Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menebus Rindu pada Puisi

27 Juli 2018   00:03 Diperbarui: 27 Juli 2018   00:18 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Do. Radarpekalongan

Oleh Tabrani Yunis

 

Aku bukanlah seorang penyair yang menyulam kata dalam puisi

Walau hari ini puisi-puisi menghujani bumi

 Hari ini, hari puisi

Di langit maya dan  awan nyata  banjir puisi

Hari ini, walau aku tak mampu menggubah sebuah puisi

Biarkan aku bermain kata-kataku sendiri

Mungkin bisa sebagai penebus rindu yang telah lama tersimpan di sudut hati
Karena rinduku belum terkubur bersama lumpur nan mengalir dari tsunami,
Rinduku belum pupus walau waktu terus berganti
Rindu itu masih tulus menembus desah nurani 

Hari ini ku desahkan diksi

Mungkin bisa jadi sebuah bait puisi
membunuh resah yang terus nyeri di hati

Agar dendam tak lagi membenci tsunami

Karena itu memang sudah suratan Ilahi

 Hari ini, katanya hari puisi

Biarkanlah aku menghempaskan desah di hati

Lewat beberapa bait puisi
Siapa tahu desah - desah itu akan mengalir ke sanubari
Untuk menebus rindu yang belum mati

 Ya, setiap bait puisi biasanya menggetarkan relung-relung hati
Aku yang kini menebus rindu lewat puisi
Kan kuramu setiap kata nan puitis dalam puisi yang berisi
Karena cinta masih bergelora dalam batas waktu yang dilewati

Puisi ini untuk menebus rindu yang selalu terbawa mimpi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun