Oleh Tabrani Yunis
Ini hari ke empat perayaan Idul Fitri di seluruh dunia. Begitu pula halnya di Meurandeh Alue, kecamatan Bandardua, Pidie Jaya. Orang- orang masih sibuk berhari raya, masih berwara-wiri berkunjung ke rumah saudara, tetangga, sahabat dan sanak saudara. Pokoknya masa lebaran bisa berlangsung lama dalam sebuah masyarakat muslim di mana saja. Banyak pula cara yang dilakukan masyarakat muslim dalam rangka merajut silaturahmi lewat momentum lebaran atau hari raya.
Misalnya keluarga besar almarhum Teungku Haji Harun Ibrahim di desa Meurandeh Alue, Kecamatan Bandardua, Pidie Jaya, Aceh. Setiap momentum hari raya, anggota keluarga besar berisiatif mengadakan acara pertemuan besar di salah satu rumah keluarga almarhum. Semua anggota keluarga, seperti anak, adik, kakak, menantu, dan seluruh anggota keluarga berkumpul di rumah anak almarhum, Teungku Syarifuddin.
Sehari sebelum hajatan, semua anggota keluarga saling mengingatkan bahwa pada tanggal 18 Juni 2018, seperti biasa berkumpul di rumah tua, yakni di rumahnya Teungku Syarifuddin dalam rangka merekat silaturahmi keluarga dan tetangga. Maka, pada hari Senin itu, semua sahabat, keluarga besar berkumpul dan saling bersilaturahmi dengan penuh haru. Penuh suka dan canda.
Beberapa anggota keluarga menyumbangkan uang atau kambing untuk dimasak dan dinikmati bersama. Muchsin dan Afifuddin, owner Danish outointerior yang berkantor di jalan Soekarno Hatta dan Jalan Teungku Hasan Dek, Lueng Bata, Banda Aceh itu, menjadi salah satu inisiator kegiatan itu. Kehadiran mereka menambah semarak dan kebahagiaan keluarga besar ini.
Ada Kopi Arabicca Gayo
Di sela-sela kegiatan silaturahmi keluarga besar tersebut dan diantara kesibukan memasak kuah beulangong itu, Muchsin membawa sejumlah produk kopi Arabicca Gayo lengkap dengan alat moka pot untuk menyajikan kopi Arabicca Gayo bagi yang ingin mencoba dan menikmati dahsyatnya rasa kopi yang diproses secara modern dan dengan cita rasa yang jauh beda dengan kopi biasa.
Bagi para penikmat kopi Arabicca Gayo, rasa kopi yang diseruput tanpa gula tersebut pasti merasa sangat nikmat, namun belum tentu bagi yang belum pernah. Karena di antara yang ikut mencoba mencicipi rasa kopi Arabicca Gayo tanpa gula tersebut, terkaget dan berkata, waduh pahit sekali. Waduh, keras sekali rasa kopinya. Malah ada yang merasa terdiam mencoba merasa-rasakan kenikmatan kopi. Ada yang berinisiatif menjelaskan apa beda rasa kopi Arabicca Gayo dengan kopi Robusta.Â
Pokoknya, kehadiran kopi Arabicca Gayo jenis premium dan blueberry di acara itu, membuat acara lebih hangat. Apalagi diiringin dengan sajian kuah beulangong yang isinya adalah daging kambing. Biasanya usai makan daging kambing, badan pun terasa hangat dan berkeringat. Agar tidak membuat naik tensi darah, maka disediakan air mentimun yang dapat diambil oleh siapa saja yang hadir. Bagi yang tidak ada masalah dengan tensi darah, tidak perlu atau tidak harus meminum sajian mentimun parutan itu.
Yang penting, tali silaturahmi jangan pernah putus atau diputuskan. Tali silaturahmi harus selalu disambung dan dirawat. Karena memutuskan tali silaturahmi adalah tindakan yang tidak disukai Allah. Membangun silaturahmi antara sesama dan juga dengan sesama manusia adalah jalan terbaik menjaga dan merawat hidup yang harmonis di muka bumi. Sesungguhnya membangun silaturahmi itu adalah sebuah wujud nyata bagi setiap orang untuk menciptakan kehidupan yang harmonis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H