Kita juga bisa melihat aktivitas masyarakat yang mencari sumber kehidupan, mencari ikan di danau tersebut, karena danau ini juga menyimpan kekayaan ekosistem danau dan  juga banyaknya berupa ikan depik dan ikan-ikan air tawar lainnya. Ikan depik, ikan yang kecil-kecil seperti teri itu menjadi ikan yang khas dan disukai orang-orang, seperti juga ikan kecil yang banyak di danau Singkarak, Sumatera barat.
Besarnya kekayaan dan manfaat danau ini bagi kehidupan kita, maka selayaknya kekayaan, karunia Allah ini dijaga dan dikelola dengan cara bijak. Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan semakin bertambah jumlah penduduk, ekspansi bisnis di bidang pertanian, perkebunan dan juga pencemaran dan sebagainya, terus mengancam kelesatarian hutan yang menjadi sumber mata air untuk disimpan dan mengisi danau tersebut.Â
Danau Laut Tawar memang terletak di Takengon, namun manfaatnya bukan saja bagi masyarakat sekitar, tetapi hingga ke wilayah-wilayah di lembah dan di dataran rendah, baik di pantai timur, maupun di pantai barat. Pendek kata, Danau Laut Tawar adalah sumber kehidupan bagi semua orang, hewan dan makhluk-makhluk lainnya yang hidup di pulau Sumatera ini.Â
Bahkan lebih dahsyat lagi, danau laut tawar juga bagian dari paru-paru dunia yang menjadi tonggak bagi perubahan iklim dunia. Bila debit air danau ini berkurang, maka akan membawa pengaruh besar bagi perubahan iklim (climate change). Oleh sebab itu, Danau Laut Tawar harus selalu dirawat, dijaga dan dilestarikan.
Caranya adalah dengan menyelamatkan hutan di sekitar. Tidak ada hutan produksi, juga tidak ada perambahan hutan yang sudah ada. Kemudian, juga tidak kalah penting adalah menjaga Danau Laut Tawar dari tindakan buruk membuang sampah ke danau serta menghindari tindakan pencemaran danau dengan berbagai zat kimia yang bisa merusak ekosistem danau tersebut.Â
Untuk itu, semua orang punya kewajiban dan tanggung jawab untuk merawat dan menjaga serta melestarikan Danau Laut Tawar ini. Tentu masih banyak cara yang bisa diambil untuk menyelamatkan Danau Laut Tawar. Semua terpulang kepada kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H