Mohon tunggu...
Tabita Larasati
Tabita Larasati Mohon Tunggu... Desainer - disainer

suka jalan-jalan dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Waspadai Teror yang Tak Terlihat

11 Juli 2024   20:27 Diperbarui: 11 Juli 2024   20:40 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembubaran diri Jamaah Islamyah (JI) oleh para pengurus dan tokohnya memang suatu prestasi. Mengingat oraganisasi ini memang dianggap sebagai organisasi radikal yang anggotanya sering menjadi pelaku aneka bom. Peristiwa berbagai bom ini menimbulkan segregasi diantara masyarakat bahkan pada peristiwa bom bali pada 2002, jumlah arus wisatawan menurun drastis, dan hubungan Indoensia Australia sempat menegang.

Selain itu JI diketahui ada dibalik berbagai tindakal terorisme di tanah air antara lain :  bom di gereja-gereja di 13 kota pada malam Natal tahun 2000, bom Bali I pada 12 Oktober 2002, teror bom Hotel JW Marriott di Mega Kuningan-Jakarta pada 5 Agustus 2003. Lalu teror Bom di kuta dan Jimbaran Bali pada  Oktober 2005, dan bom Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton di Mega Kuningan-Jakarta pada 17 Juli 2009. Renteran peristiwa itu kemudian diakhiri dengan penangkapan para tokoh mereka satu persatu.

Bagaimanapun, keamanan memang menjadi hal yang sangat penting bagi sebuah negara. Ia akan mempengaruhi ekonomi dan daya hidup warganya. Ketika bom bali pertama meledak, Bali dengan sumber mata pencaharian pariwisata, nyaris lumpuh. Banyak bidang terpengaruh olehnya, seperti transportasi, hotel termasuk guesthouse yang dikelola oleh warga lokal. Ada kesenian yang juga lumpuh, kuliner dan lain sebagainya.

Sehingga tak heran jika para pengamat juga memberi catatan pada pembubaran diri ini. Pengamat terorisme dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah , Zaki Mubarak misalnya, mengatakan bahwa pembubaran diri ini  akan berpengaruh pada peta ancaman terorisme di  Indonesia. Ji selama ini dikenal punya segalanya, baik dari jumlah pengikut dan kokoh dari segi kelembagaan, termasuk dana. Sehingga fenomena ini menurutnya bisa dianggap sebagai capaian penting bagi deradikalisasi terorisme.

JI masa kini berkatagori Neo JI. ; transformasi dari JI, karena pendirinya - ada dua orang yaitu Abdullah Sungkar sudah meninggal dan Abu Bakar Baasyir memimpin organisasi yang nyaris sama yaitu MMI. Mereka terinspirasi dari Negara Islam Indoensia pimpinan Kartosuwiryo yang berkeinginan mendirikan negara Islam yang kokoh di Asia Tengara  JI era lama dikenal punya keterkaitan dengan al Qaeda (meski ABB membantahnya). 

JI yang akrab dengan kekerarasan (radikal) ini karena mereka punya banyak pengikut yang terlibat dengan berbagai aksi termasuk di luar negeri seperti keterlibata anggota mereka di Filipina, dan Thailand maupun Afganistan.

 Neo Ji mengubah orientasi dan strategi gerakan dari aksi teror menjadi dahwah, lalu membangun sumber daya anggotanya dan penguatan ekonomi anggota serta latihan militer para kadernya. Kini mereka bertekad membubarkan diri . Deklarasi pembubaran JI disampaikan di Bogor, Jawa Barat, pada 30 Juni 2024 lalu.

Namun kita harus waspadai . Seperti ormas lain yang dibubarkan pemerintah (bukan membubarkan diri) HTI yang juga mengusung ideologi transnasional, kini tidak ada, namun mereka masih ada. Karena itu waspadai juga JI. Yang kini tidak ada , tapi di bawah tanah, mungkin masih ada.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun