Mohon tunggu...
Tabita Larasati
Tabita Larasati Mohon Tunggu... Desainer - disainer

suka jalan-jalan dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Puasa adalah Juga Merdeka dari Adu Domba Bernarasi

7 April 2022   10:23 Diperbarui: 7 April 2022   10:28 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat kita melampaui puasa di bulan Ramadhan, di ujung ada perayaan Idul Fitri, apa yang sering diucapkan oleh banyak orang dalam rangka perayaan puncak agama Islam itu?

Ya, ucapan yang sering dilontarkan orang adalah "selamat rayakan kemenangan" Kemenangan atas apa ? Atas menahan diri kita dari segala hawa nafsu yang terkait dengan keinginan daging dan batin kita. Kita tidak bisa berbuat semau kita sewaktu Ramadhan dalam keseharian.

Namun yang sering terlupa dan sering tidak sadar adalah masih banyak dan seringnya umat untuk mematik konflik. Bukan konflik fisik seperti tawuran atau kriminal lain, namun tanpa sengaja kita menyebarkan bibit konflik dengan tulisan-tulisan kita di media sosial, mulai dari facebook, twitter, instagram maupun di wa grup sampai grup telegram.

Tulisan-tulisan itu sering bersifat merendahkan kelompok lain atas banyak hal. Kita mungkin tahu saat ini banyak gejolak yang sedang terjadi di masyarakat. Dari harga-harga yang melambung tinggi, kebijakan pajak yang baru lalu ajakan beberapa pihak untuk menurunkan kepala negara atas kebijakan dan sikapnya yang mungkin tidak disetujui oleh beberapa pihak.

Narasi-narasi yang dilontarkan mereka seringkali tidak pada tempatnya. Nama yang sering diplesetkan, ucapan kasar dilontarkan menyikapi beberapa kebijakan yang dinilai merugikan rakyat. Ucapan itu bersifat massif dan dengan amplifikasi (penyebaran) yang semakin besar, sehingga narasi narasi kasar dan tak layak penuh caci maki itu memenuhi timeline media sosial rakyat. Ini dilakukan oleh pihak yang pro dan anti pemerintah tanpa mengindahkan bulan puasa sekalipun.

Ramadhan sesungguhnya adalah bulan suci yang sangat dihormati tidak saja untuk umat muslim tapi juga oleh umat lainnya. Pada bulan ini kita tahu al-Quran diturunkan Allah pada hari ke 17 Ramadhan, sehingga bulan ini memang bulan yang special. Bulan yang seharusnya bisa menyatukan umat muslim untuk tetap beribadah dan menjalani semua ajaran dengan baik.

Ramadhan sejatinya adalah waktu yang tepat untuk memerdekakan diri dari hawa nafsu dan keinginan lainnya. Tantangan berupa keinginan berkonflik termasuk konflik dalam bernarasi dan bersikap seharusnya bisa dilawan bahkan bisa dihilangkan pada bulan ini dan bulan-bulan berikutnya.

Semangat Ramadhan yang memerdekan dan mempersatukan adalah semangat yang harus terus dijaga oleh bangsa ini. Umat muslim harus merdeka dari nafsu, egoisme, fanatisme, adu domba dan perpecahan, karena persatuan itu indah walaupun dalam perbedaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun