Masalahanya karena masyarakat Islam banyak yang meninggalkan perintah Iqra. Malas membaca dan menulis, sehingga akibatnya tertinggal jauh saat ini. Oleh sebab itu, sebagai solusi terbaik, umat Islam harus kembali ke perintah Allah, perintah untuk Iqra. Sangat banyak butiran pelajaran penting yang diberikan oleh Rektor UIN Ar-Raniry ini, yang tidak mungkin diceritakan dalam tulisan.
Tak kalah inspiratif, kaya dan mendalam pembelajaran yang diberikan oleh pembicara kedua dalam seminar itu, yakni Yarmen Dinamika. Ia seorang praktisi media, Redaktur Pelaksana Harian Serambi Indonesia yang dikenal sangat tertib berbahasa itu, sehingga banyak orang mengatakan beliau sebagai KBBI berjalan.Â
Dengan kekayaan dan luasnya pengetahuan dan ketrampilannya di bidang literasi dengan sangat menarik dan mendalam ia memotivasi peserta seminar untuk membangun literasi di Aceh. Sesuai dengan materi yang diminta kepada beliau, maka tadi pagi Yarmen Dinamika mencurahkan banyak pengetahuan tentang menulis di media.Â
Di awal presentasinya, Yarmen Dinamika mengawalinya dengan berangkat dari definisi dan cakupan literasi sebagai bagian untuk menyamakan persepsi. Cukup banyak dan padat pembahasan beliau mengenai kegiatan menulis sebagai bagian dari pengembangan literasi yang dapat menggerakan semua pihak untuk secara aktif bisa dan mau menulis di berbagai media yang tersedia.
Pembelajaran berharga lainnya banyak dipetik dari sajuan materi yang disampaikan oleh  Zukifli Ali, kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh.  Sejalan dengan bidang beliau di Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, beliau memaparkan banyak fakta kelemahan atau keurangan bangsa Indonesia dalam bidang literasi. Beliau melihat bahwa  PII sejak berdiri pada tahun 1947,  PII memegang peran besar dalam membangun literasi di Indonesia dengan mempersatukan para pelajar Islam nusantara.Â
PII paling tepat dan maju di depan membangun gerakan literasi di negeri ini. Oleh sebab itu, keterlibatan PII dalam membangun gerakan literasi di Aceh dan di Indonesia umumnya, menjadi sangat tepat dan wajib. Zulkifli Ali, malah kini, sudah melakukan diskusi dan pertemuan dengan para ulama dan pimpinan Dayah di Aceh untuk secara bersama- sama membangun gerakan literasi di Aceh, karena literasi yang dalam Islam dikenal dengan Iqra adalah perintah Allah yang paling tinggi dan juga ajaran Rasulullah yang harus dan wajib dijalankan oleh umat Islam.Â
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh siap menjalin dan membangun literasi di Aceh dengan membangun sinergi dengan berbagai pihak.
Nah, jujur saja dan selayaknya diakui, bahwa kegiatan seminar yang difasilitasi oleh orang-orang hebat, para ahli di bidang literasi itu. Mereka memberikan banyak sekali pengetahuan, pengalaman dan inspirasi untuk bisa melakukan lebih banyak perhatian dan usaha membangu literasi di rumah, sekolah dan masyarakat, sehingga Aceh dan Indonesia bisa mengjar ketertinggalan dalam hal literasi.Â
Hal yang harus segera diwujudkan dari semua ini adalah upaya mensinergikan semua kekuatan yang ada untuk membangun literasi dalam upaya mencerdaskan anak-anak Aceh dan Indonesia, serta dapat membantu  mempercepat terwujudnya visi dan misi Aceh Carong yang kini sedang dilakukan oleh Pemerintah Aceh. Oleh sebab itu diperlukan komitmen pemerintah dan legislative untuk secara bersama-sama membangun literasi adar menjadi bangsa yang beradab. Bangsa yang beradab adalah bangsa yang memiliki kemampuan literasi yang tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H