Tinggi rasa solidaritasnya
Bayangkan saja, ia bisa mempekerjakan  4 orang tuna rungu yang bukan berasala dari kota Banda Aceh, tetapi dari luar kota Banda Aceh, seperti Muhamzirullah, Muhammad dan Nasrullah, tuna rungu yang berasal di Sigli.  Juga ada Rizky yang berasal dari Meulaboh, Aceh barat  bekerja di bengkelnya.
Ketika ditanya, mengapa ia menerima mereka bekerja di bengkelnya, dalam Bahasa isyarat ia mengatakan karena sayang melihat kawan-kawannya yang tuna rungu itu hidup miskin, tidak punya pekerjaan. Jadi ia merasa kasihan terhadap teman-temannya itu dan menerima mereka bekerja dan tinggal bersamanya di bengkel sepeda motor itu.
Kehebatan Andri, bukan saja karena ia mandiri dan memiliki solidaritas yang tinggi terhadap sesame tuna rungu, Â Andri yang masih muda itu, memilih teman tuna rungu, juga karena mereka adalah orang-orang yang rajin, mau bekerja keras. Apalagi orang tua mereka sendiri tidak mampu dan juga tidak mau membuka usaha bagi mereka.
Hebatnya lagi, ia punya teman dari luar negeri, di Inggris. Ada beberapa temannya di Inggris yang datang berkunjung ke bengkelnya dan malah menginap di bengkelnya. Apakah ia bisa berbahasa Inggris? Jelas tidak, namun karena ia punya Bahasa tersendiri, mungkin Bahasa sandi itulah yang membuat mereka berkomunikasi dan berteman.
Sayangnya, kendatipun Andri adalah remaja mandiri, setia kawan, suka bekerja keras dan punya usaha, Andri belum pernah merasakan nikmat bantuan modal usaha dari pihak pemerintah. Ia adalah sosok kaum disabilitas yang luput dari perhatian pemerintah yang katanya peduli terhadap kaum disabilitas.Â
Kendatipun demikian, ia tidak mengeluh. Andri terus menjalankan aktivitasnya bersama-sama temannya yang senasib. Selayaknya kita yang memiliki kesempurnaan malu terhadap mereka. Kita yang sempurna tidak mampu dan tidak mau menjalankan peran hidup seperti Andri. Semoga saja, pihak pemerintah, entah Dinas Sosial, maupun Dinas-dinas lainnya milik pemerintah mau membuka mata, melihat dan datang memberikan mereka motivasi dengan berbagai cara yang bisa.
Inilah mungkin apa yang dikatakan orang bijak. Seperti yang pernah dikatakan oleh HAMKA, alam terkembang adalah guru. Artinya, untuk berguru atau belajar sesuatu itu tidak harus di sekolah, tetapi bisa belajar pada alam yang terkembang. Alam yang kita diami ini memberikan banyak sekali pelajaran kepada kita, tergantung pada diri kita, apakah kita mau belajar atau tidak. Salah satu pelajaran itu adalah apa yang diperlihatkan oleh Andri Supriadi kepada kita. Mari kita belajar lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H