Oleh Tabrani Yunis
Â
Aku bukanlah seorang penyair yang menyulam kata dalam puisi
Walau hari ini puisi-puisi menghujani bumi
 Hari ini, hari puisi
Di langit maya dan  awan nyata  banjir puisi
Hari ini, walau aku tak mampu menggubah sebuah puisi
Biarkan aku bermain kata-kataku sendiri
Mungkin bisa sebagai penebus rindu yang telah lama tersimpan di sudut hati
Karena rinduku belum terkubur bersama lumpur nan mengalir dari tsunami,
Rinduku belum pupus walau waktu terus berganti
Rindu itu masih tulus menembus desah nuraniÂ
Hari ini ku desahkan diksi
Mungkin bisa jadi sebuah bait puisi
membunuh resah yang terus nyeri di hati
Agar dendam tak lagi membenci tsunami
Karena itu memang sudah suratan Ilahi
 Hari ini, katanya hari puisi
Biarkanlah aku menghempaskan desah di hati
Lewat beberapa bait puisi
Siapa tahu desah - desah itu akan mengalir ke sanubari
Untuk menebus rindu yang belum mati
 Ya, setiap bait puisi biasanya menggetarkan relung-relung hati
Aku yang kini menebus rindu lewat puisi
Kan kuramu setiap kata nan puitis dalam puisi yang berisi
Karena cinta masih bergelora dalam batas waktu yang dilewati
Puisi ini untuk menebus rindu yang selalu terbawa mimpi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H