Idealnya, orang tua benar-benar harus menjadi model yang baik bagi anak-anaknya. Oleh sebab itu, orang tua harus menjadi orang yang konsisten dalam mendidik anak. Artinya, orang tua juga harus sesuai kata dan perbuatan dalam mendidik dan membangun akhlak anak.
Jangan sampai, karena ingin anak berakhlak, orang tua mengantarkan anak ke pesantren dan anak belajar akhlak dari guru atau ustad, namun ketika anak pulang ke rumah, anak tidak melihat akhlak orang tua yang sesuai dengan apa yang dipelajari anak di bangku pesantren dan sebagainya.
Agar bisa bersinergi, maka hubungan trilogy pendidikan yang selama ini juga sudah mulai hilang, seharusnya dibangun kembali. Percaya atau tidak, sinerji antara lembaga-lembaga pendidikan, keluarga, masyarakat dan pemerintah (sekolah), selama ini sudah putus. Terputusnya sinergi dari 3 lembaga pendidikan tersebut, membuat pendidikan akhlak yang diterima anak di dalam keluarga menjadi tidak aplikatif.
Hal ini akan terus menyebabkan hilangnya kecerdasan moral pada anak. Oleh sebab itu, bangunlah kembali sinergi antara ketiga institusi pendidikan tersbut. Insya Allah, niat untuk membangun akhlak itu akan bisa terwujud. Namun, demikian, agar tidak saling menunggu, maka tetaplah agar semua orang tua sadar dan mau untuk kembalilah membangun akhlak anak, sejak di rumah. Jangan hanya menyerahkan tugas itu kepada sekolah atau masyarakat. Kalau mau, pasti bisa.