Mohon tunggu...
Tabita Larasati
Tabita Larasati Mohon Tunggu... Desainer - disainer

suka jalan-jalan dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Generasi Muda dan Politik Riang Gembira

16 Februari 2024   20:21 Diperbarui: 16 Februari 2024   20:29 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Bagi genarasi tua (baca generasi baby bommer dan generasi X), generasi muda yang terdiri dari generasi millenial (gen Y dan Z) adalah generasi yang 'agak menyebalkan". Bagaimana tidak menyebalkan? Mereka seringkali lebih peduli dengan gadgetna dibanding dengan lingkungan sekitar. Mereka juga sulit untuk terlihat lebih menghormati kaum tua dibanding teman sebayanya. Mereka lebih menyukai game dibanding beranjang sana dengan sepupunya.

Namun, banyak hal positif yang sebenarnya kita bisa catat dari para generasi muda penyuka teknologi ini. Diantaranya dibuktikan saat Pemilu 2024 kemarin. Peserta dari generasi muda dari dua generasi ",menyebalkan" itu menjadi pemilih paling dominan pada Pemilu kemarin. Jumlah mereka mencapai 52-55 % dari seluruh pemilih yang berjumlah kurang lebih 204 juta itu.

Ini harapan baru bagi bangsa Indonesia untuk tetap mempertahankan demokrasi damai dan mempertahankan positif vibes dari dunia politik Indonesia. Jika dulu, "dikuasai"oleh generasi bommer dan X maka kini beralih. Generasi boomer dan X memang selama ini dinilai terlalu serius menyikapi sesuatu, sehingga jika ada perbedaan pandangan, seringkali konflik tak terhindarkan. Jika itu terjadi, maka pertikaian yang panjang seringkali terjadi.

Bisa kita lihat hal ini pada saat Pilpres 2014 dan 2019. Juga pada Pilkada Jakarta pada tahun 2017, dimana pertikaian tidak berhenti pada usai pemilu, namun konflik dimulai jauh-jauh dari dan belum selesai juga setelah berbulan-bulan pemilu usai. Bahkan setahun sampai dua tahun setelahnya , ucapan atau narasi cebong kampret masih saja diucapkan. Keterbelahan ini menyakitkan bahkan beberapa tahun setelahnya dua kubu tidak saling berbaikan.

Namun di tangan dua generasi muda yaitu seperti sudah saya sebutkan di atas yaitu generasi millenials dan Z , pemilu 2024 berjalan dengan aman dan damai. Bahkan kampanye yang dulu penuh dengan jargon-jargon serius, kini bergeser pada lagu-lagu kampanye yang menyenangkan hati dan enak di dengar. Seperti lagu ok gas, yang bernada remix dan merupakan lagu kampanye dari paslon no dua, terasa bukan lagu kampanye. Lagu itu disenandungkan oleh banyak kaum remaja bahkan anak kecil di gang-gang kecil, di tiktok dll.

Sekali lagi ini adalah hal yang sangat indah bagi bangsa Indonesia. Demokrasi kita di masa datang haruslah dijalani dengan riang gembira. Harus dijauhkan dari konflik berkepanjangan dan tidak membawa kedamaian bagi seluruh rakyat Indoensia. Semoga !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun