Oleh Tabrani Yunis
La ilaha ilallah,
La ilaha ilallah,
La ilaha ilallah,
La ilaha ilallah,
La ilaha ilallah,
Ucapan itu tak henti menyembur dari wajah-wajah yang panik, takut dan gelisah
kala bumi Lombok berguncang meremuk gedung-gedung dan huma di sawah
Gempa tujuh skala richter mengubah wajah-wajah ceria pucat kehilangan darah
Suara tangis pecah
tubuh-tubuh berlumuran darah
Tak ada yang kuasa menghentikan getaran yang menghentak-hentak dan berdarah
Gempa tujuh skala richter itu telah memisah-misah gelisah
ayah, ibu, anak, sanak saudara terpecah dan berpisah
Tak ada yang bisa mengubah
La ilaha ilallah,
La ilaha ilallah,
La ilaha ilallah,
La ilaha ilallah,
La ilaha ilallah,
Gempa malam ini  menjadi luka nan menganga di dada saudara kitaÂ
Mereka tak mampu bicara
hanya gelisah dan susah yang bergelora di dada
berlari mengejar kocar kacir menghindari bala
Gempa tujuh skala ricter itu membawa lara
Luka mereka adalah luka kita
Doa kita semoga Allah melindungi mereka
Bukan hanya menjadi komoditas berita di media
Kirimkan mereka doa dan agar tabah menghadapi bencana
Ajak mereka kelak belajar memetik hikmah di setiap bencana
Mungkin itu ujian Tuhan buat kita tuk mengingatNya
Agar  selalu dekat dengan sang pencipta alam semesta
Gempa malam ini telah mengalirkan jutaan kata
Semua terangkum dalam berita-beritaÂ
Membanjiri  dunia mayaÂ
Semua tentang saudara kita yang ditimpa bencana gempa.
Lombok negeri jelita kini berduka
Duka mereka, duka kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H