Mohon tunggu...
Tabita Larasati
Tabita Larasati Mohon Tunggu... Desainer - disainer

suka jalan-jalan dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Sampai Pemaknaan Salah Bisa Langgar Hukum

13 Desember 2022   22:49 Diperbarui: 13 Desember 2022   23:00 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa aksi terorisme berupa penyerangan atau bom bunuh diri di Indonesia seringkali mengaitkan aparat dan negara kesatuan RI dengan thogut. Teriakan thogut juga pernah diteriakkan pelaku terorisme sebelum menyerang polisi Banyumas pada tahun 2017. Tahun yang sama, teroris juga menyerang polisi dengan menudingnya sebagai thogut ketika menyerang masjid Faletehan blok M Jakarta.

Begitu juga penyerangan di Jakarta (saat bom Sarinah), bom di Sumatera Utara, bom di Sukoharjo dan beberapa peristiwa bom lainnya selalu mengarah ke aparat atau pos polisi karena mereka dianggap thogut.

Bukan hanya pelaku, namun simpatisan sekaligus generasi muda juga sering menganggap polisi sebagai musuh yang harus "dimusnahkan". Pada awal tahun ini misalnya, seorang mahasiswa jurusan Hubungan Internasional (HI) yang cukup pintar juga menyematkan julukan thogut kepada polisi. Mahasiswa ini kemudian diketahui sebagai simpatisan ISIS di Indonesia, meski dia tahun  upaya ISIS untuk mendirikan kekhalifahan di Suriah telah gagal total.

Dalam pendangan para teroris dan simpatisannya, thogut artinya sebuah kelompoj individu yang berada di bawah naungan system atau hukum non Islami (non syariat islam). Dalam pengertian mereka, sebenarnya bukan saja para polisi tapi juga orang-orang yang berada dalam pemerintahan dengan system non syariat Islam dll. Apalagi Pancasila yang bagi mereka bukan karakter dari syariat Islam adalah thogut.

Karena pemaknaan yang sempit -- dan ini dimiliki oleh banyak orang dengan visi agama yang sempit pula- maka tidak heran ada penyerangan ke Mabes Polri beberapa waktu lalu, ada upaya menerobos Paspamres untuk menemui Presiden RI untuk menunjukkan bahwa dasar negara Indonesia salah karena seharusnya syariat Islam. Wanita penerobos ini diketahui membawa senajata.

Ini semua adalah pemaknaan yang salah dari beberapa pihak soal Pancasila. Pancasila sama sekali tidak bertentangan dengan Islam dan sebaliknya. Karena sejatinya Pancasila menjunjung tinggi nilai ketuhanan, kemanusiaan dan keadilan. Sama sekali tidak ada alasan untuk menyebut Indonesia sebagai pemerintahan thaghut. Para pelaku terorisme termasuk para simpatisan terorisme ini mengandalkan istilah thogut sebagai tindak pelanggaran hukum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun