Mohon tunggu...
Tabrani Yunis
Tabrani Yunis Mohon Tunggu... Guru - Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Tabrani Yunis adalah Direktur Center for Community Development and Education (CCDE) Banda Aceh, juga sebagai Chief editor majalah POTRET, majalah Anak Cerdas. Gemar menulis dan memfasilitasi berbagai training bagi kaum perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Aceh Belum Perlu Shinkansen

5 September 2015   15:48 Diperbarui: 5 September 2015   18:05 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Nasib Kereta Api Aceh"]

[/caption]

Agaknya impian masyarakat Aceh untuk bisa menikmati layanan kereta api dari Banda Aceh-Medan, hingga kini hanya masih sebatas angan-angan. Bahkan bisa dikatakan sebagai mainan dalam mimpi kereta api Aceh. Walau kadang kala, di tengah impian atau ilusi akan kereta api itu seakan sudah ada, Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah, meminta pemerintah pusat serius membangun jalur kereta api Aceh. Soalnya, sudah 12 tahun berlalu, tapi jalur kereta api Aceh-Sumatera Utara tak kunjung rampung dikerjakan, baru terealisasi 11,3KM. Itu pun hanya di wilayah Aceh Utara saja (Serambi Indonesia, 22 September 2014). Jadi, ini memang mimpi buruk kereta api Aceh, bukan?

Nah, di tengah indahnya mimpi buruk kereta api Aceh, Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematika (Dishubkomintel) Aceh, Ir. Hasanuddin, kepada wartawan usai meninjau lokasi persimpangan jalur kereta api Trans-Sumatera dengan jalur kereta api Kuta Blang-Krueng Geukuh, Lhokseumawe, Jumat (3/4). Ia didampingi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kasatker Balai Proyek Kereta Api Trans Sumatera, Abdul Kamal mengatakan bahwa proyek kereta api Trans Sumatera di Aceh akan dimulai pada tahun ini, sesuai dengan janji yang pernah diucapkan Presien Joko Widodo ketika berkunjung ke Aceh pada 9 Maret 2015 lalu. Tahap awal, pembangunan dimulai dengan pembebasan lahan. “Tahun ini untuk pembebasan tanahnya. Kementerian Perhubungan dalam Perubahan APBN 2015 telah mengalokasikan Rp 422 miliar, dari total anggarannya sekitar Rp 2 triliun,” kata Hasanuddin. (Serambi Indonesia 04 September 2015).

Dengan demikian, impian indah kereta api Aceh pun berlanjut. Apalagi dalam perkiraan, semua akan rampung pada tahun 2019. Sungguh impian yang indah dan menggembirakan. Namun, perlu diinformasikan ke pusat, kalau Bandung-Jakarta saja kereta api cepat belum mendesak, maka sangat mendesak kalau kereta api Aceh, walau kereta api biasa, sudah sangat mendesak, agar harga barang dan biaya hidup di Aceh bisa lebih rendah dibandingkan kondisi sekarang yang segalanya serba mahal. Jadi, saat ini jangan kirimkan kereta api cepat ke Aceh, tetapi selesaikan dulu relnya dari Medan hingga Banda Aceh.

 

Banda Aceh, 5 September 2015

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun