Fuad Bawazier banyak dikenal sebagai mantan Dirjen Pajak dan kroni dekat Soeharto. Kini dia politikus.Banyak yang tak tahu bagaimana dia memulai karir politiknya.
*
Tak disangkal lagi, ketika Orde Baru berkuasa, Fuad dekat sekali dengan Soeharto. Dia menjadi orang nomor satu di pajak sejak tahun 1993 dan akhirnya diangkat menjadi Menteri keuangan di masa akhir pemerintahan Soeharto tahun 1998.
Setelah era Soeharto berakhir, dia bergabung dengan Amien Rais di Partai Amanat Nasional (PAN).
Meski Fuad pernah aktif di HMI dan menjadi pengurus KAHMI, ini mengagetkan banyak orang karena PAN lewat poros tengahnya sangat lantang menyuarakan perlawanan terhadap statisquo. Fuad identik dengan orde baru dan identik juga dengan statusquo.
Fuad Bawazier kemudian mencoba peruntungan menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) MPR. Dia mewakili Daerah Istimewa Yogyakarta.
Yang cukup mengagetkan orang adalah Fuad Bawazier waktu itu mencoba untuk menyuap banyak kalangan di DPRD Yogyakarta supaya dirinya lolos.
Pihak-pihak yang terbukti disuap adalah para anggota di fraksi PKB, PPP. Mereka mengaku masing-masing menerima 5-10 juta. Seorang anggota PKB mengatakan bahwa pemberian uang itu mengarah ke jual beli suara agar Fuad lolos menjadi DPD dari Yogyakarta.
Beberapa orang dari fraksi PAN sendiri mengaku bahwa memang ada telepon yang meminta seluruh anggota fraksi PAN agar mendukung Fuad.
Akhirnya, Fuad memang mendapat jatah kursi di DPD MPR mewakili DI Yogyakarta periode 1999-2004.
Yang memalukan adalah; dia melakukan suap untuk memperoleh kursi itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H