Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Belajar Pada Rumah Ibadah

14 Oktober 2015   01:36 Diperbarui: 14 Oktober 2015   04:31 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apalagi selama ini, soal nasib kaum muslim Rohingya yang mendapat perlakukan yang sangat menyedihkan adalah cerita buruk yang mencoreng negeri yang disebut Burma ini. Namun, sebuah fakta berbicara ada tiga rumah ibadah, yakni masjid, gereja dan pagoda berdiri beriringan dan bahkan berhadapan. Pertanyaannya adalah mengapa tiga rumah ibadah ini bisa berdiri dengan nyaman dan saling berhadapan? Apakah rahasianya? Saya tidak tahu pasti, Mungkin ada baiknya selidiki dan cari tahu. Sehingga kita bisa belajar dari hal itu.

[caption caption="Gereja di tengah kota Yangoon yang berhadapan dengan masjid dan Pagoda "]

[/caption] Di tanah air, kiranya juga menjadi sebuah buku atau bahan pelajaran bagi kita. Di Ibu kota Indonesia, ya di Jakarta, kita juga melihat realitas beragama yang damai. Para pembaca yang sering ke Jakarta, pasti melihat posisi masjid Istiqlal. Masjid ini juga berada saling berdekatan dengan gereja Katedral. Kedekatan letak kedua rumah ibadah ini menjadi saksi dan symbol toleransi umat beragama di Indonesia. Bahkan John Kerry, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat menyampaikan rasa kekagumannya ketika melihat letak Masjid Istiqlal yang lokasinya saling berseberangan dengan Gereja Katedral di Jakarta. Menurut dia, letak masjid dan gereja yang berdekatan itu menjadi simbol toleransi penting.( Merdeka.com 17/2/14)

Nah, berkaca dari tiga lokasi rumah ibadah yang saling berdekatan, saling berhadapan dan juga berdampingan itu, membuat saya juga bertanya-tanya, mengapa kini tempat ibadah itu, apakah gereja, masjid, pagoda dan lainnya bisa berdiri dengan damai, sementara penganut agama-agama langit dan agama bumi, sering sekali berkonflik? Ada apa yang salah dengan kita para penganut agama-agama ini? Barangkali, ada baiknya kita semua yang merasa beragama, untuk masing-masing melakukan refleksi. Dengan cara ini, mungkin akan kita jawab bersama, bahwa bagi mu agamamu, bagi ku agama ku.

Silakan jalankan ibadahmu, tanpa mengganggu ibadah orang lain. Tentu, semua kita harus menjaga dan menghormati orang lain beragama dan beribadah. Untuk menjaga, kerukunan hidup beragama, diperlukan sikap saling menghormati, tidak saling memaksakan kehendak, saling patuh pada regulasi yang sudah dibuat, untuk bisa hidup damai. Mungkin itu. Semoga semua bisa saling menahan diri. Kepada pemerintah, hendaknya bisa mencari jalan yang damai dan diselesaikan dengan cara bijak.  Saya ingin belajar bagaimana rumah ibadah itu bisa berdiri berdampingan dengan damai. Semoga kita diberikan petunjuk oleh Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun