Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Api Cemburu Itu Membunuh Perempuan

3 Oktober 2015   23:47 Diperbarui: 4 Oktober 2015   06:53 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cemburu (jealous), sebuah sifat manusia yang sering diperbincangkan orang. Kata cemburu, sering diartikan dengan kata iri, namun bila ditilik dan dijabarkan lebih jauh, bisa jadi kata cemburu dan iri, bisa tidak persis sama dengan kata cemburu, tergantung apa yang melatar belakanginya. Karena kata iri, sering diartikan tidak senang melihat orang senang. Tidak suka melihat orang lebih, tidak senang melihat orang lebih hebat dari dirinya. Sementara cemburu bisa lebih pada rasa takut akan kehilangan sesuatu, atau seseorang yang dimilki, yang disukai atau yang dicintai.

Tak dapat dipungkiri bahwa rasa cemburu (jealous) itu, ada pada setiap orang. Baik pada perempuan, maupun pada laki-laki. Bahkan waria sekali pun juga punya rasa cemburu. Bukan pula hanya menjadi sifatnya orang dewasa yang sudah berkeluarga atau berumah tangga, tetapi juga banyak bersemi di kalangan remaja, apalagi kalau sedang jatuh cinta. Rasa cemburu bisa sangat menggebu-gebu, bergelora dan membara. Jangankan orang dewasa dan remaja, anak-anak yang masih tergolong bayi, batita dan balita pun juga punya rasa cemburu. Coba perhatikan anak yang masih batita atau balita. Ia akan cemburu pada adiknya ketika ibu melahirkan adiknya. Ia akan marah ketika ibu mengggendong atau tidur dengan adiknya. Jadi cemburu itu sangatlah manusiawi. Hewan saja bisa cemburu, apalagi kita?

Dengan demikian, cemburu itu adalah suatu fitrah yang melekat pada diri manusia. Oleh sebab itu, bisa dikatakan bahwa cemburu itu lintas gender, karena bukan hanya perempuan yang cemburu, tetapi juga laki-laki dan waria. Rasa cemburu juga lintas usia, karena cemburu bukan saja dialami oleh oleh orang dewasa dan kaum remaja saja, tetapi juga anak-anak. Cemburu bahkan lintas masa, Cemburu bukanlah realitas social seseorang dan masyarakat masa kini saja, tetapi sudah terjadi pada keturunan pertama umat manusia, sejak adanya anak-anak nabi Adam. Dalam sejarah kehidupan manusia, kita bisa belajar pada kleuarga nabi Adam AS. Putera nabi Adam AS, yaitu Qabil, tidak mau kehilangan Iklima dari dirinya. Qabil tidak suka, kalau Iklima dinikahkan dengan Habil. Namun, keputusan Yang Maha Kuasa serta titah orang tua mengharuskan Habil yang mendapatkan Iklima. Akibatnya, rasa cemburu Qabil membawa petaka. Peristiwa atau tragedy cemburu yang tersulut di benak Qabil membuatnya membunuh adiknya, Habil. Sebuah peristiwa kemanusiaan yang penuh dengan pembelajaran bagi umat manusia di permukaan bumi, karena peristiwa itu adalah peristiwa pertama yang terjadi. Dari peristiwa tersebut, dapat kita petik pelajaran bahwa cemburu akan menimbulkan amarah, dendam dan bisa berujung dengan kematian. Ini adalah sebuah contoh betapa rasa cemburu itu, memiliki dampak buruk dan sangat berbahaya.

Dengan melihat peristiwa tersebut, lalu, salahkah bila kita cemburu? Itulah pertanyaan yang banyak dipertanyakan orang, kala kita membicarakan soal cemburu. Tentu saja tidak ada salahnya kita cemburu. Karena cemburu adalah sebuah anugerah yang dimiliki oleh setiap manusia. Cemburu sering dikatakan sebagai sebuah indicator bahwa seseorang itu memiliki rasa cinta, rasa ingin memiliki dan rasa tidak ingin kehilangan apa yang ia miliki, serta tidak ingin yang dimiliki tersebut diganggu, apalagi diambil oleh orang lain. Dengan perasaan cemburu, seseorang akan selalu berusaha menjaga dan melindungi (protect) apa yang ia miliki tersebut. Mengacu pada apa kata Mario Teguh, sang motivator kondang di tanah air, katanya “ cemburu itu tanda bahwa cintamu kuat, tetapi pastikan bahwa dia pantas kamu cemburui. Mario Teguh juga berkata bahwa cemburu adalah tanda bahwa cinta harus memiliki.

Jadi, cemburu dan cinta adalah dua kata yang sangat saling bertaut dan saling menguatkan. Sesungguhnya setiap individu yang mencintai sesuatu atau seseorang, akan selalu ada rasa cemburu di hatinya. Karena kalau ia tidak cemburu, berarti ia tidak mencitainya. Ia rela bila benda maupun orang yang sangat dicintainya diganggu,, diambil atau beralih kepada orang lain. Padahal, cemburu itu ada, karena cemburu adalah tanda cinta. Cinta yang selalu ingin memiliki. Cinta tidak harus memiliki, mungkin hanya ada dalam lyric lagu.

Nah, karena rasa cinta dan rasa cemburu adalah anugerah yang selelu ada dalam diri manusia, maka agar cinta dan cemburu tidak membawa petaka, maka perasan cinta dan cemburu yang kita miliki tersebut harus dikelola (manage) dengan baik dan bijak. Pertanyaannya, adalah mengapa kita harus mengelola cinta dan cemburu itu dengan bijak?

Cinta dan cemburu itu ada tingkat atau derajatnya. Seperti halnya cinta, ada cinta buta. Begitu pula dengan cemburu, ya ada cemburu buta. Cinta buta, bisa membawa petaka, karena berbuah sengsara. Begitu juga dengan cemburu buta. Kedua-duanya sangat berbahaya. Cinta buta dan cemburu buta, banyak membuat orang kalap mata, tidak bisa berfikir rasional. Membuat orang kehilangan akal sehat, karena tidak bisa lagi berfikir positif, apalagi menganalisis dan membuat keputusan yang terbaik dengan bijak. Dunia terasa kelam, hati panas. Yang ada hanya api asmara Kedua perasaan ini sering tumbuh membara, menjadi amarah, panas, menjadi api asmara dan api cemburu. Ketika dada dan hati memanas, ia akan membara, membakar. Bukan hanya seperti api dalam sekam, tetapi bisa menyulut emosi dalam seketika. Ketika cinta dan cemburu membabi buta, maka petaka pun sering tak bisa dielakan. Bukan saja akan menghantam orang yang sangat dicintai atau dicemburui, tetapi akan memakan korban diri sendiri. Betapa banyak sudah kasus cinta buta dan cemburu buta yang berujung pada tindakan bunuh diri (suicide) yang terjadi di sekitar kita.

Sudah terlalu banyak kasus cinta buta dan cemburu buta yang berujunga dengan tindak criminal. Para pembaca mungkin pernah dan sering mendengar serta melihat kasus-kasus bunuh diri karena cinta buta, maupun karena cemburu buta. Ini membuktikan bahwa cinta buta dan cemburu buta, bukan saja akan membunuh orang lain, tetapi juga akan memakan dan membunuh diri sendiri. Menyakiti dan akan membunuh orang yang dicintai atau yang dicemburuinya. Sangat banyak fakta yang membuktikan cinta buta dan cemburu buta itu sangat berbahaya. Ingatkah pembaca akan sebuah ungkapan “ cintai itu membunuhmu?”

Nah, ketika cinta buta dan cemburu buta, berujung dengan tragedy bunuh diri, maka ujungnya hanya menjadi cerita duka. Orang tua atau sanak saudara hanya bisa berduka, karena kehilangan seorang anak atau saudara. Namun ketika cinta buta dan cemburu buta berujung dengan pilihan membunuh orang yang dicintai, atau membunuh orang lain yang merembut seseorang yang dicintai, ujungnya bukan hanya kehilangan akan orang yang dicintai, tetapi juga merugikan diri sendiri. Karena aksi pembunuhan adalah tindakan krminalitas yang bertentangan dengan hukum, maka sesorang yang membunuh orang lain atas alasan atau dasar apapun, akan mendapat hukuman berat.ya hukuman penjaran yang cukup lama. Inilah salah satu landasan berfikir, mengapa cinta dan cemburu tersebut harus dikelola dengan baik dan bijak, agar cinta dan cemburu yang sejatinya sebagai bumbu indah untuk hidup bahagia tidak berubah menjadi petaka. Sebab, selama ini semakin banyak kasus bunuh diri dan pembunuhan, karena cinta dan cemburu yang membabi buta tersebut bisa membuat orang kejam dan bengis. Sebagai contoh, kekejaman Raja Aritonang (22) sungguh tak bisa diterima akal sehat. Hanya karena cemburu, pemuda ini nekat membakar pacarnya hingga menderita luka parah. Penganiayaan berat itu membuat Suaidah (21) penduduk Jalan Letda Sudjono, Gang Rambutan, Medan Tembung kritis dengan luka bakar di sekujur tubuhnya. Korban dianiaya di kamar kosnya Jalan Darussalam, Medan Baru, Rabu (20/3) malam sebelum akhirnya disiram minyak tanah dan disulut api ( Sermbinews.com). Sangat kejam dan sadis bukan?

Nah, tragedy semacam ini tidak seharusnya terjadi, apabila cinta dan cemburu tersebut bisa dikelola dengan bijak. Mengelola cinta dan cemburu dengan bijak, bisa dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, dengan saling membangun pengertian antar pasangan, diikuti dengan saling menghargai satu sama lain. Tidak membuat hubungan yang saling menutup-nutupi rahasia. Jadi lebih baik saling terbuka atau transparan, agar tidak menimbulkan rasa curiga antar sesama. Satu hal yang juga harus dibangun bahwa hubungan harmonis memang harus dijaga, tetapi yang tidak boleh adalah terlalu protective. Dibutuhkan pula sikap jujur, tulus dan setia yang dapat menuntun kita untuk bisa lebih dewaasa dalam mencapai kebahagiaan yang hakiki. Tentu saja, setiap pasangan harus mampu mengelola emosi, tidak saling menyalahkan dan juga tidak egois. Ini bisa menjadi bumbu indah dalam menjaga keharmonisan hubungan setiap pasangan. Bukan berarti tidak boleh cemburu, tetapi cemburulah dalam porsi yang proporsional. Cinta dan cemburu yang dikelola dengan baik, akan menuntun kita kepada hubungan yang harmonis, tanpa ada tindak kekerasan yang akan menghancurkan hubungan rumah tangga atau hubungan percintaan. Mari kita kelola cinta dan cemburu itu dengan bijak, sehingga tidak ada lagi kasus cemburu yang membunuh perempuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun