Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Memompa Semangat Menulis Jelang Buka Puasa

19 Mei 2018   20:04 Diperbarui: 19 Mei 2018   20:13 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, karena menulis itu adalajh kebutuhan hidup bagiku, maka ketika semangat menulis itu melemah, maka dorongan dari dalam diri, kesadaran diri harus dimunculkan agar bisa memotivasi diri untuk kembali melakaukan aktivitas menulis dengan teratur.

Sungguh sangat tidak enak atau nyaman rasanya hati ini, ketika sudah meninggalkan kebiasaan menulis itu. Apa yang membuat tidak enak tersebut di antaranya adalah perasaan hati seperti kehilangan sesuatu yang dicinta. Bayangkanlah ya, bagaimana rasa hati ketika kehilangan sesuatu yang dicintai? Pasti rasa rindu, gundah gulana, serta galau bercampur baur.

Nah, agar kegalauan dan kerinduan tidak bercampur aduk yang akan membahayakan diri itu terjadi, menulis adalah solusinya. Bukan hanya itu, sebenarnya rasa cemburu juga muncul ketika setiap kali membuka Kompasiana, banyak sahabat atau teman Kompasianer yang terus aktif menulis di Kompasiana, dalam diri muncul rasa malu dan iri, sembari bertanya sendiri kepada diri sendiri, mengapa para sahabat Kompasianer tidak pernah absen di Kompasiana?

Pertanyaaan ini menjadi trigger bagiku untuk menulis, walau menjalang buka puasa. Ya, bagaimana bisa menulis dalam waktu hitungan menit itu, menyelesaikan satu tulisan dengan jumlah kata hingga 1300 atau 1500 kata? Mustahil bukan? Ya memang mustahil. Apalagi waktu berbuka sudah tiba, suara serine sudah bergaung, maka pilihan terpenting adalah buka puasa bersama keluarga.

Agar tulisan ini tidak putus, usai salat magrib, mengajak anak-anak mengaji Al-quran beberapa menit, lalu melanjutkan tulisan ini, hingga menjelang azan isya dikumandangkan. Insya Allah, sepulang dari pelaksanaan salat tarawih malam ini, sudah ada yang akan ditulis lagi, sehingga malam ini akan lahir sebuah tulisan lain terkait fenomena di bulan Puasa Ramadan.

Semoga bisa membunuh kantuk yang sering datang merayu mata untuk merebahkan tubuh di tempat tidur. Itulah rencanaku. Aku bisa berencana, keputusan ada di tangan Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun