Mohon tunggu...
Tabita Larasati
Tabita Larasati Mohon Tunggu... Desainer - disainer

suka jalan-jalan dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Isu Global yang Bawa Misi Agama Sering Jadi Alat Kelompok Radikal

6 Januari 2024   20:54 Diperbarui: 6 Januari 2024   21:07 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perpecahan sebuah bangsa seringkali timbul karena hal yang tidak jelas atau hal kecil. Pihak-pihak tertentu memperuncingnya sehingga menjadi konflik berkepanjangan dan tidak pernah putus.

Pada negara kita, seringkali kita bermusuhan untuk sebab yang tidak terlalu jelas atau hal kecil. Bisa juga karena hal yang tidak terlalu jelas namun pihak tertentu mempelintirnya sehingga bangsa kita terpecah. Atau bisa juga memberi prespektif yang berbeda dan asing  dan rakyat seperti dibodoh-bodohi terhadap faham yang sepertinya ajaran agama atau hal  yang sepertinya baik namun sebenarnya tidak baik.

Seperti yang telah lewat , pada tahun 2010- 2014 , Islamic State (ISIS) yang berada di Suriah gembar gembor menyerukan jihad bagi umat muslim yang berperang melawan pemerintah sah Suriah. Mereka menggunakan dalil agama dan gimmick yang sangat meyakinkan sehingga ratusan ribu, bahkan jutaan orang terpengaruh pada hal itu. Mereka terjebak pada kampanye ISIS melakui media sosial yang meyakinkan mereka bahwa jihad masa kini adalah mewujudkan negara islam yang berdasarkan syariat Islam. Kita tahu banyak sekalui warga Indonesia yang terpengaruh pada halk itu. Mereka meninggalkan apa yang mereka punya di Indoensia dan bergabung dengan ISIS. Setelah waktu berlalu mereka mendapati bahwa apa yang disebut dengan jihad adalah perjuangan politik ISIS untuk mewujudkan keinginan mereka mendirikan agama. Artinya ambisi pribadila atau kelompoklah yang sebenarnya mereka perjuangkan.

Begitu juga dengan konflik Israel-Palestina juga menjadi salah satu isu yang ditunggangi. Output-nya di antaranya adalah munculnya Foreign Terrorist Fighter, lahirnya militansi berbasis 'islamic solidarity', dan tuduhan Negara tidak berpihak kepada Palestina. Ketiganya merupakan fondasi propaganda yang disebar secara massif di media online memanfaatkan narasi 'Islam terzalimi' di Gaza. Dua isu besar tersebut hanyalah sebagian dari beberapa tantangan dalam upaya membangun ulang bangsa yang rukun dan sentosa.

Seiring pergantian tahun, saatnya bagi umat beragama untuk merefleksikan perjalanan tahun 2023. Sebuah tahun yang tidak hanya penuh dengan tantangan, tapi juga peluang. Salah satu peluangnya adalah keterlibatan umat beragama dalam proyek-proyek kemanusiaan. Misalnya dengan berkolaborasi menanggulangi isu perubahan iklim, kelaparan, dan ketidaksetaraan.

Keterlibatan ini penting karena isu-isu global selalu menjadi pintu masuk kelompok radikal terorisme dalam menyebarkan pahamnya. Artinya, upaya kolaborasi ini dilakukan bukan hanya dalam membangun kesejahteraan Bersama, namun juga menutup akses diseminasi dan propaganda kelompok radikal terorisme di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun