Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyalakan Lilin-lilin Literasi untuk Anak Negeri

22 Juli 2018   09:54 Diperbarui: 22 Juli 2018   10:01 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini, perbincangan, diskusi dan bahkan seminar mengenai literasi semakin sering dilakukan oleh para pegiat literasi dan juga pihak pemerintah sebagai pihak yang mengemban kewajiban mencerdaskan bangsa. Fakta di lapangan memperlihatkan banyak inisistif masyarakat seperti pegiat literasi  yang tak henti-hentinya melakukan kampanye literasi di tengah masyarakat, terutama di kalangan masyarakat, termasuk ke kalangan sekolah dan universitas. Bukan hanya kampanye yang mengajak, tetapi juga dalam bentuk atau wujud nyata berupa pengadaan bacaan dan kegiatan berupa pelayanan pendidikan. 

 Pokoknya, pembicaraan mengenai topik ini semakin kencang. Seperti disebutkan di atas, bukan hanya sekadar dibicarakan, tetapi juga diimplementasikan dalam berbagai kegiatan nyata. Pendek kata, terlihat ada yang melakukannya lewat kegiatan diskusi, ada yang melakukan seminar, workshop dan talkshow di televisi dan radio. Pelaku-pelaku atau pegiat literasi yang terpanggil jiwanya untuk berkontribusi memnagun gerakan literasi anak negeri di Aceh dan di Indonesia umumnya selama ini semakin giat dengan upaya tersebut.

Di Aceh ada banyak inisiatif yang dilakukan oleh masyarakat yang tersadar dan terpanggil untuk bisa berkontribusi membangun gerakan literasi ini. Sebut saja beberapa contoh, misalnya Ruman ( Rumah baca Anak Nanggroe) yang terus membangun kekuatan dan memfasilitasi anak-anak dengan buku-buku dan  bacaan yang menarik. 

Mereka menggelar kegiatan membaca di tempat-tempat umum dengan meminjamkan bacaan tersebut kepada anaka-anak atau masyarakat yang mau membaca. Mereka bahkan melakukan banyak kegiatan social pendidikan  untuk mendongkrak minat baca sejak dini. 

Dok.Pribadi
Dok.Pribadi
Bukan hanya itu, belakangan muncul sebuah komunitas baru yang menggerakan orang-orang dari kalangan masyarakat berpendidikan untuk aktif menulis lewat forum yang mereka sebut FAME itu.

 Hingga kini, Forum Aceh Menulis (FAME) terus secara aktif kini melakukan aktivitas literasi di kalangan masyarakat yang tingkat pendidikan mereka lebih tinggi. Kemudian, kini juga ada organisasi guru alternative yang dikenal dengan IGI  Ikatan Guru Indonesia) yang terus aktif menggelorakan literasi di sekolah-sekolah di Aceh. 

Kegiatan yang dijalankan oleh ketua IGI Aceh, Imran Lahore dan kawan-kawan masih terus berlangsung dengan cara marathon dari satu daerah ke daerah lain di Aceh. Jadi, upaya membangun gerakan literasi yang mencerdaskan generasi oleh masyarakat tersebut tetap ada dan kondisinya berbeda-beda. Namun, semua itu adalah upaya yang memang harus dilakukan agar anak-anak bangsa ini tidak semakin terpuruk dari segi kualitas.

Inisiatif lokal yang sudah cukup lama bergerak adalah inisiatif dilakukan oleh Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh. Organisasi yang didirikan pada tanggal 30 November 1993 ini sejak berdirinya sudah mulai membangun gerarak literasi tersebut di kalangan perempuan dan anak. 

Organisasi yang menempatkan pendidikan laternatif  sebagai payung semua program dan kegiatan, telah mengorganisir para perempuan dari kalangan perempuan akar rumput (grassroots women) di Aceh untuk belajar bersama sebagai bagian dari upaya pemberdayaan dan penguatan perempuan. Lewat wadah kelompok perempuan yang berlabel KPUK ( Kelompok Perempuan Usaha kecil) itu, CCDE membangun kapasitas literasi perempuan dengan berbagai kegiatan literasi, seperti mengajak membaca, berdiskusi, bahkan latihan menulis dan kegiatan menulis). 

Semua kegiatan itu menjadi cikal bakal terbitnya media perempuan yang sejak tahun 2003 terbit dengan nama majalah POTRET. Ya, majalah POTRET yang  menggunakan tagline, Media perempuan Aceh, karena lahir atau diterbitkan untuk membangun gerakan menulis di kalangan perempuan Aceh. Namun, sejalan dengana perkembangan dan proses metamorphosis, majalah ini berkembang menjadi Media Perempuan Kritis dan Cerdas, karena cakupan penulisnya sudah sangat besar yakni Indonesia dan bahkan hingga manca Negara. 

Kini sudah 15 tahun lebih majalah ini berupaya menghidupkan lilin-lilin literasi di tengah generasi yang masih bermasalah dengan literasi ini. Walau hidup bagai kerakap tumbuh di batu, karena majalah ini tidak mendapatkan lirikana dari pihak pemerintah dan para pengusaha, kegiatan menyalakan lilin literasi masih belum padam. Buktinya, walau terbitan edisi cetak kini mengalami kesulitan tersbut, namun sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, edisi online, www.potretonline.com, terus bisa berkontribusi. 

dok.Majalah Anak Cerdas
dok.Majalah Anak Cerdas
 Inisiatif lain yang dilakukan oleh CCDE adalah menyediakan tempat kegiatan membaca bagi masyarakat dengan membuka taman bacaan. Pada tahun 2003 sebelum bencana tsunami meluluhlantakna sebagai Aceh, CCDE telah membuka sebuah taman bacaan. 

Taman Bacaan Rakyat di kecamatan Manggeng, Aceh Barat Daya yang diberi nama dengan Taman Bacaan IQRA, sesuai dengan anjuran agama Islam agar umanya selalu membaca. Taman bacaan itu bertahan hingga tahun 2013, karena tidak mampu lagi menyewa bangunan sehungan dengan sulitnya mencari dukungan finansial dari pihak yang peduli di daerah ini. 

Akhirnya terpaksa tutup. Selain, membuka Taman bacaan IQRA, pasca tsunami, CCDE kemudian membuka 3 taman bacaan lagi di tingkat desa, masing-masing di Labuhan Haji, Aceh Selatan dan dua di desa yang berada di kecamatan Manggeng, Aceh Barat Daya yanag terletak di desa Teupin Bate dan Ujong Manggeng. Ke tiga taman bacaan itu diserahkan kepada masyarakat untuk dikelola.

Upaya menyalakan lilin-lilin literasi itu tidak hanya berhenti di situ. CCDE sebagai organisasi yang bergerak di bidang pendidikan alternative it uterus berupaya memotivasi, mengajak, menyediakan media untuk menyalakan literasi dan bahkan memberikan apresiasi terhadap mereka yang berpartisipasi dalam gerakan ini. Oleh sebab itu, sejalan dengan perkembangan zaman, dimana teknologi informasi dan komunukasi terus berkembang, CCDE membuat Website untuk menampun tulisan para perempuan lewat media online. Kala itu menggunakan website, www.ccde.or.id, lalu kemudian membuat website baru dengan nama www.potret-online.com, dan terakhir saat ini dengan format baru, www.potretonline.com. Semua ini dilakukan untuk menyediakan media yang dapat membantu menyalanya lilin-lilin literasi di Aceh.

Tidak sampai di situ, agar geliat literasi semakin terasa dan gelombang semangat membaca dan menulis bisa tumbuh, maka upaya menyalakan lilin literasi tersebut tidak boleh berhenti. Oleh sebab itu, CCDE dengan majalah POTRET dan majalah Anak Cerdas terus melakukan berbagai kegiatan literasi selain yang disebutkan di atas. POTRET dan majalah Anak Cerdas melakukan pula kegiatan kujungan ke sekolah-sekolah, baik tingkat dasar, maupun tingkat menengah dengan label POTRET Goes to school dan Anak Cerdas Goes to school. 

Kegiatan ini diawali dengan mengunjungi sekolah-sekolah yang ada di Banda Aceh, seperti di SD Negeri 67 Percontohan, SD Negeri 50 Banda Aceh, SD Negeri 28 Banda Aceh, SD Negeri 36, MIN Ule Kareng dan lain-lain, juga di level sekolah menengah SMP dan SMA yang tidak penulsi sebutkan satu per satu. 

Di luar kota Banda Aceh, kegiatan POTRET dan Anak Cerdas Goes to School juga dilakukan di kabupaten Aceh Barat, Aceh Jaya, Aceh Besar dan Pidie jaya, Aceh. Semua ini dilakukan dalam rangka membangun gerakan literasi anak negeri secara mandiri yang diharapkan dapat mendongkrak meningkatanya minat dan day abaca serta sekaligus membangun kesadaran anak-anak untuk mau berkarya sejak dini.

dok Pribadi
dok Pribadi
Hal lain yang harus dilakukan agar tidak hanya memotivasi, mengajak dan mengajarkan mereka menulis atau berkarya sejak dini, CCDE dan kedua majalahnya hingga kini terus mengembangkan kegiatan baru. Kegiatan yang sedng digalakan lain saat ini adalah kegiatan hibah bacaan. Ada dua pendekatan yang sedang dilakukan oleh majalah POTRET dan Anak Cerdas terkait kegiatan hibah bacaan ini. 

Kegiatan hibah pertama adalah hibah majalah POTRET dan majalah Anak Cerdas ke lembaga-lembaga pendidikan yang membutuhkan dan untuk taman bacaan-taman bacaan yang ada dikelola oleh masyarakat yang bukan hanya ada di Aceh, tetapi juga di provinsi lain di Indonesia seperti ke pulau Jawa, Kalimantan hingga Nusa Tenggara dan lain-lain.

Kegiatan hibah bacaan kedua yang sedanh digalang adalah dengan mengajak pihak-pihak yang peduli dan mau berkontribusi membangun gerakan literasi untuk mencetak ulang atau membuat majalah yang baru dengan memuat karya anak-anak, guru atau pihak guru dan lainnya dengan memberikan ruang kepada pihak yang membantu biaya cetak untuk kampanye literasi yang setelah dicetak, majalah itu dihibahkan ke sekolah-sekolah sebagai wujud nyata membangun budaya literasi yang ditempuh dengan menghidupkan atau menyalakan lilin-lilin literasi di seluruh penjuru negeri. Semua ini dilakukan sebagai bentuk atau wujud kepedulian anak bangsa untuk mencerdasakan generasi yang semakin rendah minat membaca selama ini.

Sayangnya, upaya-upaya menyalakan lilin literasi anak negeri di negeri ini masih sangat parsial, karena tidak terjadinya sinergi antar pelaku dan sangat sulit mendapatkan dukungan kerja sama dalam rangka bersinergi membangun gerakan literasi tersebut tidak terjadi atau tidak terwujud hingga kini, sehingga yang terjadi adalah masing-masing bergerak sendiri. Celakanya, Negara pun yang seharusnya hadir, terasa tidak ada dalam sinergi ini. Nah, kalau begini kondisinya, maka akan menyalakah lilin-lilin literasi di negeri ini? Apakah kita biarkan inisiasi ini mati karena tidak ada yang peduli? Entahlah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun