Saat itu Selasa, tanggal 29 Mai 2018, tepatnya pukul 10.39 WIB aku menerima sebuah pesan messenger dari seseorang yang menjadi teman di facebook. Ia menulis seperti berikut ini.
Assalamu'alaikum wr wb.Â
Perkenalkan, saya Iromi, pendamping Program Keluarga Harapan di Kec. Lueng Bata. Tadi siang, saat kami bertugas pembagian BPNT (Bantuan Pangan non tunai) di Kec.Lueng Bata, sayup- sayup terdengar ada yang minta kursi roda ke rekan kerja saya. Jika masih tersedia stok kursi rodanya, maka akan saya telusuri lagi data yang menanyakan tadi Pak... terima kasih...
Begitulah isi pesan yang aku terima. Aku pun menjawab salamnya. "Waalaikum salam." Lalu aku mengucapkan terima kasih. Kemudian melanjutkan pertanyaan "Yang minta kursi roda anak atau orang tua?"
Merespon pertanyaanku, Pak Iromi menjelaskan bahwa "... tadi orang tuanya yang ngomong, cuma saya belum pastikan untuk siapa diperuntukkan. Akan saya cek dulu pak ya. Insyaallah segera saya kabari. Mana tahu sesuai dengan syarat yang bapak perlukan..."
Nah, sebelum aku memberikan jawaban dan putusan, maka kepada Pak Iromi aku jelaskan tentang bantuan yang kami sediakan itu. Maka, kami jelaskan kepadanya hal seperti berikut secara singkat. "Kursi roda ini adalah bagian dari program 1000 sepeda dan kursi roda yang dilaksanakan oleh CCDE/Majalah POTRET/Majalah Anak Cerdas dan POTRET Gallery Banda Aceh.Â
Gerakan ini merupakan gerakan sosial nonprofit murni yang bertujuan membantu mempermudah anak-anak kurang mampu di Aceh dalam mengakses sekolah mereka dengan pemberian satu unit sepeda dan kursi roda. Pemberiannya dilewati melalui usulan, diproses kelayakannya sebagai langkah awal, lalu diverifikasi di tempat dan bila memenuhi kriteria, kemudian langsung diantar ke rumah masing-masing penerima. Selain itu isyaratkan pula mereka bersekolah.Â
Keculai pada kondisi tertentu yang membuat mereka tidak bisa bersekolah. Sumber dana untuk program ini adalah dari para dermawan yang memberikan kepercayaan kepada kami. Mereka memberikan bantuan seikhlasnya, bisa Rp1000, bisa pula lebih yang bisa membeli beberapa sepeda dan kursi roda untuk penerima manfaat dari program ini. Semua dana yang masuk digunakan untuk membeli sepeda dan kursi roda yang harganya terus naik.
Kemudian, setelah mendapat penjelasan tersebut di atas, Pak Iromi menjelaskan lagi. "Adek ini dari keluarga miskin, cuma lagi saya cek apa yatim atau bukan. Umurnya kira- kira 12 tahun. Disabilitas, tidak mampu berjalan secara mandiri karena ada masalah dengan pertumbuhannya, tidak hanya fisik, juga bermasalah dengan mental. Untuk sementra, itu info yang saya dapatkan. Lokasinya di desa Blang Cut, Kec. Lueng Bata... terima kasih pak."
Itulah informasi awal yang kami terima. Tentu masih sangat sedikit. Oleh sebab itu kami membutuhkan data lengkap dari anak. Maka, kami meminta Pak Iromi memberikan data tentang anak tersebut.
Ternyata Pak Iromi cepat tanggap dan mengirimkan kami informasi yang sangat lengkap dalam bentuk narasi yang sangat menyentuh. Pak Iromi pun kemudian meminta nomor kontak (HP) kami yang katanya untuk memudahkan komunikasi di antara kami. Tentulah tidak menjadi masalah, apalagi untuk tujuan kebaikan, membantu orang-orang yang menderita, membantu anak yang sangat memerlukan bantuan kursi roda.