Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Terapi Lari Pagi

22 Oktober 2017   16:46 Diperbarui: 22 Oktober 2017   16:46 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Huah...Alhamdulilah Pak, kita masih diberi kekuatan oleh Allah untuk bisa menikmati lari pagi. Begitu ucapanku kepada Pak Dahlan,  sambil sedikit terengah-engah setelah berlari-lari pagi sekitar 2 kilometer. Benar Pak Tab, jawab Pak Dahlan, lelaki  berusia 58 tahun  yang berolah raga lari pagi bersamaku setiap hari. Kita masih bisa berlari hingga 3 kilometer, sementara banyak kawan kita yang sudah tidak sanggup melakukan kegiatan seperti ini.  

Benar Pak, sahutku lagi. Kalau kita sering bezuk ke rumah sakit, kita akan melihat banyak orang yang masih muda, lebih muda dari kita, sudah terpaksa berjalan dengan menggunakan tongkat atau bahkan berjalan tertatih-tatih, tambahnya lagi. Sungguh, kita masih beruntung, apalagi masih bisa berolah raga, lari pagi seperti ini.

Sebagai orang yang mau belajar bersyukur kepada Yang Maha Pencipta, Allah SWT, Aku dan Pak Dahlan, memang menyatakan diri termasuk atau tergolong ke dalam kelompok orang yang beruntung. Mengapa beruntung? Ya, karena Allah masih memberikan kesehatan dan kekuatan untuk bisa beraktivitas, berolah raga setiap pagi. 

Buktinya, hingga kini bisa melakukan olah raga lari pagi setiap pagi. Aku dana Pak Dahlan masih mampu berlari mengitari jalan,  melewati bundaran di bawah jembatan Pango Raya, hingga Politeknik Aceh yang terletak di kecamatan Ule Kareng, Banda Aceh itu berkali-kali. Padahal, kalau dilihat dari sudut usia, Pak Dahlan sudah 58 tahun dan aku sendiri hampir 56 tahun. Usia yang sering dikelompokan sebagai manula. 

Walau aku sebenarnya masih belum mau disebut sebagai manula. Aku ingin tetap tampil muda. Apalagi, secara penampilan, aku rasanya masih saja ingin bisa tampil kelihatan muda. Hmmm, begitulah adanya. Dasar tidak sadar diri. Ya, its no problem at all.The most importing  is "Keep spirit". Untuk membuat hidup lebih hidup. Benar, bukan?

Ya memang benar. Sebenarnya, memilih berolah raga dengan kegiatan lari pagi atau marathon ini, semakin intens aku lakukan, karena ada masalah dengan tubuhku. Sudah lumrah adanya pada setiap orang yang usianya sudah di atas 50 tahun, sudah banyak onderdil tubuh yang aus atau mulai mengalami kerusakan. Ibarat kenderaan, seperti mobil atau sepeda motor, ketika sudah digunakan di atas lima tahun, sudah banyak onderdil yang harus diperbaiki atau diganti. Begitu pula halnya dengan tubuh kita. Bedanya, kita tidak bisa mengganti dengan onderdil baru.

Melihat ke belakang, Aku sebelumnya juga tergolong dalam kelompok orang-orang yang malas berolah raga pagi. Aku lebih suka melanjutkan tidur, atau tidak sempat berolah raga, karena berbagai kesibukan. Juga karena factor malas, seperti kebanyakan orang yang malas berjalan kaki serta selalu memilih menggunakan kenderaan bermotor, walau dekat. 

Ya, pendeknya  semakin dimanjakan oleh penggunaan kenderaan. Itulah penyakit masyarakat kita sekarang, sudah tidak mau berjalan kaki, karena malu dan malah ditertawakan atau diperhatikan orang karena berjalan kaki. Seakan-akan berjalan kaki  sudah menjadi hal aneh. Memanglah semakin aneh saja manusia sekarang.

Ketika kondisi badan, stamina semakin berkurang, sendi-sendi sudah terasa sakit, maka olah raga ringan adalah salah satu solusinya. Aku sendiri, entah karena kebanyakan konsumsi makanan berminyak, berlemak dan juga kelebihan makanan karbohidrat  atau yang manis-manis berlebihan, membuat 3 jenis penyakit tua seperti kolesterol, asam urat dan bahkan juga kadar gula darah atau glukosa meningkat. Akibatnya, rasa sakit di beberapa bagian tubuh muncul dan membuat aktivitas rutin serta semangat pun turun. 

Solusi yang paling sering diambil adalah dengan mengonsumsi obat-obatan, baik berupa obat-obat kimia, sampai pada obat-obat alternatif seperti herbal dan lain-lain. Aku tidak memilih minum obat kimia, tetapi cendrung memilih yang herbal. Namun kemudian, setelah dipikir-pikir dan dirasa-rasa, mengonsumsi obat terus juga bukan solusi yang tepat, apabila kita tidak mengelola kembali pola makan dan kebiasaan berolah raga. Konsumsi obat-obatan, pasti memiliki efek samping bagi faal tubuh. Selain ada efek samping, obat-obatan yang dikonsumsi juga mahal. Artinya akan mengeluarkan uang yang semakin banyak.

Kalau begitu, apa solusi yang paling tepat? Kata banyak orang, ya jaga makanan dan berolah raga. Untuk berolah raga, kita pun harus sesuaikan dengan usia. Misalnya, untuk olah raga berat yang mengencangkan otot, seperti angkat yang berat-berat, tentu bukan olah raga yang cocok untuk usia di atas 50 tahun. Pilihan yang tepat adalah jalan kaki dan sedikit lebih berat adalah lari -- lari pagi. Ini jelas bukan pilihan yang salah alias keliru. Aku sendiri, sudah lama membeli sebuah sepeda untuk tujuan olah raga, namun sepeda itu sering dan lebih banyak disimpan di garasi, menjadi barang simpanan. Padahal, tujuan membeli sepeda untuk bisa berolah raga. Ha ha ha ha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun