Mohon tunggu...
Tabita Larasati
Tabita Larasati Mohon Tunggu... Desainer - disainer

suka jalan-jalan dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Gadaikan Pertemanan dan Persaudaraan Hanya Karena Kontestasi Politik

4 Februari 2024   01:36 Diperbarui: 4 Februari 2024   01:49 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita hidup di kota yang tidak terlalu besar, bisakah kita mengingat ini: seorang calon kepala daerah sangat menggebu saat mencalonkan diri untuk menjadi kepala daerah. Dia dan tim kampanyenya (tentu) berusaha untuk menarik perhatian warga masyarakat sekitar untuk memilih dirinya dengan berbagai cara.

Janji untuk memperbaiki jalan rusak adalah kampanye yang paling populer di kalangan rakyat. Karena jalan adalah hal krusial bagi rakyat. Kita mungkin ingat Gubernur Lampung yang dikritik habis-habisan karena jalan yang rusak hampir sepanjang satu daerah. Saking parahnya sampai seorang youtuber mengkritiknya dan kemudian presiden RI, Joko Widodo pun kemudian meninjau jalan di daerah itu. Dalam beberapa tayangan terlihat bahwa gubernur Lampung tidak menguasai daerah itu sehigga dia harus bertanya kepada penduduk sekitar

Waktu gubernur itu mencalonkan diri, mungkin dia tidak mengajukan jalan sebagai prioritas utama, tapi mungkin hal lain. Tapi jalan sebagai salah satu hal penting dalam pelaksanaan pembangunan seharusnya mendapat perhatian yang cukup dari seorang gubernur.Seperti halnya pendidikan (sekolah) pembangunan dan perawatan pasar dll.

Dari sini jelas terlihat bahwa janji program dalam kontestasi politik amat lenteur. Bisa saja dijanjikan saat dia mengajukan diri sebagai kepala pemerintahan (kekuasaan) Namun saat kekuasaan itu diperoleh, seorang yang menjadi penguasa itu bisa berbuat apa saja ; menepatinya atau tidak adalah hak dia.

Padahal saat berusaha memperoleh kekuasaan itu seringkali dia memakai sentimen SARA atau perasaan senasib yang membuat orang menjauh dari satu orang orang berikutnya. Baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Inilah yang menimbulkan perpecahan antar masyarakat hanya karena pilihan politik.

Padahal seperti ilustrasi di atas, seseorang yang terlibat dalam kontestasi, bisa saja dia mengingakari janji kampanyenya atau mengabaikannya sepertti halnya jalan rusak itu.

Sehingga dalam dalam hubungan pertemanan, persahabatan dan persaudaraan sekalipun, seseorang tidaklah elok untuk menggadaikan kerukunan antar warga hanya karena dukung mendukung seseorang dalam kontestasi. Jika hal itu terjadi maka diperkirakan seseoramng akan menjadi buntung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun