Â
Oleh Tabrani Yunis
Halaman  depan Taman Budaya, Kota Banda Aceh pagi ini Rabu, 11 April 2018 pada pukul 07.30 WIB mulai ramai. Lahan parkir yang terletak di bagian depan sudah dipenuhi oleh sepeda motor dan bagian depan serta belakang diisi oleh sejumlah mobil. Semua kendaraan tersebut adalah kendaraan para orang tua murid TK yang mengantarkan anak-anak mereka ke Taman Budaya tersebut.Â
Mereka datang mengantar dan mendampingi anak-anak usia PAUD/TK untuk acara pagelaran seni tari murid Taman Kanak-kanak se-Kota Banda Aceh. Acara yang mengusung tema "Melalui Pagelaran Seni tari dan kreativitas yang berkarakter Islami, kita wujudkan aneuk miet (anak-anak) Carong (pintar) menuju Banda Aceh Gemilang dalam bingkai syariah."
Kegiatan pegelaran yang berlangsung selama dua hari ini dihadiri oleh seluruh Taman Kanak-Kanak se Kota Banda Aceh. Acara  yang menampilkan kegiatan menari anak-anak usia TK tersebut berlangsung di auditorium Taman Budaya Banda Aceh  itu. Ruang yang dilengkapi dengan kursi bagi para pengunjung tersebut tampak penuh, ditempati oleh keluarga dari anak-anak yang tampil dalam acara itu.
Kebanyakan yang berada di dalam auditorium itu tampaknya adalah Ibu-ibu. Sebagian kecil dihadiri oleh kaum Bapak. Namun ruangan tersebut tampak sesak. Kemudian baru lega, setiap selesai satu pertunjukan, karena orang tua segera mengambil anak-anak mereka di sayap kiri panggung.
Apalagi sekali-kali pecah tawa  karena melihat gerakan tari anak-anak yang kadang membuat kita geli hati. Sehingga, hentakan suara musik yang begitu keras menambah semangat anak-anak yang akan tampil dan yang sedang menari. Tentu saja acara ini terasa sangat menarik bagi oran tua dan anak yang ikut tampil.
Hal yang juga tidak kalah menarik untuk diamati adalah banyaknya papan bunga di luar gedung yang ditempatkan di beberapa tempat atau sudut. Papan bunga itu, selain sebagai ucapan selamat atas terselenggaranya pagelaran seni tari, juga ada beberapa papan bunga yang disewakan kepada pengunjung untuk latar belakang foto.
Pengelolanya adalah orang-orang atau fotografer yang sudah professional. Papan bunga mereka ini bisa disewa untuk mengabadikan  foto anak lewat kamera para fotografer profesional yang selalu hadir di setiap ada acara. Jadi, aktivitas para fotografer ini menjadi sebuah usaha yang masih diminati banyak pengunjung.
Untuk kota Banda Aceh, di beberapa gedung atau convention halls yang digunakan untuk merayakan pesta pernikahan, kita melihat banyak sekali papan bunga yang diletakan di pinggir jalan, dekat gedung atau bahkan di seputaran hotel-hotel. Pokoknya, setiap kali ada acara pesta pernikahan, pasti akan banyak papan bunga. Ukurannya juga berbeda-beda, karena tergantung kemampuan orang yang mengirimkannya.
Banyaknya papan bunga yang dipajang di pinggiran jalan, kerapkali menjadi titik perhatian banyak orang, karena dianggap bisa mengganggu pandangan para pengguna jalan.
Masih Diminati
Pemakaian papan bunga, terutama di kota Banda Aceh selama ini memperlihatkan fenomena yang cenderung semakin diminati. Buktinya, papan bunga bukan saja dipesan untuk kegiatan perhelatan pesta perkawinan, tetapi juga untuk kegiatan-kegiatan lain, baik yang bersifat ceremonial, maupun untuk kegiatan-kegiatan lain.
Misalnya, bagi pedagang yang mulai membuka usahanya, sebagai bagian promosi, maka ia meminta atau juga mendapat kiriman pemasangan papan bunga untuk mengucapkan selamat atas pembukaan usaha A atau B itu. Sehingga tidak asing bila ada pembukaan warung kopi, pusat-pusat perbelanjaan kecil dan besar, papan bunga menjadi pilihan untuk memperlihatkan semaraknya acara pembukaan tersebut.
Dalam perkembangannya, pemakaian atau pengggunaaan papan bunga tidak lagi untuk acara-acara seperti disebutkan di atas, namun dalam banyak acara dan kegiatan kini papan nama semakin banyak digunakan. Cobalah lihat ketika ada acara pelantikan pejabat atau pegawai, kita akan melihat papan bunga yang berjejer di sepanjang jalan dan pekarangan kantor. Semakin besar jabatan sesorang yang dilantik tersebut, maka semakin banyak papan bunga yang menghiasinya.
Begitu pula di dunia kampus. Papan bunga yang berisi ucapan selamat itu, seringkali memenuhi jalan-jalan dan gedung acara wisuda. Para sarjana, orangtua atau keluarga, meluapkan rasa bahagia dan kebanggaan mereka lewat papan bunga. Sehingga kalau ada ribuan sarjana yang diwisuda, maka jumlah papan bunga pun tak terhitung dengan jari.
Bahkan bukan saja saat wisuda, ketika yudisium pun papan bunga banyak dipajang di pinggiran jalan di tengah kampus tersebut. Bukan mustahil pula ucapan selamat itu ada di rumah makan-rumah makan ketika mereka merayakan kesuksesan karena meraih sarjana tersebut.
Pendek kata, di lingkungan kampus pun selama ini pemasangan papan bunga di kampus seakan sudah menjadi budaya atau tradisi masyarakat kampus. Sehingga setiap kali ada acara yudisium, apalagi acara wisuda, maka papan bunga akan mewarnai kampus. Selain papan bunga yang biasa dikirmkan orang atau saudara, banyak pula papan bunga yang dibisniskan oleh mereka yang tahu membaca peluang bisnis pengambilan foto.
Jadi begitu banyaknya orang yang memanfaatkan papan bunga tersebut, serta melakukan kegiatan bisnis penyewaan papan bunga sebagai latar belakang foto ucapan selamat dengan hanya menggantikan nama seorang sarjana. Tentu saja bukan hanya itu, karena papan bunga memang semakin banyak gunanya.
Bahkan pula, bukan hal yang mengherankan kalau ada sebuah keluarga yang musibah, meninggal misalnya, di rumah tersebut juga digunakan papan bunga, yang isinya ucapan belasungkawa. Apalagi kalau yang meninggal tersebut adalah dari keluarga yang hebat, penguasa dan katakan saja penting, maka semakin banyak papan bunga yang diletakan di sekitar tempat tinggal keluarga almarhum atau almarhumah.
Menjamurnya penggunaan papan bunga tersebut, memberikan makna bahwa papan bunga itu kini masih menjadi pilihan banyak orang, sebagai media yang multifungsi. Dikatakan demikian, karena  social, papan bunga memiliki fungsi sosial.
Papan bunga menjadi media sosial untuk menyampaikan ucapan selamat untuk acara-acara yang sifatnya seremonial, atau memberitahukan adanya kegiatan sosial atau kemalangan dan sebagainya. Selain itu. Juga sebagai media promosi bagi seseorang, seperti acara peluncuran sebuah produk, pembukaan sebuah usaha dan juga acara pegelaran tari dan sebagainya.
Nah, melihat banyaknya orang yang ingin memanfaatkan papan bunga, maka pengadaan papan bunga tersebut menjadi lahan bisnis yang banyak dikembangkan orang saat ini. Semakin banyak orang yang mau menggunakan papan bunga, maka semakin besar puluang orang-orang yang memilik sense of business untuk menggeluti bisnis papan bunga ini di Aceh.
Apalagi, penggunaan papan bunga tersebut juga mulai menggejala hingga ke kampong-kampung di Aceh. Tidak pelak lagi, saat ini papan bunga itu, ikut berkontribusi membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang yang mau berusaha. Semoga terus menjadi sumber rezeki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H