Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bonus Demografi Itu untuk Siapa?

29 Juni 2018   00:45 Diperbarui: 29 Juni 2018   01:00 764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anehnya lagi, kebanyakan pengangguran di tanah air kebanyakan dari kalangan sarjana dan lulusan SMK, sementara dunia kerja lebih didominasi oleh mereka yang berpendidikan rendah, hanya memiliki ijazah SD dan SMP. Idealnya, semakin tinggi level pendidikan anak bangsa, maka semakin mudah bagi mereka untuk bekerja. Sayangnya, para lulusan Sarjana S1 pun kini semakin sulit bekerja, karena tidak mendapatkan lapangan pekerjaan. 

Sehingga, selama ini ada trend setekah S1, lanjutkan ke S2, namun setelah selesai S2, masih mencari pekerjaan. Pendidikan S2, seakan-akan digunakan sebagai cara untuk menghindari atau untuk menunda pengangguran. Kendatipun sudah S2, mereka masih banyak yang tidak mandiri dan masih mencari pekerjaan.

Dengan kondisi semacam ini, bonus di satu sisi memang akan menjadi berkah, namun di sisi lain akan membawa bencana yang menghantam diri kita sendiri. Akan menjadi berkah bika kita sudah siap dengan segala konsekwensi. Siap dengan potensi yang kita miliki, sehingga kita bisa memanfaatkan bonus demografi secara optimal. 

Oleh sebab itu, agar bangsa Indonesia siap dan mampu memanfaatkan bonus tersebut secara optimal, semua hala yang melenahkan posisi anak bangsa ini, harus segera diperbaiki dengan memperbaiki akan masalah bangsa ini, yakni peningkatan minat baca dan daya baca. Hal kedua, seharusnya semua elemen bangsa, instansi pemerinta dari semua sector, harus sevisi bahwa bonus demografi itu adalah persoalan bangsa dan harus menjadi agenda bersama. Bukan hanya itu, ketika kita melihat bonus demografi sebagai sebuah peluang untuk meraih keuntungan finansial atau ekonomi saja.

Akan lebih baik dan bertenaga, apabila pemerintah dengan segala bentuk /bidang atau sector instansi yang ada, bisa membangun sinergi yang memberdayakan generasi bangsa ini. Tidak seperti selama ini yang namanya  bersinergi hanya banyak ada dalam ucapan yang sangat retorika. Pemerintah harus mengawal bagaimana jalannya sinergi yang dibuat. 

Dengan cara ini, akan banyak hal yang bisa dilakukan bersama. Misalnya sektor UMKM yang masih pada tahapan tumbuh bagai kerakap tumbuh si batu, hidup enggan mati melulu. Hidupkan semangat entrepreneurshipps lebih dini, sebagai salah satu contoh saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun