Maka apa yang terjadi kala itu, bisa menjadi pembicaraan orang. Paling kurang, ketika pulang ke rumah, menceritakan pada keluarga. Begitu pula ketika saling berkunjung saat hari raya, hal itu akan menjadi pembicaraan. Ada yang positif dan ada pula negatif. Semua bisa pula terjadi.
Dalam perspektif positif, apa yang terjadi kala itu adalah sebuah pelajaran, sebuah peringatan bahwa setiap orang bisa salah atau khilaf. Oleh sebab itu, kejadian itu memberikan banyak hikmah kepada semua jamaah yang hadir. Ada beberapa hikmah yang kita petik. Pertama, seperti disebutkan di atas, kesalahan itu sendiri adalah pelajaran bahwa yang namanya manusia tidak lepas dari kesalahan atau khilaf. Kedua ketika imam salah, seharusnya ada yang memberikan isyarat akan kesalahan tersebut.
Ketiga, seharusnya orang-orang atau makmum yang berdiri di belakang imam adalah orang-orang yang faham dan bisa menggantikan posisi imam, ketika imam mengalami sesuatu yang membatalkan salat. Ke empat, ketika orang membicarakan dan mendiskusikan kasus itu, ia akan belajar dari kasus itu, lalu mencari tahu apa yang benar dilakukan kala imam salah atau silap. Siapa yang harus melakukan dan bagaimana.
Kelima, dengan kasus itu para jamaah bisa menambah ilmu pengetahuan agamanya lagi. Ke enam, ini adalah pengalaman, dimana pengalaman adalah guru yang mengajarkan kita agar tidak mengulangi lagi kesalahan yang sudah pernah kita lakukan. Tentu akan sangat banyak hikmah yang kita petik dari hal-hal seperti ini. Tinggal pada kemauan kita dan kemampuan kit menganalisis dan mengambil hikmah.
Selayaknya kita semua mengambil ikhtibar dari kesalahan atau kesilapan imam dalam memimpin salat. Selayaknya pula tidak menyalahkan, walau harus menegakkan kembali salat ied hingga berulang menjadi dua kali. Soal sah atau tidaknya salat kita, itu adalah hak Allah. Yang penting kita tegakkan salat sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul. Kalau ada salah, yang kecil kita hilangkan dan yang besar kita kecilkan. Apalagi Islam sendiri adalah agama yang damai.
Selamat Idul Fitri, 1 Syawal 1439 H. Mohon maaf lahir dan batin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H