Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ke Jakarta, Tidak Macet Lagi

19 April 2018   01:02 Diperbarui: 19 April 2018   01:23 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi orang luar Jakarta,  seperti aku dan kebanyak orang yang  datang dari daerah-daerah, ingin datang ke Jakarta untuk sehari atau beberapa hari, rasanya Jakartta memang tempat yang menyenangkan. Apalagi kalau ke Jakarta membawa banyak uang yang dapat membeli segalanya. Pasti akan sangat nikmat.

Namun, seringkali ketika melihat suasana  macet di jalan-jalan raya dan bahkan ke banyak tempat di Jakarta itu, sungguh sesuatu yang sangat membosankan, melelahkan dan membuat suasana hati ikut gerah. Apalagi kalau menumpang angkutan umum yang berdesak-desakan, asap-asap yang keluar dari knalpot mobil, becak, bemo, bus, dan sebagainya, membuat dada sesak dan badan penuh keringat

Naik, Taxi pun, belum membuat kita nyaman ketika berada di jalan-jalan raya Jakarta.  Soalnya, ketika kita naik Taxi, bukan berarti kita tidak berhadapan dengan macet, karena macet itu sudah menjadi makanan bagi setiap orang yang ke Jakarta. Naik Grab? Ya, silakan saja, namun bukan jaminan untuk terhindar dari macet. Lalu?

Jawaban sementara, sebut saja naik Transjakarta. Tentu sebuah pilihan yang jitu, namun karena padatnya penduduk dan pendatang di Jakarta, angkutan umum seperti Transjakarta juga masih belum begitu nyaman. Masalahnya adalah kondisi di dalam bus yang masih sering berdesak-desakan di kala jam-jam sibuk atau macet.

Tidak dapat disangkal pula, karena TransJakarta memiliki jalur sendiri, dalam hal kemacetan, bisa ditembusi. Paling tidak, TransJakarta sudah sedikit banyak memudahkan kita keluar dari masalah kemacetan.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi
Tanpa Macet

Jakarat memang macet. Akan tetapi, bila kita menyusun rencana perjalanan secara bijak, kita pasti akan terhindari dari kondisi macet yang memuakkan itu. Aku pernah punya pengalaman menarik menghindari macet yang berlama-lama itu. Caranya, ketika tiba di bandara Soeseta, aku mengubah cara menuju kota Jakarta.

Aku tidak perlu naik Taxi, Grab atau Damri, karena angkutan ini pasti akan berhadapan dengan kondisi macet. Cara yang cerdas kini adalah dengan menumpang kereta api bandara. Aku teringat. Kala itu bulan Januari, tepatnya tanggal 11 Januari 2018, ya artinya baru sebulan pasca diresmikan bandara itu kali ya?

Ternyata, keluar dari ruang kedatangan Termonal 3 bandara Soekarno -- Hatta, aku tidak perlu ke luar ke stasiun Damri atau menunggu Taxi, atau ke ruang dalam menunggu Grab, tetapi keluar saja ke lift, lalu naik ke lantai dua, kita akan bisa mendapatkan stasiun kereta yang disebut skytrain itu. Agar tidak lama menunggu, sebaiknya pelajari jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta.

Ini dimaksudkan agar  bisa menikmati perjalanan ke kota Jakarta. Di lantai dua ini, suasana nyaman bisa dinikmati, sambil menunggu skytrain mengantarkan para penumpang ke stasiun kereta yang akan membawa  ke stasiun Soedirman baru. Konon, kereta bandara sendiri akan berangkat tiap 30 menit sekali.

Jadwal pengoperasian dimulai dari pukul 3 dini hari hingga jam 11 malam. Diperkirakan waktu tempuh ke Bandara nantinya bisa dicapai hanya sekitar 40 hingga 50 menit. ( detikfinance).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun