. Bisa-bisa mereka akan tumbuh menjadi remaja yang abnormal atawa gila. Akan kemanakah mereka? Akan menjadi generasi emaskah mereka? Tentu tidak.

Sebenarnya, kasus-kasus anak-anak yang terpapar dengan lem cap kambing tersebut sebenar bukanlah hal baru. Kasus-kasus seperti itu memang  sudah berlangsung lama, terutama di kalangan anak-anak gelandang, anak-anak para pengemis di kota, seperti halnya di kota Banda Aceh atau kota-kota lain di tanah air.  

Beberapa tahun lalu, bahkan pasca bencana  tsunami, banyak bermunculan anak-anak yang melakukan kebiasan ngelem tersebut. Mereka seperti disebutkan di atas adalah anak-anak gelandangan, yang orang tua mereka juga para pengemis. 

Mereka konsumsi dalam artian mengisap lem yang membahayakan diri mereka, keluarga, dan masyarakat dan bahkan Negara. Bukan hal yang aneh ketika kita melihat di tangan mereka ada plastik putih yang mereka bawa lalu menghirup bau lem berkali-kali hingga mereka puas dan bahkan bisa merasa fly atau melayang-layang pikiran mereka. Sangat berbahaya bukan?

Oleh sebab itu,  semua orang hendaknya peduli terhadap masalah seperti ini. semua orang harus membantu meluruskan kembali tujuan hidup anakanak seperti ini, sebelum mereka terperosok dan terapar lebih jauh dan lebih parah. 

Pihak sekolah, terutama harus bertindak dan bijak mengundang pihak keluarga anak untuk disampaikan dan membicarakan masalah ini, agar setiap pihak ikut mengontrol anak-anak yang kini tertapar kasus anak-anak yang ngelem tersebut. Ini perlu, karena di masyarakat Aceh dan masyarakat Indonesia saat ini terus diserang oleh penyalahgunaan narkoba. jangan sampai mereka yang masih sangat muda ini menjadi sasaran empuk penyalahgunaan narkoba kelak. Selayaknya kita saling peduli dan berikap lebih preventif dalam menyiapkan generasi bangsa yang dicita-citakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun