[caption caption="Kilometer Nol"][/caption]
Â
Â
Oleh Tabrani Yunis
Selama dua hari, yakni hari Kamis dan Jumat,3-4 September 2015, saya mendapat kesempatan untuk mengikuti Bimbingan Teknis Penyuluh Pengembangan Sadar Wisata dan Potensi Masyarakat Destinasi Pariwisata yang sekaligus dirangkaikan dengan Training of Trainer (ToT)-nya. Kegiatan ini merupakan kegiatannya Kementrian Pariwisata Asdep Tata kelola Destinasi dan pemebredayaan masyarakat bekerja sama dengan Dinas kebudayaan dan pariwisata Aceh, bidang Pengembangan Destinasi yang diikuti oleh 37 peserta dari berbagai instansi pemerintah, dan non pemerintah di Aceh. Para pesertanya, ternyata cukup beragam, baik dari usia, maupun bidang garapan usaha. Pelatihan selama dua hari itu berjalan dengan baik dan para peserta tampak begitu antusias untuk menjadi trainer yang mampu mengedukasi masyarakat untuk sadar wisata lewat penanaman konsep Sapta Pesona dan sekali gus melihat peluang pengembangan usaha bagi masyarakat di daerah destinasi wisata tersebut. Antusiasnya para peserta disebabkan karena para peserta melihat bahwa bidang wisata di Aceh, sebenarnya merupakan potensi besar yang belum tergarap dengan optimal. Di samping itu, persoalan sadar wisata dan pengembangan usaha bagi masyarakat destinasi wisata juga belum dengan baik dikembangkan. Padahal, semua ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa sektor pariwisata memiliki peran penting bagi pembangun negeri ini. Dikatakan demikian karena sektor pariwisata merupakan sumber devisa terbesar ke tiga setelah minyak dan gas. Besarnya sumber devisa ini tentu didukung oleh kekayaan potensi yang sangat luas dan beragam, mulai dari Aceh, sebuat saja Sabang ( pulau Weh) hingga ke Papua dengan potensi Raja Ampatnya. Sementara sektor wisata juga dianggap sebagai alat efektif dalam pengembangan wilayah dan ekonomi lokal. Bukan hanya itu, dengan berkembangnya sektor pariwisata, maka sektor ini dapat dijadikan sebagai alat yang efektif dalam pengembangan masyarakat, terutama masyarakat di wilayah destinasi wisata tersebut.
Tak dapat dipungkiri bahwa Indonesia memang benar-benar menjadi ultimate and diverity dalam bisang pariwisata ini. Kita bisa menghitung-hitung peotensi tersebut. Sebut saja potensi alam yang kita miliki di ribuan pulau yang ada di Indonesia. Bukan saja potensi alam yang melimpah, tetapi juga keragaman budaya dan bahasa yang hanya dimiliki oleh Indonesia. Ya, Indonesia memilikikekayaan budaya dan etnik, adat, tradisi dan berbagai keunikan yang layak dijual dalam artian menjadi daya tarik atau pesona bagi para penikmat wisata di berbagai belahan dunia.
Apa yang menjadi masalah pariwisata kita saat ini? Nah, bila kita identifikasi secara detail, pasti akan sangat banyak persoalan yang masih menghadang atau melekat di sektor ini. Secara umum, kita katakan bahwa potensi wisata yang kita miliki, terutama di Aceh, hingga kini belum tergarap secara optimal. Aceh memiliki potensi wisata yang sangat besar, mulai di pantai timur, pantai barat, wilayah dataran tinggi Gayo dan wilayah kepulauan, masih banyak yang belum terkelola. Jangankan dengan optimal, terkelola secara sederhana juga masih belum.
Selain, belum terkelolanya potensi destinasi wisata tersebut, upaya penyiapan masyarakat untuk sadar wisata juga masih jauh dari harapan. Padahal, penyiapan masyarakat destinasi wisata untuk memiliki kesadaran tinggi dalam mengelola dan menjual wisata untuk meraup keuntungan ekonomi itu sangat besar peluangnya. Masyarakat dalam sektor wisata terutama di daerah destinasi wisata sebenarnya memegang peranan sangat penting. Masyarakat lokal adalah asset besar bagi sektor pariwisata tersebut. Karena masyarakat lokal memiliki kekayaan adat, tradisi, dan budaya, merupakan bagian terbesar dari pesona atau daya tarik dunia wisata dimana saja. Bukan hanya sebagai asset, tetapi sebagai tuan rumah atau host, masyarakat memengan kendali utama dalam memajukan wisata di tanah air, dimana pun daerahnya.
[caption caption="Mengelola Destinasi Wisata Dengan Bijak"]
Jadi, melihat pentingnya eksistensi masyarakat lokal, atau host dalam pariwisata, maka upaya penyiapan masyarakat destinasi wisata secara optimal harus dilakukan secara optimal. Sebagai host, maka masyarakat lokal harus dibekali dengan sejumlah pengetahuan, ketrampilan dan juga bekal sikap dan perilaku yang bisa mendukung berjalannya prosesi wisata di tempat arau destinasi wisata tersebut. Pekal sikap dan perilaku yang dimaksud adalah berupa kegiatan penyadaran masyarakat agar sadar wisata. Mungkin konsep Sapta Pesona yang sudah dirancang untuk memesona para penikmat wisata tersebut, harus secara terus menerus dilakukan. Kegiatan penyadaran yang menyentuh soal kesadaran, ranah afektif itu tidak bisa dilakukan hanya seklai, tetapi ini harus menjaid upaya yang terus menerus dan berkelanjutan.Oleh sebab itu proses edukasi di bidang wisata harus menjadi perhatian dari Dinas Pariwisata dan juga instansi terkait lainnya.Â
Selain membangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat dengan konsep Sadar wisata ( Sapta Pesona) tersebut, agar tingkat kesejahteraab masyarakat di daerah destinasi wisata, maka sektor ekonomi masyarakat lokasi wisata juga harus disentuh sedemikian rupa, tidak boleh ada dominasi tertentu, misalnya penguasaan atas akses-akses strategis. Masyarakat harus dipersiapkan kemampuan pengembangan ekonomi di berbagai sektor yang mendukung tercapainya target kunjungan wisata yang optimal. sehingga dengan cara demikian, potensi wisata yang dimiliki di Aceh khususnya dapat dikelola secara optimal dan bahkan bila dikembangkan dengan optimal, sektor pariwisata Aceh akan mempu mengurangi angka kemiskinan di Aceh yang masih relatif tinggi. Sangatlah bodoh kita, bila ada potensi yang besar, tetapi tidak dikelola dengan baik dan bijak. Karena bila tidak kita memulai mengelolanya, akan datang para investor yeng merebut keuntungan di bidang wisata tersebut. Akibatnya masyarakat destinasi wisata, hanya akan menjadi penonton.
Oleh sebab itu, mari kita bergerak mengelola destinasi wisata kita, terutama di Aceh dengan baik dan bijak, dengan mempertimbangkan kearifan lokal. Insya Allah, kesejahteraan masyarakat Aceh akan meningkat. Semua tergantung pada kita. Bila kita mau, pasti bisa. semoga
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H