Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ada Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Bundaran HI

4 Juni 2018   01:07 Diperbarui: 4 Juni 2018   01:12 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh Tabrani Yunis

Pagi ini, Minggu 3 Juni 2018, pukul 07.00 WIB, seperti biasa aku membuka medsos atawa media social. Salah satunya adalah facebook. Sudah tahu, bukan? Selama ini kita sudah dibuat sangat tergantung dan tidak bisa lepas dari penggunaan gadgets atau gawai dengan berbagai alasan. Katanya, untuk mencari informasi, untuk membangun komunikasi dan bahkan untuk selfie lewat semua piranti atau aplikasi yang mendukung semua kebutuhan komunikasi tersebut. 

Tentu banyak pilihan bagi kita. Salah satunya, kita bisa membuat siaran langsung dan juga menonton siaran langsung.

Kebetulan pagi ini, aku menyaksikan aksi yang menarik yang dilakukan oleh para aktivis Walhi Nasional di bundaran Hotel Indonesia di Jakarta. Lewat piranti gawai, dengan menggunakan aplikasi facebook, aku mengikuti acara aksi tersebut. Aku menyimak satu per satu pesan yang disampaikan lewat phamflet yang diusung oleh setiap peserta itu. 

Pesan-pesan yang disampaikan lewat kaos dan phamplet tersebut menggunakan sejumlah tagline di ataranya seperti berikut. 1001 Aksi untuk bumi. Pesan ini memberi makna banyak aksi yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan bumi yang satu, yang kini semakin renta kian rusak itu. Ini menjadi aksi  besar yang bisa dilakukan semua orang. Begitu penulis menginterpretasikannya. 

Tulisan  menarik yang tampak di sebuah spanduk besar yang mereka bawa bersama. Selain itu, beberapa tagline atau phamplet yang bisa terlihat lewat  WALHI Live ( siaran langsung) Walhi di facebook pukul 07.00 WIB pagi tadi itu,  sempat penulis catat di antaranya, ada pesan " Selamatkan bumi". Pertanyaan kita adalah mengapa para aktivis lingkungan ini menyerukan ucapan atau ajakan untuk menyelamatkan bumi. 

Ajakan ini tentu sangat realitis dengan kondisi bumi yang kini semakin rusak. Ajakan kepada semua orang untuk mejaga agar bumi tetap lestari.

# Puasa Plastik#, Juga memberikan makna kepada kita bahwa selama ini, sejalan dengan modernisasi yang terjadi dalam kehidupan kita, penggunaan plastic sudah semakin sulit ditinggalkan. Orang-orang merasa lebih praktis mengggunakan bahan plastic ketimbang bahan-bahan yang mudah terurai, seperti empang dari bahan rumput. Sehingga semakin banyak orang yang menggunakan bahan yang serba plastic.

 Lalu, apa yang terjadi kemudian adalah sampah plastic menjadi masalah. Masalahnya adalah sampah plastic terus menjadi polutan, yang menyebabkan polusi dan sampah plastic tidak bis didaur ulang secara masal. Plastik akan tetap menjadi plastic. Bahkan hal yang menggalaukan kita adalah terjadinya penumpukan sampah plastic di laut yang berakibat menjadi racun bagi kehidupan makhluk hidup dan biota laut.

Walhi Mengajak, Walhi Memanggil, Pulihkan Indonesia, adalah pesan dari tiga phamplet yang bisa kita rangkaikan menjadi satu.  Ketiga, ungkapan ini menunjukan cara Walhi membangun kesadaran masyarakat, pemerintah dan pengusaha dengan cara-cara yang tidak memaksa, tidak konfrontatif dan juga tidak dalam bentuk atau cara-cara menyalahkan pihak-pihak tertentu. 

Jadi kelihatan soft serta mengajak semua orang untuk mau bertindak memulihkan kembali lingkungan hidup yang sudah rusak, sebagai kepentingan bersama. Sementara pesan tentang Rimba terakhir, memberikan makna tentang kondisi rimba kita yang semakin punah, karena ulah manusia yang melakukan logging baik secara legal, maupun illegal. Rusaknya hutan dan rimba raya sudah menggangu ekosistem dan menyebabkan konflik dengan satwa terus terjadi dan berlanjut hingga kini.

Asap dan jeda tebang, juga isu atau masalah yang selalu muncul di musim kemarau yang menyebabkan lahan-lahan pertanian, perkebunan dan bahkan hutan-hutan mengalami kekeringan yang sering kali menyebabkan terjadinya kebakaran hutan. 

Bukan hanya karena itu, tetapi juga karena tangan-tangan jahil dan nakal yang melakukan pembakaran lahan, kala melakukan pembukaan lahan. Sehingga kebakaran hutan pun menyusahkan kita dan Negara-negera di sekitar kita.

Selain itu, ada  pesan agar mewujudkan  Zero Waste. Mungkin untuk mencapai zero waste bisa ajadi mendapat respon yang berlawanan, karena untuk mencapai titik terendah hingga zero tersebut, merupakan upaya yang sangat sulit di saat jumlah sampah yang ada di rumah kita, di sekitar kita semakin banyak jumlahnya dari waktu ke waktu. 

Selanjutnya, Ayo dukung wilayah kelola Rayat, Go Politik Hijau, pilih keadilan ekologi dan lain-lain, kiranya menjadi pesan yang menuntut keadilan lingkungan bagi semua orang yang tuntutan itu mungkin akan terwujud apa bila rakyat diberikan wilayah kelola atas sumber daya yang ada, juga  untuk menjamin pencapaian maksud tersebut, maka jalurnya adalah dengan membangun isu politik yang berperspektif hijau atau lingkungan. Semua ini dimaksudkan agar tercapainya keadilan ekologi untuk semua makhluk di bumi ini.

Kiranya, apa yang dilakukan oleh para aktivis Walhi Nasional itu pagi ini, merupakan aksi yang positif dan sangat penting. Walau sebenarnya aksi itu dilakukan dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup. Ya, Walhi Nasional  yang berkantor di Jakarta  itu pagi ini melakukan aksi bersama di bundaran HI dalam rangakaian peringatan hari ligkungan hidup sedunia dalam keadaan sangat damai, tanpa ada aksi tolak-tolakan atau dorong-dorongan yang memproduksi kekerasan. 

Apa yang kita saksikan dalam live video itu, berjalan dalam konsep nirkekerasan. Hebatnya, lagi aksi ini dilakukan pada hari yang sangat mendukung penyelematan lingkungan, yakni  bertepatan dengan kegiatan car free day. Hari yang ditetapkan sebagai hari untuk mengurangi polusi udara di kota Jakarta yang sarat dengan kenderaan. Jadi sangat sinkron dan tepat dengan aksi kampanye yang dilakukan aktivis Walhi tersebut.

Dikatakan sinkron dan tepat, tentu sangat beralasan, apalagi para aktivis Walhi yang mengenakan kaos hitam  tersebut, membawa banyak pesan lingkunan kepada siapa saja menyaksikan aksi tersebut. Ya, kita bisa menyaksikan  berbagai pesan  lingkungan tertera di kaos masing-masing aktivis yang menyerukan semua pihak, rakyat, pemerintah dan pengusaha untuk bersama-sama menyelamatkan bumi yang hanya satu dan sudah menderita ini. 

Pesan-pesan  disampaikan semua diarahkan untuk menyelamatkan bumi yang kini mengalami kerusakan di semua bidang, mengalami eksploitasi secara serampangan hingga pada persoalan tata kelola yang menghilangkan hak rakyat atas tanah dan sebagainya.

Nah, kegiatan aksi para aktivis Walhi dalam rangkaian peringatan hari Lingkungan Hidup sedunia tersebut, selayaknya menyadarkan kita, ya kita harus bangkit dan sadar, kita semua harus sadar atau bangkit dari ketidak sadaran melihat berbagai kerusakan yang terjadi di muka bumi ini. 

Kita harus sadar bahwa bumi yang satu ini sudah sangat renta, dan kian rusak karena ulah manusia yang semakin tidak terkontrol mengeksploitasi dan mengeksplorasi perut bumi, hingga mengancam ketahanan ekologi. Buktinya, selama ini berbagai macam bencana lingkungan hidup terjadi di mana-mana. 

Sudah sangat banyak bencana keusakan alam yang kita saksikan di muka bumi, Chernobyl, Minamata, dan lain-lain yang hingga kini tidak bisa terlupakan. Begitu juga dengan rentetan bencana yang terjadi di tanah air yang penyebabnya karena kerusakan lingkungan. Kita juga semakin galau denga kemarau yang menggalaukan, serta terjadinya perubahan iklim yang sangat meresahkan penduduk dunia.

Di Indonesia, kita masih belum bisa melupakan bencana Lapindo, di Jawa Timur, banjir bandang dan lain-lain yang telah meneyabkan kematian dan kerugian harta benda dan nyawa. 

Di Aceh pun berbagai kasus kerusakan lingkunan begitu banyak. Sehingga konflik agrarian, konflik kerusakan lingkungan antara manusia dengan manusia, dan juga antara manusia dengan satwa seperti harimau, gajah dan lain-lain semakin sulit dilerai.

Tentu saja, dengan peringatan hari lingkungan hidup Se dunia yang jatuh pada tanggal 5 Juni setiap tahunnya ini bisa membawa pengaruh besar untuk mengajak semua orang menyelematkan lingkungan sedunia.  

Ini adalah isu global, isu bersama yang harus diusung dan diperjuangkan agar kita dan anak-anak cucu kita ke depan masuh memilihi bumi yang lestari, masih memiliki lingkugan hidup yang sehat dan tidak rusak. Semoga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun