Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Keajaiban Allah itu Datang

10 Februari 2016   00:12 Diperbarui: 10 Februari 2016   00:41 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka tidak melabrak keluarga Bustamir. Keluarga Rangkuti mengajak beberapa penduduk desa dan Geuchik Gampong (Kepala Desa –red) sebagai saksi. Pergulatan pun dimulai. Keluarga Bustamir tidak serta-merta menyerahkan anak asuhnya itu kepada keluarga Rangkuti.

Padahal gadis remaja berumur 14 tahun itu ingat betul kejadian tsunami yang menimpa dirinya 10 tahun silam. Ia juga ingat siapa nama ayah dan ibu kandungnya. “Saya dinaikan ke atas papan oleh ayah,” ujar Liah memperagakan cerita gadis remaja pada hari itu.

Namun keluarga Bustamir bersikeras bahwa gadis remaja itu bukanlah anak Liah. Maryam, istri Bustamir berkilah bahwa gadis remaja itu anak saudaranya yang telah bercerai.

Anehnya, Maryam menawarkan Liah untuk mencoba tes DNA untuk meluruskan permasalahan ini. “Kan lucu pak, kalau itu memang anak mereka, mengapa mereka suruh saya tes DNA, bukan saya yang suruh mereka,” ujar Liah tersenyum.

Tanpa pikir panjang, Liah siap dites DNA kapan pun. Meski sampai saat ini tes DNA tidak pernah dilakukan.

Tanpa alasan yang jelas, Maryam memberikan izin agar Liah membawa pulang gadis remaja itu. Tepatnya 28 Juni 2014. Kebingungan keluarga Liah tentang asal gadis remaja ini pun terjawab ketika gadis itu menceritakan semuanya.

Ketika Rangkuti menaikkan dua anaknya ke atas papan. Arus deras membawa mereka sampai ke pulau Nias. Arief dan Raudatul terdampar ke Pulau Nias, namun mereka terpisah disana.

Raudatul atau disapa Weni tinggal di Nias selama dua tahun. Baru pada tahun 2006 Weni dibawa oleh keluarga Bustamir ke Blang Pidie, Aceh Barat Daya. Weni sempat dibaptis ketika tinggal di Nias. Saat ditemukan oleh keluarga aslinya, Weni terlihat lesu dan tidak bersemangat. Jalannya menyeret tanah dan selalu merunduk.

Ketika itu, Liah sudah benar-benar yakin kalau gadis remaja itu adalah anaknya. Ia sangat bersyukur atas apa yang terjadi pada hari itu. Sembari memulihkan pikiran dan mental Weni, Liah menanyakan tentang keberadaan abangnya, Arief, yang berada di papan yang sama.

Weni tidak mengetahui tentang keberadaan Arief. Ia hanya tahu bahwa abangnya masih hidup. Liah tidak tahu harus berbuat apa, mereka tidak punya saudara di Nias untuk dimintai pertolongan mencari keberadaaan Arief.  Namun Allah, kembali menunjukan jalan lain. Dengan ditemukannya Weni, media lokal dan nasional memberitakan keajaiban itu. Liah muncul di tv dan beberapa surat kabar. Pintu rahasia untuk menemukan Arief pun mulai terkuak.

Pemberitaan-pemberitaan di surat kabar, mengarahkan pasangan Jamliah dan Septi Rangkuti bertemu dengan anak lelakiaanya, Arief.. Seorang ibu berumur 30 tahun, Lana Bestari yang berdomisili di Paya Kumbuh, Sumatera Barat  mempertemukan Arief dengan keluarga Rangkuti.  Lana sudah mengenal Arief sejak lama. Arief sering main di warung internet milik Lana. Lana hanya mengetahui bahwa Arief adalah anak gelandangan yang tidak tahu asal-usulnya. Bahkan Lana mengenal Arief sebagai Ucok, sebab teman Arief di Paya Kumbuh memanggilnya Ucok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun