Ketika menggendong bayi, biasakan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris, Â kapan pun dan di mana pun, seperti kita juga berbahasa Indonesia dengan bayi. Jangan pernah layani mereka berbicara dalam Bahasa selain Bahasa Inggris.Â
Lalu, bagaimana dengan Bahasa Indonesia? Mereka bisa berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan ibu. Kalau ibu yang memulai komunikasi dalam bagasa Inggris, maka mereka bisa berhasa Indonesia dengan ayah. Kunci ketiga, harus konsisten.Â
Konsisten dimaksudkan adalah tetap istiqamah berkomunikasi dalam Bahasa Inggris kapan pun dan dimana pun berada. Akan lebih efektif apabila waktu bersama keluarga lebih banyak. Anak-anak akan selalu mempraktikan kemamapuan Bahasa Inggris mereka di rumah. Bukankah kita sering mendengar bahwa the key of learning is practice, practice, practice. Artinya, kalau ingin lancar, maka praktekan dan praktekan.
Karena keterbatasan waktu orang tua berkomunikasi dalam Bahasa Inggris di rumah, maka salah satu cara yang selama ini dilakukan terhadap Ananda Nayla dan Aqila adalah dengan mencari film-film anak yang berbahasa Inggris. Kita bisa berlangganan channel TV yang mempunya program anak-anak seperti Disney Junior, Cartoon Network dan lain-lain.Â
Dari tayangan di channel ini anak-anak akan belajar banyak tentang hal yang tidak mereka dapat dari ayah atau ibu. Ternyata, dengan menonton program anak-anak berbahasa Inggris tersebut, anak-anak yang kini hidup di era milenial, sangat mudah dan kaya menguasai kompetensi Bahasa lewat program tersebut, seperti halnya yang dilakukan untuk Ananda Nayla dan Aqila Azalea tersebutÂ
Selain itu, kalau memberikan smartphone atau tablet kepada anak, biasakan membuka video atau YouTube yang menyajikan kegiatan berbahasa Inggris yang bisa melatih kemampuan anak-anak berbahasa Inggris. Misalnya tentang cara-cara membuat sesuatu. Oleh sebab itu, bagi orang tua yang ingin anak-anak mereka bisa berbahasa Inggris, maka ketika membeli mainan kepada anak, belilah mainan-mainan Bahasa Inggris yang edukatif.Â
Mainan yang bisa merangsang daya kreativitas  berbahasa anak. Jangan memberikan mainan-mainan instant yang tidak kreatif. Bila perlu anak-anak juga diberikan mainan yang bisa melatih daya kritis, sehingga dengan mainan  tersebut anak-anak akan terlatih sikap kreatif secara kritis dan lebih produktif saat berbahasa.Â
Apalagi kalau mereka dajak dan dilatih mengekspresikan apa yang sedang meraka mainkan dengan mengajarkan orang lain bagaimana mengoperasikan mainan tersebut, seperti apa yang dilakukan oleh Ananda Nayla dan Aqila Azalea Tabrani Yunis itu. Mereka mampu menjelaskan dalam Bahasa Inggris.
Saat ini, ketika usia mereka sudah 9 tahun dan 7 tahun, kemampuan berbahasa mereka sudah sangat bagus, baik untuk pronunciation, maupun kelancaran ( fluency) serta kekayaan vocabulary. Bukan hanya itu, paling tidak, empat ketrampilan berbahasa ( four language skills) yakni listening, speaking, reading dan writing, akan mudah mereka dapatkan. Anda mau mencoba? Ayo mulai dari sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H